Sudah banyak penjual makanan dan minuman, mulai dari pedagang kaki lima sampai kedai kopi
Nggak ada salahnya berjualan di Embung Tambakboyo Jogja, pengunjung bisa rehat sejenak sambil ngemil atau ngopi. Malahan ada beberapa kedai yang menyediakan beragam menu, wah syahdu banget nongkrong dengan view embung plus sunset jika cerah. Bahkan street coffee pun ikut meramaikan danau buatan yang diresmikan pada 2009 ini.
Tapi, nggak tahu kenapa ya, saya merasa kurang nyaman jogging dengan banyak lapak begitu. Pertama, kawasan ini jadi lebih banyak orang kongkow daripada olahraga. Kedua, pedagang yang ada di pinggir jalan embung ini malah mengambil sebagian ruas jalan. Mohon maaf, tapi ini hanya pendapat saya saja kok. Sah-sah saja berdagang apalagi sudah mengantongi izin. Sesungguhnya saya juga pernah kok jajan di Tambakboyo, meski jarang.
Beberapa bagian jalan Embung Tambakboyo ada yang berpasir dan berdebu
Jika kamu menyusuri jalan paving block di Embung Tambakboyo Jogja, terdapat beberapa spot yang berpasir. Apalagi kalau ada angin, siap-siap debu akan berterbangan. Di samping itu, pasir yang berserakan membuat jalanan licin dan berbahaya untuk pelari. Pacuan kuda adalah area yang paling berpasir, jadi kamu harus berhati-hati kalau lewat sini, gunakanlah sepatu running yang proper juga ya.
Sehabis hujan lebih tidak nyaman lagi. Kamu akan menemui genangan air di mana-mana plus becek. Akhirnya tidak jadi lari namanya, melainkan jalan timik-timik agar kita bebas dari cipratan air.
Itulah 3 alasan kenapa saya jarang jogging di Embung Tambakboyo Jogja waktu masih kuliah di Jogja tahun lalu. Saya merasa kegiatan pembakaran kalori di sini kurang maksimal. Saya justru lebih memilih olahraga di sekitar kosan atau sesekali ke Wisdom Park UGM. Tapi, kalau mau sekadar nongkrong atau healing tipis-tipis yang nggak jauh dari kota, bolehlah ke embung ini.
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Embung Tambakboyo Sleman, Tempat Melepas Penat yang Kurang Terawat




















