Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Emang Kenapa kalau Mahasiswa Ngandelin Internet buat Nyari Referensi?

Sahyul Pahmi oleh Sahyul Pahmi
22 Juni 2020
A A
internet buat nyari referensi

Emang Kenapa kalau Mahasiswa Ngandelin Internet buat Nyari Referensi?

Share on FacebookShare on Twitter

Kadang saya mikir kalo internet ini kasian banget sih. Dia sering dijadiin kambing hitam di sistem pendidikan kita khususnya di perguruan tinggi. Ketika jelas-jelas dia dibikin buat melampaui batas-batas alam yang menghalangi manusia untuk saling terhubung, dan saling memudahkan dalam mencari informasi, dosen-dosen di perguruan tinggi malah mengingkari ciptaan maha tinggi ini dengan sering sekali bilang kalau internet jangan diandalkan buat nyari referensi.

Mohon maaf nih ya, permintaan dosen yang kayak gitu tuh udah nggak relevan dengan zaman di mana kita tinggal. Betul, zaman digital! Sebab kita harus pintar-pintar menempatkan diri, atau seengaknya manut-manut saja kalau nda bisa. Hehehe.

Walau mungkin keresahan dosen akan banyak mahasiswanya yang nyari referensi dari internet sama dengan ketakutan Einstein tentang dunia yang hanya menghasilkan generasi idiot jika artificial intelligent menggantikan interaksi manusia. Tapi ya jika keresahan dan ketakutan itu terus dipelihara, kita semua keburu idiot duluan sebelum menciptakan peradaban tanpa digitalisasi. Poinnya sebenarnya gimana kita mampu menempatkan diri saja di era digital ini.

Jadi ada baiknya saya kira, kita ajukan pertanyaan kepada dosen-dosen kita yang sering menyalahkan mahasiswanya yang mengandalkan internet buat nyari referensi. Sudahkah bapak/ibu menempatkan diri di era digital ini?.

Motif dasar dari keresahan tersebut kan berasal dari situs-situs web atau blog tempat mahasiswa mencomot referensi yang bagi dosen tidak dapat divalidasi nazab keilmiahannya. Jadi mengapa tidak dosen menyediakan referensi terpercaya yang bisa diakses mahasiswanya di internet, atau artikel-artikel penelitian dosen, jangan hanya dipublish di jurnal yang kebanyakan tidak bisa diakses secara full teks dong. Bisa sih diakses kalau bayar, namun iuran SPP aja banyak yang tidak dapat potongan (semenjak pandemi ini) apalagi harus bayar jurnal lagi.

Kalau dosen belum melakukan hal tersebut, jangan terlalu resah amatlah sama mahasiswa yang mengandalkan internet untuk mencari referensi.

Atau saya kasi tahu deh, misalnya saja, seorang dosen mempunyai web pribadi, dan mempublish referensi-referensi terpecaya di dalam web tersebut. Maka ajaklah mahasiswanya untuk mengaksesnya dan menjadikannya referensi makalah, kan mudah, nggak perlu lagi kita menyalahkan internet. Kalau hal seperti itu sudah dosen lakukan dan dosen masih meresahkan mahasiswanya yang mengandalkan internet untuk mencari referensi, yah berarti salah sendiri, toh web pribadi itu punya bapak sendiri.

Setidaknya saling share hasil bacaan, penelitian, atau hal-hal yang bermanfaat sesuai disiplin ilmu yang ditekuni, yang berasal dari dosen itu sendiri. Bisa kok dilakukan pas kuliah biar kuliah tidak sekadar isi absen.

Baca Juga:

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Tanpa menafikan kehadiran buku sebagai saluran utama dari sebuah ilmu, adanya integrasi, transformasi, dan kombinasi material serta non-material ke entitas digital tentulah harus terus digalakkan.

Mungkin saja jika Einstein tahu akan hal ini, maka saya kira ia tak akan takut lagi dengan dunia yang dikuasai digital, bahkan bisa saja ia mendukungnya sebab dalam banyak kutipannya ia juga mengatakan “Pendidikan adalah apa yang tersisa setelah semua dipelajari di sekolah.”

Dan tampaknya agak salah kaprah dengan definisi kita tentang teknologi atau dalam hal ini yang berhubungan erat dengan digital, sebab kita lebih sering mengartikannya sebagai alat semata, dan jika alat itu tidak berhasil kita justru melabelinya sebagai benda yang bekerja dengan tidak tepat, padahal bisa saja penggunaanya yang masih keliru. Heidegger telah mencetuskan ‘aletheia’ bahwa manusia mengharuskan berteknologi, sebab teknologi bagian dari manusia itu sendiri, akan tetapi dalam fungsinya yang bersensi.

BACA JUGA Bapak dan Ibu Dosen, Anjuran Kampus Itu Kuliah Online Bukan Ngasih Tugas dan tulisan Sahyul Pahmi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Juni 2020 oleh

Tags: DosenInternetMahasiswareferensi
Sahyul Pahmi

Sahyul Pahmi

Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan, dan saat ini masih belajar menjadi manusia,

ArtikelTerkait

Wisuda UIN SAIZU Purwokerto: Wisuda Terbaik yang Nggak Menguras Duit, Justru Dapat Banyak Benefit

Wisuda UIN SAIZU Purwokerto: Wisuda Terbaik yang Nggak Menguras Duit, Justru Dapat Banyak Benefit

5 Desember 2023
mahasiswa indonesia di mesir universitas al azhar kairo mojok.co

5 Fakta ‘Nggak-nggak’ tentang Mahasiswa Indonesia di Mesir

12 Juli 2020
Society of Spectacle

Jadilah Society of Spectacle yang Baik dan Tidak Meresahkan

24 September 2019
Rindu Bus Kuning alias Bikun UI yang Sering Dianggap Bus Paling Nyaman

Rindu Bus Kuning alias Bikun UI yang Sering Dianggap Bus Paling Nyaman

1 September 2020
5 Stereotipe yang Saya Dapatkan sebagai Mahasiswa S2 di Universitas Trisakti, Salah Satunya Dicap Aktivis Gemar Demo

5 Stereotipe yang Saya Dapatkan sebagai Mahasiswa S2 di Universitas Trisakti, Salah Satunya Dicap Aktivis Gemar Demo

25 September 2025
4 Kisah di Drakor At a Distance, Spring is Green yang Merepresentasikan Susahnya Kehidupan Mahasiswa terminal mojok

4 Kisah di Drakor At a Distance, Spring is Green yang Merepresentasikan Susahnya Kehidupan Mahasiswa

25 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.