Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Eksploitasi Karya Orang Lain Demi Keuntungan Pribadi

Tappin Saragih oleh Tappin Saragih
6 Juli 2019
A A
karya orang lain

karya orang lain

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir-akhir ini saya gelisah. Saking gelisahnya, saya membuka halaman awal buku-buku cetak yang ada di rak buku saya. Semua tulisannya masih sama:

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Lalu kegelisahan saya apa? Jadi begini, saya sering menggunakan media sosial terutama Instagram. Di situ, selain berkarya—menulis dengan nama pena—saya juga membaca atau mengamati postingan akun lain—kadang-kadang stalking gebetan, sesekali mantan. hehe

Di akun itu, setiap hari saya berusaha konsisten mem-posting satu atau dua tulisan. Kadang-kadang, saya tulis kata-kata bijak ala saya di story. Tentu, semua postingan sebisa mungkin  saya buat menarik baik dari konten maupun sampulnya—foto. Harapannya, semakin banyak yang tertarik mengikuti akun saya, membaca dan juga membagikan karya-karya saya. Intinya, tulisan saya bermanfaat bagi orang lain.

Sebagai pengkarya, saya senang dong kalau karya-karya saya dibaca—diberi like, walau belum tentu dibaca sih)—diberi komentar—saya lebih suka kritik tapi itu jarang terjadi—atau di-posting ulang. Sering saya senyum-senyum sendiri, merasa bangga karena ternyata ada juga orang yang tertarik atau merasa terinspirasi dengan karya-karyaku. Saya merasa berharga dan berguna sebagai manusia—itu nasihat Pram loh.

Oke, kembali ke persoalan utama. Kegelisahan saya apa? Ada tiga pengalaman pribadi yang kurang lebih esensinya sama. Pertama—karena tulisan saya bagus—anggap saja bagus, setidaknya menurutku pribadi—beberapa followers, yang kebetulan saya follback, sering mengutipnya dan menjadikannya caption di postingan-nya tanpa mencantumkan sumbernya. Saya tidak gila hormat—cuma agak kesal sekaligus lucu saja karena saya melihatnya lewat di beranda.

Orang-orang seperti itu mudah saya maafkan walau tak terlupakan. Kadang-kadang saya beri komentar: “caption­nya nice bro”. Beberapa sadar lalu menghapusnya. Sebagian lagi pura-pura tidak tahu apa masalahnya, dan malah ­­nge-like komentarku. Nah tipe yang kedua ini yang kadang bikin gerah atau memancing emosi. Cuma masih aku maafkan sambil geleng-geleng kepala.

Baca Juga:

Apa pun Alasannya, Memaklumi Pembajakan Film Jelas Ra Mashok!

Memahami Kemuakan Tere Liye lewat Buku Hadiah Giveaway

Kedua. Beberapa akun, sengaja me-repost atau re-upload karya—tulisan—orang yang belum dikenal seperti saya tanpa izin. Semua isi postingan di akunnya, tulisan-tulisan yang dianggap menarik dari banyak orang. Mungkin mereka menganggap: “Ah, orang ini bukan siapa-siapa, paling mereka senang juga karena dibaca oleh ribuan orang.”

Kenyataannya memang banyak yang senang. Bagaimana tidak, followers-nya puluhan bahkan ratusan ribu. Jujur, awalnya saya bahkan sempat senang. Pengikutku tambah karena mereka.  Untuk kegelisahan ini, meski sulit saya berusaha memaafkan. Kalau sudah tidak sanggup, biasanya aku DM secara personal. Saya berikan ceramah singkat—kritik sekaligus sikapku pribadi. Beberapa cuma read pesanku. Memang bikin kesal.

Dan ketiga—ini yang paling berat. Ini butuh solusi dari pemerintah, polisi, para ahli bahkan bila perlu orang pintar. Ini serius. Dari hasil pengamatanku, banyak akun-akun serupa yang kerjanya cuma mem-posting karya-karya orang lain (masih hidup atau sudah mati)—dikenal secara luas—dalam bentuk kutipan singkat atau bahasa kerennya quotes. Tak jarang, saya temukan misalnya kutipan yang sama, misalnya dari Pram, terpampang di lebih sepuluh akun. Yang membedakan satu sama lain, ya cuma tampilannya doang. Isinya sama persis, seratus persen.

Akun-akun itu punya pengikut yang banyak (entah pengikutnya asli atau tidak—yang dibeli dari peternak akun—bukan urusan saya. Intinya, pengikutnya ribuan bahkan ratusan ribu). Saya curiga mereka tidak membaca karya—buku—penulis yang mereka kutip. Mereka hanya berselancar ke akun-akun yang lain.

Saya juga curiga motivasi mereka membuat akun itu. Dengar-dengar, mereka ingin menyebarkankan hal-hal baik—pengetahuan atau ilmu. Sekilas terdengar cukup keren. Tapi benarkah? Saya curiga. Kalau benar seperti itu, kok sering-sering posting iklan ya? Pasti kan dapat uang dari situ. Lalu masalah kalau seseorang cari uang dengan cara seperti itu? Ya tergantung.

Lalu masalahnya apa sehingga saya gelisah? Begini, di awal sudah saya sebutkan tulisan yang tertera di setiap awal buku: “Dilarang… tanpa seizin…”. Nah, apakah pengurus akun-akun tersebut sudah meminta izin sebelum mem-posting atau menyebarkan tulisan yang mereka ambil dari sebuah buku atau karya seseorang?

Masalah berikutnya, bila sudah izin, lalu apakah penulis mendapatkan bayaran seperti layaknya sebuah koran atau media yang memuat tulisan seseorang? Seperti apa kesepakatannya? Sejauh mana kita boleh mem­-posting karya seseorang? Apa ukurannya? Kalau pertanyaan yang ada di kepala diteruskan, tulisan ini jadi terlalu panjang.

Di sinilah letak kegelisahan terbesar saya (Ya anda mungkin menganggapnya biasa saja dan tetap nyenyak saat tidur). Saya sebut kegelisahan karena sudah mengganggu pikiran dan saya tidak bisa menjawabnya. Kegelisahan saya di atas terutama yang ketiga menyangkut persoalan moral dan hukum. Kalau dipikir-pikir, perilaku-perilaku tersebut rentan dengan yang namanya, eksploitasi karya orang lain untuk keuntungan pribadi (di beberapa akun, eksploitasi penderitaan atau aib orang lain untuk menghasilkan uang. Nah, ngeri kan hehe).

Saya tidak anti uang.  Uang itu baik atau tidak tergantung dari cara kita memandang dan menghasilkannya. Uang kita butuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup. Lagipula, menurutku pribadi uang bukanlah segalanya. Bagi mereka yang punya integritas dan menghargai sebuah nilai (esensi), tentu uang adalah sarana semata bukan tujuan hidup.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: karya orang lainPembajakanplagiarisme
Tappin Saragih

Tappin Saragih

ArtikelTerkait

Fenomena Pembajakan Film di Indonesia

Fenomena Pembajakan Film di Indonesia

3 Mei 2019
plagiasi

Menanyakan Motif Plagiasi Status Agus Mulyadi

25 Juli 2019
kyoani

Terbakarnya KyoAni dan Isu Plagiat

25 Juli 2019
buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

Memahami Kemuakan Tere Liye lewat Buku Hadiah Giveaway

29 Mei 2021
plagiat

Kok Bisa ya Ada Orang Kepikiran buat Plagiat

17 Juni 2020
logo KKP plagiarisme desain mojok

Polemik Logo KKP: Plagiarisme hingga Selera Instansi Pemerintah yang Patut Dipertanyakan

12 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.