Lebih parah lagi, pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman dari luar, memaksa kita membeli makanan dan minuman di dalam area wisata yang harganya sangat mahal. Bayangkan saja, untuk membeli satu gelas es teh, saya harus merogoh kocek sebesar 10 ribu rupiah, tiga kali lipat dari harga normal di luar. Memang benar, di tempat wisata harga-harga biasanya lebih mahal, namun kenaikan harga sebesar itu benar-benar di luar dugaan saya, setidaknya merujuk pada pengalaman saya berkunjung pada tempat wisata lain. Pengalaman ini membuat saya merasa wisata ini tidak ramah bagi pengunjung yang ingin berhemat.
Kecewa dengan Dusun Semilir
Itulah beberapa hal yang membuat saya sebagai kaum mendang-mending kecewa terhadap Dusun Semilir Semarang, dan kapok untuk mengunjungi kembali. Saran saya, bagi Anda yang berencana mengunjungi Dusun Semilir, pastikan bahwa Anda adalah bukan kaum mendang-mending. Setelah menggugurkan syarat pertama, saya sangat menyarankan untuk melakukan riset mendalam terlebih dahulu. Jangan hanya mengandalkan informasi dari media sosial seperti TikTok, karena bisa jadi ekspektasi yang diberikan tidak sesuai dengan realitas.
Selain itu, perhitungkan baik-baik anggaran yang Anda miliki. Jangan terkecoh dengan nama “Dusun” yang mungkin terkesan sederhana dan murah. Di balik nama tersebut, tersimpan pengalaman yang bagi saya, sebagai kaum mendang-mending, cukup memberatkan.
Penulis: Aditya Firmansyah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Dusun Semilir: Alternatif Tempat Wisata di Semarang yang Family Friendly