Durasi Lampu Merah Margorejo Surabaya Nggak Manusiawi, Saking Lamanya Bisa Ditunggu Sambil Ngopi dan Kelarin Skripsi

Durasi Lampu Merah Margorejo Surabaya Nggak Manusiawi, Saking Lamanya Bisa Ditunggu Sambil Ngopi dan Kelarin Skripsi

Durasi Lampu Merah Margorejo Surabaya Nggak Manusiawi, Saking Lamanya Bisa Ditunggu Sambil Ngopi dan Kelarin Skripsi (Unsplash.com)

Jika kalian mengetikkan keyword “lampu merah terlama di Indonesia” pada mesin pencari Google, kalian akan menemukan lampu merah Margorejo Surabaya. Lampu merah satu ini dinobatkan sebagai lampu merah terlama nomor dua di Indonesia dengan durasi lebih dari 300 detik. Bahkan, lampu merah Kalibanteng Semarang yang terkenal lama banget itu masih kalah lama dibandingkan lampu merah Margorejo. Saking lamanya, kalian bisa menunggu sambil ngopi dan menyelesaikan skripsi.

Ada banyak sekali keluhan warga Surabaya tentang lampu merah Margorejo sampai pernah menjadi trending topic di aplikasi X. Bahkan Pepeng—seorang influencer yang kontennya mereview jalan di Sidoarjo dan Surabaya—mengatakan, konon katanya tentara Sekutu sampai takut datang lagi ke Surabaya karena nggak tahan kalau harus menahan panas dan macet di lampu merah Margorejo.

Penyebab utama lamanya durasi lampu merah Margorejo Surabaya

Sebenarnya ada banyak penyebab lamanya durasi lampu merah di Margorejo Surabaya. Akan tetapi ada tiga penyebab utamanya.

Pertama, lampu merah ini berada di kawasan simpang enam dan posisinya tepat di samping Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan vital dan penting di Kota Surabaya. Kedua, tepat di depan lampu merah Margorejo ada perlintasan kereta api. Ketiga, ini alasan yang sifatnya kondisional dan nggak terduga, yaitu sering ada tilangan polisi di sekitar lampu merah.

Jalanan yang ruwet dan macet biasanya memang berpotensi membuat pengendara motor dan mobil melanggar aturan lalu lintas. Nah, kondisi tersebut sering kali dimanfaatkan penegak hukum untuk ngetem atau mencari mangsa di sana. Biasanya polisinya ndelik pas kita membuat pelanggaran, barulah beliau muncul secara tiba-tiba. Nggaplei memang.

Namun untuk saat ini, seharusnya tilangan di sekitar lampu merah Margorejo sudah jarang lantaran Kota Surabaya mulai menerapkan tilang elektronik. Kalau masih ada kalian foto dan viralkan saja, Rek. Biar sama-sama intropeksi diri antara yang melanggar marka jalan dan polisi lalu lintasnya.

Baca halaman selanjutnya: Perenggut masa muda warga Surabaya…

Lampu merah perenggut masa muda warga Surabaya

Warga Surabaya memberi julukan lampu merah Margorejo sebagai lampu merah perenggut masa muda. Julukan tersebut bukannya tanpa alasan, durasi lampu merah dan lampu hijau di sini memang ora umum karena nggak imbang.

Misalnya kita menunggu lampu merah selama 312 detik kemudian lampu hijaunya menyala. Nanti saat lampu hijau menyala belum sampai 150 detik, lampunya sudah menjadi merah lagi. Kalau saya naik mobil, baru saja kaki injak gas, eh, sudah harus berhenti lagi karena lampunya sudah merah lagi. Bisa kayak gini sampai empat kali jika kondisi jalan sedang ramai, lho.

Kebetulan dulu saya kos di daerah Margorejo, jadi saya tahu betul betapa nggak manusiawinya lampu merah satu ini. Nggak jarang, saya sengaja memutar dengan rute yang lebih jauh hanya untuk menghindari lampu merah tersebut.

Akan tetapi di balik durasi lampu merah Margorejo, warga Surabaya masih beruntung lantaran memiliki wali kota yang suka mengumumkan prestasinya melalui speaker yang dipasang di lampu merah. Jadi, kalau kita capek menunggu lampu merah berubah jadi hijau di bawah terik matahari, kita mendapat hiburan suara wali kota yang mengumumkan angka stunting Surabaya menurun. Atau, bahkan pengumuman prestasi yang didapatkan Kota Pahlawan saat beliau menjabat wali kota.

Kalau kota lain mah hiburan di lampu merahnya paling mentok manusia silver, lha Surabaya wali kotanya sendiri yang langsung turun tangan. Keren, kan?

Katanya mau dibuat otomatis menyesuaikan kepadatan kendaraan

Lampu merah Margorejo Surabaya pertama kali viral pada tahun 2020 lalu. Seingat saya, yang pertama kali membuat lampu merah ini viral adalah akun IG LoveSurabaya. Waktu caption postingannya seperti ini: Iso ditinggal godok Indomie, nyeplok endok, wes mateng, terus dipangan sampe entek, lampune ijek abang.

Postingan Instagram tersebut kemudian dibanjiri ribuan komentar dari warga Surabaya yang merasa relate dan pernah merasakan betapa lamanya menunggu di lampu merah perenggut masa muda tersebut. Lebih dari tiga tahun berlalu sejak status Instagram tersebut pertama kali dibuat, tapi sampai hari ini durasi tunggu di lampu merah Margorejo Surabaya masih belum berubah, tetap saja lama sekali.

Akhir tahun lalu, Pemkot Surabaya mengatakan jika akan mengganti traffic light di jalan yang ramai seperti Margorejo dengan lampu merah sistem otomatis. Jadi, durasi tunggunya disesuaikan dengan kepadatan lalu lintas sehingga bisa meminimalisir kemacetan dan antrian panjang.

Saya belum tahu apakah konsep traffic light otomatis tersebut sudah diterapkan. Akan tetapi, terakhir saya melewatinya kira-kira bulan lalu, lampu merah Margorejo Surabaya ini masih lama sekali waktu tunggunya. Belum ada perubahan yang berarti. Apalagi saya melewatinya saat ada kereta api lewat. Makin tambah lama, Rek!

Konsep lampu merah otomatis mengikuti kepadatan kendaraan kalau diterapkan pun kayaknya nggak memberikan efek signifikan. Sebab, simpang enam Margorejo setiap hari dari pagi, siang, sore, dan malam nggak pernah sepi, kecuali dini hari. Ya mosok harus menunggu subuh dulu kalau mau lewat sini? Kan nggak gitu konsepnya.

Jadi, mending warga Surabaya diminta beralih ke transportasi umum saja. Kalau banyak yang naik kendaraan umum, kepadatan jalan berkurang dan otomatis durasi lampu merah Margorejo Surabaya ikutan turun.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Lampu APILL di Surabaya yang Durasinya Ora Umum.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version