Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengapa Dua Orang yang Saling Mencintai Setelah Sekian Lama Jadi Tampak Mirip?

Azis Anwar Fachrudin oleh Azis Anwar Fachrudin
14 Oktober 2019
A A
mencintai jadi mirip

mencintai jadi mirip

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu rujukan untuk menjawab pertanyaan ini barangkali bisa diperoleh dari Mulla Sadra. Dalam “al-Asfar”, sufi-filsuf abad 17 itu menulis satu bab tentang cinta (al-‘isyq), yang dibaginya ke dalam dua jenis, haqiqi (kepada Tuhan) dan majazi (kepada manusia). Cinta kepada manusia ia bagi menjadi dua lagi, nafsani (terarah ke jiwa) dan hayawani (terarah ke raga).

Cinta nafsani, kata Sadra, akan muncul ketika terjadi “musyakalah nafs al-‘asyiq wal-ma’syuq fil-jawhar”, kemiripan jiwa antara yang-mencintai dan yang-dicintai secara substansi. Cinta nafsani digambarkan Sadra dalam nuansa yang Platonik: pada hakikatnya orang yang mencintai sudah memiliki ‘forma’ (shurah) atau gambaran ideal mengenai yang-ingin-dicintainya, dan kemudian gambaran ideal itu menemukan wujudnya dalam jiwa orang yang-dicintai.

Dalam gambaran ini, objek cinta bukanlah, seperti dalam cinta hayawani, keindahan paras dan tubuh dari orang-yang-dicintai, melainkan sifat-sifat dari yang-dicintai (syama’il al-ma’syuq) yang cocok dengan ‘forma’ itu. Mencintai adalah menemukan kepingan refleksi diri dalam jiwa orang-yang-dicintai. Cinta, dalam gambaran yang Platonik, memang persoalan jiwa. Frasa “belahan jiwa” menangkap makna ini.

Bedanya Sadra dengan Plato, Aristoteles, dan filsuf Muslim Peripatetik adalah: Dalam Plato, jiwa dan raga adalah dua hal yang berbeda dan distingtif. Jiwa, yang akan hidup abadi, adalah substansi yang ‘men-dunia’ setelah masuk ke dalam materi jasadiah atau raga, yang menjadi aksiden bagi jiwa. Aristoteles, melalui Kategori-nya (yang dalam filsafat Islam dikenal dengan “al-maqulat al-‘asyr”), kemudian membedakan substansi dari aksiden. Bagi Aristotles, yang diikuti oleh filsuf Muslim Peripatetik, gerakan (‘motion’, ‘harakah’) dan perubahan hanya terjadi dalam aksiden, bukan substansi; dalam raga, bukan jiwa.

Sadra berbeda pendapat. Baginya gerakan juga terjadi dalam substansi—disebut dengan gerakan substansial (“harakah jawhariyyah”), satu konsep kunci dalam filsafat Sadra. Jiwa dan tubuh berhubungan secara interdependen dan hubungan inilah yang membentuk seorang manusia. Berkat hubungan ini, ketika jiwa bergerak dan berubah, dampaknya akan mengejawantah dalam raga.

Nah, dalam filsafat Sadra, substansi selalu ingin mencari dan bergerak menuju kesempurnaan. Dalam cinta haqiqi, fitrah jiwa adalah cenderung mencari Yang Ilahi, asal muasal eksistensi, “sangkan paraning dumadi”. Dalam hal cinta nafsani, jiwa mengalami hasrat yang kuat untuk bisa bersatu dengan jiwa yang-dicintai (“ittihad nafs al-‘asyiq wal-ma’syuq”). Cinta menjadi energi yang mendorong terjadinya gerakan untuk bersatu ini. Dalam gerak ini, semakin dekat untuk menyatu dengan yang-dicintai, perubahan (shairurah) terjadi dalam jiwa, yang menjadi kian identik dengan ‘forma’ yang-dicintainya. Jiwa yang mendekat dan kian identik dengan ‘forma’ yang-dicintai membuat orang yang mencintai kian mirip dengan yang-dicintainya.

Jadi, ringkasnya, penyebab makin miripnya dua orang yang saling mencintai adalah “harakah jawhariyyah” dalam jiwa.

Boleh jadi tafsir saya terhadap Sadra ini keliru—saya membaca Sadra juga baru hari-hari belakangan ini. Betapapun demikian, saya mengimajinasikan mekanisme yang demikian itulah yang akan terjadi ketika dua orang saling mencintai. (*)

Baca Juga:

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

BACA JUGA Cerita Diusir dari Masjid dan Misteri Skenario Allah Swt atau tulisan Azis Anwar Fachrudin lainnya. Follow Facebook Azis Anwar Fachrudin.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2019 oleh

Azis Anwar Fachrudin

Azis Anwar Fachrudin

Contingent being, mumkinul-wujud

ArtikelTerkait

Nasihat untuk Kamu yang Sedang LDR dari Orang yang Sukses Menjalaninya

Nasihat untuk Kamu yang Sedang LDR dari Orang yang Sukses Menjalaninya

21 Maret 2023
iQOO, Brand Anyar yang Langsung Bikin Heboh

iQOO, Brand Anyar yang Langsung Bikin Heboh

12 Desember 2022
Nggak Harus Punya Kamera dan Peralatan Mahal buat Jadi YouTuber, Ngab! Terminal Mojok

Nggak Harus Punya Kamera dan Peralatan Mahal buat Jadi YouTuber, Ngab!

19 Desember 2020
Medok Sebagai Identitas Bahasa Ibu, Bukan untuk Diremehkan MOJOK.CO

Medok Sebagai Identitas Bahasa Ibu, Bukan untuk Diremehkan

17 Juli 2020
Dinasti Politik Cuma Tema Basi yang Dilempar oleh Calon Kering Imajinasi terminal mojok.co

Yth. Kandidat Pilkada 2020, Hentikan Politik Basa-basi dan Jualan Kaum Milenial

13 Oktober 2020
Dosen Pelaku Pelecehan Seksual Disanksi Skorsing Sekaligus Izin Belajar Lanjut Doktoral, Ini Sanksi Apa Hadiah MOJOK.CO

Dosen Pelaku Pelecehan Seksual Diskorsing Tapi Dapat Izin Belajar Lanjut Doktoral, Ini Sanksi Apa Hadiah?

1 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.