Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Drakor Memang Tidak Cocok dan Sulit Menghibur Penonton Indonesia

M. Isnaini WIjaya oleh M. Isnaini WIjaya
1 Januari 2021
A A
Drakor Memang Tidak Cocok dan Sulit Menghibur Penonton Indonesia terminal mojok.co

Drakor Memang Tidak Cocok dan Sulit Menghibur Penonton Indonesia terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak pandemi yang nggak lelah-lelah pergi, drakor alias drama korea menjadi hal lazim yang ditonton banyak orang. Tidak memandang kasta sosial, yang penting punya gadget dan kuota yang memadai, berbagai judul sudah dapat dinikmati pemirsa di berbagai belahan dunia, termasuk penonton Indonesia.

Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya yang seorang P3D (pencinta, penikmat, pengagum drakor). Belakangan ini beberapa stasiun televisi swasta ikut merayakan kegilaan penikmat drakor dengan menayangkan drakor sebagai tayangan wajib setiap hari. Harapan merdeka dari sinetron-sinetron Indonesia yang bertema “itu-itu mulu” merekah bak mentari terbit di pagi hari.

Sayangnya harapan tetaplah harapan. Asumsi saya bahwa drakor yang ditayangkan di stasiun TV Indonesia dapat menjadi bahan ajar bagi para pemirsanya malah salah kaprah. Lah, kok bisa? Berikut saya memaparkan alasan-alasan bahwa drakor nggak cocok dan nggak bisa dipaksakan untuk penonton Indonesia.

Tayangan drakor tidak relatable dengan kehidupan orang tua.

Betapa menggembirakan ketika saya membayangkan, sudah nonton drakor gratis nggak memerlukan kuota, ditonton di layar televisi lagi. Sayangnya, bayangan itu pupus dilahap kenyataan tatkala ibu saya bingung dan malah nggeremeng (ngomel-ngomel) nggak karuan waktu saya ajak nonton drakor. Blio memilih merebut remote TV yang saya pegang, lalu memindah tayangan ke channel kesukaan beliau.

Kata blio, “Sudah pagi-sore kerja iku capek malah diajak nonton yang mikir-mikir.” Duarrr. Kalimat mak jleb itu menampar saya dengan fakta.

Sebab saya seorang P3D, saya menyanggah perkataan ibu saya, “ Lah, Buk masak tontonan jenengan sinetron terus diulang-ulang lagi kayaknya ndek wingi judul e yo sama.”

Balas ibu saya, “Ya rapopo to, Le, nonton judul seng sama, daripada wajahe sama kabeh, mundak bingung Ibuk.” Jlebbb. Weshhh lebih baik “nggeh” saja daripada menjadi Malin Kundang series 2020. Dari percakapan saya dan ibu saya di atas dapat disimpulkan bahwa drakor memang nggak sesuai dengan kehidupan orang tua. Sebab, orang tua saya yang sibuk kerja pagi hingga sore hiburan terbaiknya ya tontonan yang ringan seperti sinetron, kisah selebriti, dkk. Toh, menurut saya orang tua nggak terlalu butuh bahan ajar untuk dijadikan tontonan, mereka membutuhkan hiburan untuk menghilangkan lelah dan penat.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

Menampilkan drakor yang hanya viral pada masanya

Alasan kedua yang mendukung saya untuk mengatakan “tidak” pada penayangan drakor di TV Indonesia ya ini. Coba lihat dan telusuri drama-drama yang tayang di Indonesia, sebagian besar stasiun televisi Indonesia menayangkan drakor yang viral-viral saja alias mempunyai rating tinggi di Korea Selatan. Misalnya The Word of the Married yang sempat ramai dan memperoleh rating penayangan tertinggi pada 2020, Encounter, Sky Castle, School 2017, Descendant of the Sun, dan sebagainya.

Suatu kelaziman jika stasiun TV Indonesia menayangkan drama yang mempunyai rating tinggi. Hal itu tak lain dan tak bukan supaya stasiun TV Indonesia juga mendapat rating tak kalah tinggi selama penayangan. Sayangnya upaya itu nggak berhasil diterapkan untuk penonton Indonesia yang terlanjur cerdas. Namanya juga viral, pastinya pemirsa drakor lebih memilih menjadi tim on going dan nonton di gawai sampai ending. Lalu setelahnya? Ya sudahhh. Mau ditayangin di TV yang gratis pun, sampai dikasih dubbing terkeren se-Indonesia, kalau sudah nonton ya malas mengulang. Mending cari referensi drakor lain. 

Tidak relate dengan peraturan sensor di Tanah Air

Alasan ketiga ini adalah alasan yang paling nyata mengapa drakor memang tidak cocok untuk penonton Indonesia. Ada seabrek peraturan dari lembaga-lembaga berwenang tentang pertelevisian. Mulai dari KPI hingga LSI. Entah apa yang dipikirkan pihak-pihak tersebut. Yang dikit-dikit sensor dikit-dikit potong. Memang bebek angsa? 

Sebenarnya suatu film atau drama dapat diambil suatu hikmah atau manfaat ketika kalian menontonnya dengan bijak. Coba bayangkan, waktu ada adegan yang sarat akan ilmu seperti drama medis, kita bakal tahu tentang cara memberi napas buatan. Tapi, saya yakin kalau di Indonesia adegan tersebut pasti disensor. Padahal salahnya di mana?

Pada drama The Word of the Married yang tayang di salah satu stasiun swasta Indonesia, ada banyak adegan yang dipotong dan disensor. Dipastikan setelah nonton drama ini di TV, rasanya nggak dapat apa-apa selain kebingungan pada diri sendiri. “Loh kok tiba-tiba ini, kok tiba-tiba si Tae-oh masuk penjara?” Adegan suami istri juga banyak disensor dengan dalih nggak sesuai norma dan adab di Indonesia. Lha daripada menimbulkan ketidakjelasan ya mending cari drama dengan rate 15+ saja kan, minim adegan yang nggak sesuai norma dan adab, nggak membingungkan, pengajarannya juga pasti ada. Penonton Indonesia pun nggak kebingungan. 

Eh, tapi, stasiun TV kan nggak butuh pemirsanya menjadi cerdas dengan apa yang ditayangkan ya? Kan yang penting rating.

Weshhh, mending nonton dramanya lewat gadget aja, nggak menimbulkan kesengsaraan publik. Penonton Indonesia lain tetap konsumsi sinetron, acara gosip, dan reality show nggak masuk akal.

BACA JUGA Anime Menyelamatkan Saya dari Hasutan “Bakal Drakor Pada Waktunya”

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Desember 2020 oleh

Tags: drakordrama korea
M. Isnaini WIjaya

M. Isnaini WIjaya

suka membaca + sambat

ArtikelTerkait

4 Kemiripan Our Beloved Summer dengan Drakor Fenomenal Hometown Cha-cha-cha terminal mojok

4 Kemiripan Our Beloved Summer dengan Drakor Fenomenal Hometown Cha-cha-cha

1 Januari 2022
5 Karakter Utama Pria dalam Drama Korea yang Nggak Agresif Terminal Mojok.co

5 Karakter Utama Pria dalam Drama Korea yang Nggak Agresif

16 Mei 2022
5 Drama Korea Bebas Adegan Ciuman Terminal Mojok

5 Drama Korea Bebas Adegan Ciuman

7 April 2022
4 Hal Sederhana yang Bikin Penonton Drakor di Indonesia Marah

4 Hal Sederhana yang Bikin Penonton Drakor di Indonesia Marah

24 Februari 2025
Prediksi Akhir Drakor Twenty Five Twenty One Sad Ending dan Major Character Death Terminal Mojok

Prediksi Akhir Drakor Twenty Five Twenty One: Sad Ending dan Major Character Death?

24 Februari 2022
Nikmatnya Hidup jika Pasangan Kita Penonton Setia Drama Korea Selatan reply 1988 startup drakor terbaru terminal mojok.co

Nikmatnya Hidup jika Pasangan Kita Penonton Setia Drama Korea Selatan

27 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.