Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan

Muhammad Iqbal Habiburrohim oleh Muhammad Iqbal Habiburrohim
28 Mei 2024
A A
Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan Mojok.co

Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Selama mengerjakan skripsi saya merasa cukup beruntung. Orang tua yang suportif, teman yang menemani, sampai dosen yang benar-benar menjadi pembimbing merupakan kunci utama saya nggak menunda lulus terlalu lama. Terlebih, saya mendapatkan banyak cerita dari teman-teman yang cukup terhambat skripsinya karena dosen pembimbing yang justru sulit ditemui hingga bertele-tele dalam menyampaikan revisi.

Beberapa teman saya juga mengeluhkan dosen yang masih terlalu konvensional. Beliau-beliau ini meminta mahasiswa bimbingannya untuk selalu membawa hard copy naskah skripsi yang di-print dalam jumlah halaman yang cukup banyak. Saya pribadi sebenarnya nggak masalah jika diharuskan revisi dengan membawa naskah yang diprint. Masalahnya, beberapa teman saya ini melakukan bimbingan nggak sekali dua kali saja. Banyak teman-teman yang mengeluhkan tenaga serta biaya untuk print tersebut karena mereka bisa menemui dosen setiap minggu.

Nggak ramah lingkungan dan nggak ramah di kantong

Setiap dosen memang punya cara tersendiri sebagai pembimbing skripsi. Namun, saya pikir bimbingan skripsi dengan soft copy atau melalui Google Docs sekalipun bisa menjadi alternatif yang membantu baik dari dosen maupun mahasiswa. Dosen bisa mengecek perkembangan skripsi mahasiswanya di waktu senggang, kemudian mahasiswa pun bisa merevisi naskah secara real time tanpa menunggu janjian di kampus serta mengeluarkan biaya dan tenaga untuk ngeprint.

Teman saya contohnya, ia melakukan bimbingan seminggu sekali dengan tebal naskah rata-rata setiap print sebanyak 100 halaman. Dosen terkadang juga mau naskahnya berwarna pada bagian tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan untuk satu kali print naskah sekitar kurang lebih Rp30.000. Jika bimbingan dilakukan selama tiga bulan, maka biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk print kebutuhan revisi saja sebesar Rp360.000. Nah, itu kasus pada dosen yang nggak molor dan bertele-tele. Bayangkan teman saya yang lebih dari setahun masih berjuang untuk skripsinya. Ya, boncos juga lama-lama.

Nominal tersebut tentu saja nggak kecil bagi mahasiswa khususnya perantau yang kondisi ekonominya belum stabil. Print naskah setiap revisi juga membuang-buang kertas yang tentunya kurang ramah lingkungan, toh naskah yang direvisi itu juga akhirnya dibuang atau dijual kiloan. Selain kurang ramah lingkungan, hardcopy juga kurang ramah di kantong karena mahasiswa harus keluar biaya tambahan lagi. Sudah UKT tambah mahal, biaya tambahan di luar kuliah juga tambah nggak ngotak.

Print naskah final saja

Saya pribadi juga memahami perspektif dosen yang lebih nyaman mengoreksi skripsi dalam bentuk hard copy. Tapi, menurut saya terlalu terpaku dengan cara konvensional juga kurang pas. Dosen sepertinya juga perlu menormalisasi bimbingan skripsi dengan soft file yang ditunjukkan langsung melalui laptop, di-copy ke flashdisk, atau melalui Google Docs tadi.

Metode tersebut juga bisa lebih menghemat waktu bimbingan, di mana mahasiswa tidak perlu menunggu jadwal dosen yang kosong hanya untuk mencoret-coret naskah skripsi hard copy. Mahasiswa bisa menunggu hasil review dari dosen, kemudian saat revisi sudah selesai mahasiswa bisa merevisi dan langsung menyampaikan revisinya kembali tanpa harus menunggu dosen benar-benar punya jadwal yang kosong.

Hal tersebut tentu juga meminimalisir dosen yang tiba-tiba ghosting tanpa kabar selama berminggu-minggu. Toh revisinya bisa disampaikan kembali dengan cara online entah WA atau pun email. Nah, kalau memang butuh naskah skripsi hard copy, mahasiswa bisa melakukannya saat revisi bab akhir atau menjelang sidang. Jadi naskah yang dikumpulkan benar-benar yang sudah final dan siap ditandatangan oleh dosen pembimbing.

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

Dosen yang Mewajibkan Mahasiswa Beli Bukunya Sendiri Itu Kenapa, Sih?

Dosen pembimbing dan mahasiswa saling memahami

Mahasiswa perlu memahami karakteristik dosennya yang mungkin kelelahan jika mengoreksi terus menerus melalui layar. Di sisi lain, bapak dan ibu dosen pun nggak ada salahnya kok meringankan beban finansial para mahasiswa dengan menormalisasi bimbingan skripsi dengan soft file yang lebih fleksibel.

Dengan begitu, antara dosen dan mahasiswa nggak ada yang dirugikan. Saya pikir dosen juga perlu memahami situasi pribadi yang mungkin sulit ditemui dengan memudahkan mahasiswa dalam melakukan bimbingan. Celakanya, masih terdapat beberapa bapak ibu dosen yang bersikeras menggunakan cara konvensional, tapi nggak sadar bahwa beliau-beliau ini sibuk dan berpotensi menghambat kelulusan mahasiswa. Apa tega kalau begitu?

Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Tipe Dosen yang Nggak Cocok Jadi Dosen Pembimbing Skripsi. Mahasiswa Lebih Baik Menghindarinya demi Lulus Tepat Waktu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2024 oleh

Tags: dosbingDosenDosen PembimbingMahasiswaSkripsi
Muhammad Iqbal Habiburrohim

Muhammad Iqbal Habiburrohim

Mahasiswa biasa yang ingin mencurahkan keresahan

ArtikelTerkait

Bekerja Sesuai Passion Itu Klise, Layaknya Kata Manis yang Bikin Diabetes terminal mojok.co

Apakah Pekerjaan Tiap Sarjana Muda adalah Mencari Pekerjaan?

24 Juli 2019
kelompok

Dear Maba: Jangan Jadi Temen Kelompok yang Menyebalkan

22 Agustus 2019
4 Alasan Nggak Betah Kuliah di UIN Palembang Mojok.co

4 Alasan Nggak Betah Kuliah di UIN Palembang

16 November 2023
senayan

Catatan Kecil dari Senayan

25 September 2019
Mahasiswa Galang Dana di Lampu Merah Terminal MOjok

Mahasiswa Galang Dana dengan Jualan Air di Lampu Merah Tak Salah, tapi Cari Cara dan Tempat Lain, dong!

8 Maret 2021
Saya Lulus Kuliah Lama Gara-gara Kecewa dengan Sosok Si Doel terminal mojok.co

Saya Lulus Kuliah Lama Gara-gara Kecewa dengan Sosok Si Doel

2 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.