Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, apalagi di Jurusan Keguruan

Femas Anggit Wahyu Nugroho oleh Femas Anggit Wahyu Nugroho
18 April 2024
A A
Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, Apalagi di Jurusan Keguruan

Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, Apalagi di Jurusan Keguruan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Nggak apa-apa dosen pelit nilai, apalagi dosen di jurusan Keguruan. Harapannya supaya bisa menghasilkan calon guru yang berkualitas.

Beberapa waktu lalu saya membaca tulisan Aida Fauzia di Terminal Mojok soal dosen pelit nilai. Sebagai mahasiswa saya cukup setuju dengan sebagian besar isi tulisan tersebut. Ya mahasiswa mana juga yang mau dipersulit nilainya, kan.

Akan tetapi setelah saya renungkan kembali, dalam sistem perkuliahan kita dosen memang seharusnya pelit nilai. Perkuliahan memang seharusnya dijalankan dengan ketat terlebih lagi di jurusan Keguruan. Hal ini sebagaimana pengalaman saya selama 6 semester menjadi mahasiswa PGSD.

Dosen pelit nilai memacu keseriusan mahasiswa dalam perkuliahan

Ekspektasi tinggi terhadap kompetensi mahasiswa sudah seharusnya ada. Kalau nggak demikian, perkuliahan bisa dibilang bakal cuma jadi formalitas. Ekspektasi yang tinggi terhadap kompetensi mahasiswa justru dapat memacu mahasiswa untuk bisa lebih serius dalam menjalani perkuliahan.

Memang sih ketahanan psikologis masing-masing orang berbeda, tapi hal itu tak boleh jadi alasan untuk mewajarkan kita menjadi manja untuk mendapat nilai tinggi dengan usaha ala kadarnya alias nggak serius.

Bayangkan saja jika standar kompetensi yang ditetapkan ala kadarnya dan perkuliahan dibuat gampang mendapatkan nilai. Saya jamin malah banyak mahasiswa yang meremehkan kuliahnya. Mungkin dalam benak mahasiswa bakal begini, “Halah, kuliah nggak sulit-sulit amat, yang penting presensi nggak kosong dan ngumpulin tugas nilai pasti aman.”

Hal ini nyata berdasarkan pengalaman saya. Selama menjalani perkuliahan, saya menjumpai beberapa dosen yang menurut saya dan teman-teman saya baik banget. Beliau murah hati dalam memberikan nilai. Akan tetapi karena kemurahan hati itulah saya dan kawan-kawan saya sering kali menganggap enteng perkuliahan beliau. Tenang, yang penting presensi dan mengumpulkan tugas nilai aman.

Jaminan kualitas lulusan terutama mahasiswa jurusan Keguruan

Standar ketat terhadap kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa diperlukan untuk menjamin adanya kualitas lulusan. Bayangkan saja seseorang memegang gelar sarjana tapi ketika ditanya seputar bidang keilmuannya cuma ngang-ngong. Apa nggak konyol?

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

Dosen yang Mewajibkan Mahasiswa Beli Bukunya Sendiri Itu Kenapa, Sih?

Standar ketat ini tentu seharusnya diberlakukan di semua jurusan, terlebih di jurusan Keguruan. Lulusan jurusan Keguruan perlu memiliki kompetensi yang mumpuni di bidangnya. Sebab, guru memiliki peranan yang sangat vital dalam pelaksanaan pendidikan terutama jenjang pendidikan dasar.

Masalah kompetensi guru beserta jaminan kesejahteraannya memang nggak selesai-selesai di negara kita. Hal ini karena tempat untuk menggembleng calon guru, yakni kampus, nggak pernah disenggol sama sekali. Sistem perkuliahan di jurusan Keguruan perlu perombakan agar lebih ketat, bahkan sejak detik pertama penerimaan mahasiswa baru untuk menjamin kualitas lulusan. Di sisi lain, pemerintah juga harus memberi jaminan bahwa lulusan jurusan Keguruan mampu mendapat kesejahteraan yang layak.

Jujur saja selama saya menjadi mahasiswa jurusan PGSD, kemampuan yang saya dapat dari perkuliahan bisa dibilang masih sangat kurang. Perkuliahan justru terlalu fokus dalam tata cara pembuatan administrasi dan tetek bengek lainnya. Sangat minim sekali perkuliahan penting seperti filosofi pendidikan, psikologi anak, dan kemampuan pedagogi.

Selain itu menurut saya, kebanyakan jurusan Keguruan di Indonesia masih berat pada teori di kelas daripada praktiknya. Para dosen lebih banyak memberi teori. Tentu setiap kampus tak bisa disamaratakan demikian.

Meski begitu umumnya mahasiswa yang berkuliah di jurusan PGSD mendapatkan kesempatan magang mengajar atau PLP hanya sekitar 2 bulan di semester 6. Seharusnya kesempatan pengalaman di lapangan (baca: sekolah) diperbanyak.

Sistem akreditasi memaksa pemberian nilai secara gampangan

Kita juga nggak bisa menyalahkan dosen secara penuh terhadap rendahnya kualitas perkuliahan. Para dosen dan kampus terpenjara oleh sistem yang bernama akreditasi. Akreditasi ini menjadi semacam lingkaran setan bagi dunia pendidikan kita saat ini.

Akan sulit untuk menerapkan standar tinggi dan proses perkuliahan yang ketat. Jika itu diterapkan, saya jamin bakal banyak mahasiswa yang kukut di tengah jalan atau drop out. Banyaknya mahasiswa yang drop out akan membuat kampus dipertanyakan dan berpotensi menurunkan tingkat akreditasinya.

Mau nggak mau, hal inilah yang membuat kampus salah arah orientasi dan meluluskan mahasiswanya meski dengan kompetensi ala kadarnya. Sebenarnya pihak kampus juga tahu bahwa mahasiswa yang bersangkutan masih belum layak untuk diluluskan. Tapi mau bagaimana lagi, semakin banyak mahasiswa yang drop out di tengah jalan, akreditasi kampus berpotensi turun. Akibatnya, kampus nggak mendapatkan tempat di mata masyarakat karena akreditasinya dipandang jelek.

Itulah pandangan saya mengenai dosen yang pelit nilai dalam perkuliahan. Perkuliahan yang ketat termasuk di dalamnya adalah dosen yang pelit nilai seharusnya bersifat wajib. Hal ini demi menjamin kualitas lulusan. Hanya saja bagaimana penerapannya masih menjadi PR kita bersama.

Penulis: Femas Anggit Wahyu Nugroho
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dosen Pelit Nilai Hanya Menggali Kuburannya Sendiri.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 April 2024 oleh

Tags: Dosendosen pelit nilaifakultas keguruanMahasiswamahasiswa keguruan
Femas Anggit Wahyu Nugroho

Femas Anggit Wahyu Nugroho

Hamba Allah yang ditetapkan tinggal di bumi sejak 2003 dan suka nasi goreng.

ArtikelTerkait

tipe mahasiswa kelas sore mojok

4 Tipe Mahasiswa Unik yang Bisa Ditemukan di Kelas Sore

8 November 2020
deadliner

Siapa Sangka Kalau Deadliner adalah Simulasi Underpressure Menuju Dunia Kerja yang Sesungguhnya

21 Agustus 2019
Derita Saya Menjadi Mahasiswa Jurusan Pertanian di Universitas Negeri

Derita Saya Menjadi Mahasiswa Jurusan Pertanian di Universitas Negeri

5 September 2023
gaji dosen mahasiswa semester tua asisten dosen

Asisten Dosen: Tugas (Terlihat) Elit, Sidang Sulit

23 Agustus 2023
Cara Licik Mahasiswa Mengerjakan Skripsi Full Pakai ChatGPT, Dosen Pembimbing Wajib Tahu Ciri-cirinya biar Nggak Sampai Dibohongi!

Cara Licik Mahasiswa Mengerjakan Skripsi Full Pakai ChatGPT, Dosen Pembimbing Wajib Tahu Ciri-cirinya biar Nggak Sampai Dibohongi!

13 September 2024
reformasidokorupsi polisi gembosi lemahkan mahasiswa pelajar video pengakuan kantor polisi polda metro jaya demonstrasi aksi mojok

Polisi Libatkan Orang Tua untuk Gembosi Gerakan Mahasiswa/Pelajar #ReformasiDikorupsi

28 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.