Kolam pemancingan seharusnya jadi tempat orang cari hiburan. Duduk tenang, ngobrol santai, menunggu tarikan ikan. Tapi kenyataannya, banyak pemancing justru membawa dosa masing-masing. Bukannya bikin suasana enak, malah bikin kolam jadi ladang kekesalan.
#1 Para pemancing saling berebut spot
Dosa paling klasik adalah rebutan spot. Begitu gerbang dibuka, para pemancing langsung lari kayak lomba. Yang dapat pinggir saung dianggap juara. Yang kehalang, langsung pasang muka masam.
Tidak jarang ada yang sengaja nyelipin kursi atau barang sejak pagi untuk “ngecaplok” tempat. Pemancing lain cuma bisa ngedumel. Kolam yang harusnya tenang, malah kayak arena rebutan tanah garapan.
#2 Adu bising di kolam pemancingan
Banyak pemancing tidak tahu arti tenang. Ngobrol keras-keras atau ketawa meledak. Bahkan, teriak-teriak kalau strike.
Yang lebih parah, ada yang bawa speaker portable. Musik dangdut koplo diputar keras-keras. Padahal orang lain butuh konsentrasi. Kolam pemancingan yang seharusnya syahdu, jadi kayak warung karaoke pinggir jalan.
#3 Kaki dan tangan usil
Tidak semua pemancing sabar. Ada yang hobi nendang air, buang sampah ke kolam, atau sengaja ciprat-cipratin orang sebelah. Ada juga yang iseng, sengaja tebar pakan di dekat kail orang lain biar ikannya kabur. Usilnya bukan main. Orang lain cuma bisa geleng-geleng kepala.
#4 Pemancing yang suka nyampah
Pemancing identik dengan rokok. Itu sudah biasa. Tapi dosa muncul ketika puntung rokok dilempar ke kolam. Bisa juga abu diempas sembarangan.
Kolam pemancingan akhirnya jadi penuh puntung. Air makin kotor, bau makin parah. Padahal tangan masih pegang joran, mulut sibuk ngeluarin asap, tapi tanggung jawab hilang.
Selain puntung rokok, banyak pemancing yang meninggalkan plastik umpan, bungkus mie, botol minuman, dll. Semua dibiarkan berserakan. Kolam jadi kotor, saung penuh sampah. Pemandangan jadi menyedihkan.
#5 Bawa umpan terlarang
Banyak pemancing sengaja main curang. Bawa umpan yang jelas-jelas dilarang. Ada yang pakai pelet campur bahan kimia. Ada juga yang pakai racikan bau menyengat.
Alasannya simpel: biar strike cepat. Tapi efeknya bikin ikan stres. Orang lain akhirnya jadi korban. Satu orang curang, satu kolam rusak.
#6 Pemancing yang pamer berlebihan malah bikin suasana di kolam pemancingan tambah panas
Setiap kali dapat ikan, beberapa pemancing langsung lebay. Diangkat tinggi-tinggi, difoto dari segala sisi. Setelah itu di-posting ke media sosial lengkap dengan caption: “Strike lagi, bos!”.
Sementara orang lain yang dari tadi zonk, cuma bisa cemberut. Pamer memang sah-sah saja, tapi kalau berlebihan bikin suasana jadi panas.
#7 Ngomel tiada henti
Ada tipe pemancing yang mulutnya tidak bisa berhenti. Dari awal lempar kail sampai pulang, isinya hanya keluhan. “Ikannya nggak ada”, “Kolamnya curang”, “Spotnya jelek”, dll.
Ngomelnya keras, bikin suasana makin sumpek. Bukannya santai, orang lain jadi kena imbas badmood.
#8 Egois soal kail
Dosa lain pemancing di kolam pemancingan adalah tidak peduli kailnya nyangkut di senar orang. Begitu lempar, asal-asalan. Senar orang lain ditabrak, malah balik nyolot.
Padahal kolam lagi penuh, semua orang harus berbagi ruang. Tapi ada saja pemancing yang mancing seolah-olah kolam itu milik pribadi.
#9 Pemancing yang hobi gosip bikin mancing jadi ajang julid
Kolam pemancingan sering berubah jadi ruang gosip. Ada pemancing yang hobinya ngomongin orang. Mulai dari panitia, pemilik kolam, sampai pemancing lain. Ngobrolnya pedas, nadanya tinggi, kadang sampai bikin orang tersinggung. Mancing berubah jadi ajang julid.
#10 Bawa pasukan
Tidak sedikit pemancing datang bawa rombongan ke kolam pemancingan. Anak, istri, saudara, bahkan tetangga. Bukannya salah, tapi seringnya berujung ribut.
Anak kecil lari-lari di pinggir kolam. Istri sibuk teriak minta jajan. Rombongan bikin suasana berisik. Orang lain merasa terganggu.
#11 Jagoan instan
Ada pemancing yang tidak sabaran. Begitu kail tidak disambar, langsung tuduh, “Kolamnya kosong!” Atau, “Ikannya sudah diambil orang dalam!” Padahal baru duduk lima menit. Mental jagoan instan ini bikin suasana kolam jadi penuh kecurigaan.
#12 Nyolong umpan orang
Percaya atau tidak, ada lho pemancing yang tega colong umpan orang. Diam-diam minta, lalu bawa kabur. Atau pura-pura pinjam, tapi tidak pernah balikin.
Kecil memang, tapi bikin jengkel. Umpan diracik dengan biaya dan waktu. Eh, ada saja tangan jahil.
#13 Tukang ribut
Kadang ada pemancing yang sengaja bikin keributan. Entah karena kalah lomba, entah karena senar kusut. Suara keras, nada marah, bikin kolam gaduh. Suasana mancing yang harusnya adem, langsung pecah jadi ajang debat.
#14 Pemancing tukang tipu
Ada pemancing yang sengaja menyembunyikan ikan kecil. Dikumpulin diam-diam, begitu ditimbang baru keluar sekaligus biar terlihat banyak. Ada juga yang sengaja menukar ikan dengan orang lain, seolah-olah itu hasil pancingannya. Semua demi status “jago mancing”.
#15 Tukang ngutang dan malas bayar
Dosa lain adalah pemancing yang suka ngutang di warung kolam. Pesan kopi, mie instan, rokok. Janjinya nanti bayar. Nyatanya kabur begitu lomba selesai. Pemilik warung merugi, pemancing lain jadi ikut dicurigai.
Ada juga yang sengaja telat bayar tiket atau pura-pura lupa. Kadang masuk dulu, bayar belakangan. Kalau ditagih, jawabannya muter-muter. Pemilik kolam jadi serba salah. Ujung-ujungnya, suasana jadi tidak enak.
Itulah 15 dosa para pemancing di kolam pemancingan. Kolam pemancingan bukan hanya soal kail dan ikan, ada banyak perilaku manusia yang ikut menentukan. Dosa-dosa para pemancing ini sering bikin suasana jadi rusak.
Awalnya niat hiburan, eh, malah berubah jadi ladang emosi. Pemancing yang bawa dosa, tanpa sadar bikin orang lain enggan datang lagi. Kolam pemancingan pun kehilangan fungsi aslinya, yaitu tempat menenangkan diri.
Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mempertanyakan Orang-orang yang Punya Hobi Memancing
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
