3 Dosa Mahasiswa Saat Presentasi, Jangan Diwajarkan Nanti Jadi Kebiasaan Buruk

3 Dosa Mahasiswa Saat Presentasi. Jangan Dimaklumi Nanti Jadi Kebiasaan Buruk Mojok.co

3 Dosa Mahasiswa Saat Presentasi, Jangan Diwajarkan Nanti Jadi Kebiasaan Buruk (unsplash.com)

Mahasiswa yang dapat tugas presentasi di depan kelas lebih baik memperhatikan hal-hal ini. 

Namanya mahasiswa itu sudah pasti identik dengan kemandirian. Jadi, bagi kalian yang baru mau masuk kuliah, jangan harap dosen kalian nantinya akan perhatian dengan memberikan materi sebagaimana guru-guru kalian di sekolah. Nggak bakalan seperti itu, yang ada kalian harus belajar mandiri.

Nah, karena motif kemandirian itulah biasanya dalam perkuliahan itu mahasiswa diberi tugas untuk mencari sendiri referensi materi kemudian dibuat makalah dan dipresentasikan secara berkelompok. Pembelajaran dijalankan oleh mahasiswa. Dosen hanya jadi fasilitator saja dan menambahi bila ada kekurangan dalam penyampaian materi presentasi.

Kegiatan bikin makalah dan presentasi ini diam-diam malah menjadi penyebab dosa besar yang sering dilakukan mahasiswa. Saya juga sering melakukan dosa-dosa ini. Tapi ya, dosa besar ini seolah sudah jadi kewajaran. Lha, kok bisa?

#1 Presentasi isinya full tulisan

PPT itu kan singkatan dari power point. Harusnya yang ditampilkan dalam PPT itu ya poin yang berpower. Artinya, poin-poin penting dari materi. Tapi nyatanya banyak mahasiswa kalau bikin PPT masih full tulisan.

Bukan apa-apa, tapi cara begini memang lebih praktis sih. Kita tinggal copy paste teks dari makalah yang sudah dibuat ke dalam PPT. Lebih parahnya lagi, makalah yang kita buat sebelumnya itu juga biasanya modal copy paste dari makalah lain yang ditemui di mbah google.

Nggak perlu repot-repot bikin PPT dengan ala-ala animasi yang keren. Yang penting, ada tampilan tulisan dan presentasi berjalan lancar. Sudah gitu saja simpel.

#2 Mahasiswa membaca naskah

Nah, ini berkaitan dengan dosa pertama. Banyak sekali mahasiswa kalau presentasi itu baca naskah. Baik naskah makalah yang ada di smartphone maupun naskah yang ada di PPT.

Kalau mau jujur, itu namanya bukan presentasi. Presentasi kok baca naskah. Harusnya presentasi itu menyampaikan materi yang kita kuasai dengan bantuan PPT yang menampilkan poin-poin penting saja.

Kalau masih baca naskah, itu berarti mahasiswa belum menguasai materi yang jadi jatahnya sendiri. Padahal, mahasiswa yang presentasi ini punya tanggung jawab untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya secara jelas dan mudah dipahami. Kalau sepanjang presentasi baca naskah mulu, ya repot!

#3 Kongkalikong tanya Jawab

Kalau ini paling parah sih. Waktu presentasi kan pasti ada sesi untuk diskusi dan tanya jawab. Nah, mahasiswa sering menggunakan trik licik kongkalikong dengan temannya.

Mekanismenya begini. Misal waktu presentasi ada jatah untuk penanya sejumlah 6 orang. Nah, jatah itu ditawarkan ke teman-teman yang dekat atau yang sekiranya nafsu banget buat dapat nilai. Mereka yang booking pertanyaan itu harus juga menyertakan jawabannya untuk diberikan ke mahasiswa yang presentasi. Jadi waktu ada sesi tanya jawab, sebanyak apapun mahasiswa yang mengangkat tangan, yang ditunjuk sudah pasti yang sudah booking slot pertanyaan dari awal.

Trik ini memang efektif untuk membuat kelompok yang presentasi seolah menguasai materi. Namun, kongkalikong justru menyebabkan proses diskusi tidak berjalan. Bagaimana mau jalan, pertanyaan selesai di jawab, ya sudah. Tidak ada upaya sanggahan, ingin jawaban lebih banyak, atau protes. 

Tentu kongkalikong ini sangat tidak disarankan untuk dilakukan. Mending presentasi yang natural saja. Kalau memang tidak bisa menjawab, bisa mengalihkan pertanyaan ke teman lain. Dengan cara seperti, iklim diskusi di kelas justru bisa terbangun. 

Nah, itulah tiga dosa besar yang sering dilakukan mahasiswa. Hal itu jelas salah, tapi entah mengapa masih berlanjut dan semakin marak saat ini. Dosen-dosen sepertinya juga tidak peduli dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hanya saja, tetap dibiarkan entah apa alasannya. Seolah semua dosa-dosa itu memang sudah diwajarkan.

Penulis: Femas Anggit Wahyu Nugroho
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Magangtulation Itu Perayaan Ujian Magang, Budaya yang Lebih Bodoh daripada Semprotulation

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version