Baru-baru ini ada berita kalau bus BST di Solo menabrak patung peninggalan Pakubuwono X di Jurug. Menurut berita yang beredar, kecelakaan tunggal itu bisa terjadi karena sopir bus sedang sakit.
Di dalam artikel ini saya bukan mau membahas bus BST yang kecelakaan tunggal itu. Saya ingin membahas tentang bus BST yang sering mengancam nyawa penumpang dan pengendara lain di Solo. Sudah banyak orang yang mengatakan kalau bus BST ini memang meresahkan.
Daftar Isi
#1 Sopir bus BST di Solo yang sering ngebut
Saya sudah merasakan naik bus BST sejak SMP sampai sekarang. Nah, selama itu, saya nggak pernah bisa memahami kenapa sopir BST selalu ngebut. Apakah dikejar waktu? Kalau dikejar waktu, sepertinya tidak perlu untuk ngebut dan mempertaruhkan keselamatan penumpang dan pengendara lain di Solo.
Banyak penumpang yang takut saat bus BST ngebut, terutama lansia dan juga sudah banyak yang komplain langsung ke sopir. Tetapi, sepertinya sopir itu tidak mau mendengar. Mungkin sang sopir menganggap dirinya jago.
#2 Mereka sering rem mendadak
Tidak satu atau dua kali bus BST mengerem mendadak. Hal ini menyebabkan penumpang menjadi takut dan rentan untuk kejlungup. Bagi pengendara lain di Solo jelas membahayakan.
Iya, tidak hanya penumpang yang merasa takut, tetapi pengendara lain. Banyak pengendara lain di Solo yang berada di belakang bus BST kaget dan ikutan mengerem mendadak.
Hal ini merugikan penumpang dan pengendara lain. Kenapa sih selalu mengerem mendadak? Nggak fokus? Atau jangan-jangan sang sopir sengaja? Selama saya naik BST, sang sopir memang suka mengerem mendadak yang sebenarnya kalau lihat kondisi di depannya sopir seharusnya tahu harus mengerem, dan bisa santai saja ngeremnya, tetapi lebih memilih ngerem mendadak.
#3 Suka memotong jalan
Bus BST suka memotong jalan dan ini adalah hal yang menyebalkan bagi pengendara lain di Solo. Sudah puluhan kali saya harus mengerem mendadak akibat bus BST yang tiba-tiba memotong jalan, apalagi kalau mereka habis berhenti di halte.
Apakah sopirnya tidak bisa tahu kondisi jalanan? Atau tidak punya mata untuk melihat?
Hal ini tentunya sangat menakutkan dan membuat tidak nyaman pengendara lain di Solo. Bayangkan saja, kita yang sedang santai berkendara tiba-tiba kaget dan mengerem mendadak akibat bus BST yang seenaknya motong jalan.
#4 Klakson tiada henti
Sepertinya kabel gas mereka itu menyatu dengan klakson, Nggak tahu kenapa, sopir BST sering banget klakson. Padahal kalau melihat kondisi jalanan, sang sopir tidak perlu melakukannya.
Ada kejadian tidak mengenakan yang terjadi ke saya. Pada suatu hari setelah pulang sekolah, saya bertemu dengan bus BST dan menyalipnya. Tetapi, setelah saya menyalip, bus BST itu mengklakson-klakson saya tiada henti sepanjang jalan dan juga memberi lampu dim. Posisi saya tidak salah lho. Barang saya juga tidak ada yang jatuh, dan saat menyalip saya tidak membuat efek kaget atau membahayakan sopir.
Akhirnya, saya mencoba sedikit minggir dan memperlambat laju motor. Namun, bus BST itu tidak kunjung menyalip dan yang saya lihat dari spion hanya sopir bus BST yang sedang meringis melihat saya, kemudian bus BST itu berhenti mengklakson ketika sudah berbeda jalan, saya ke kanan dia lurus.
Saat ini Mas Gibran sedang melakukan evaluasi terhadap kinerja sopir bus BST di Solo setelah kecelakaan yang baru saja terjadi. Semoga sopir bus BST yang membahayakan ini segera ditindak, supaya tidak menimbulkan kejadian yang tidak seharusnya terjadi.
Penulis: Imanuel Joseph Phanata
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Aib Kota Solo yang Tertutupi Gemerlap Pariwisata