Saya rasa Difarina Indra pantas jadi penerus Via Vallen, bahkan mungkin melampauinya
Kita sudah sampai pada masa di mana sekat-sekat yang menghadang di sekitar genre musik perlahan sirna. Musik pop dan rock sudah tak lagi terpisah jauh. Musik jazz dan melayu juga nyaris sudah tak punya sekat. Dan musik dangdut, sudah tak bisa lagi dikatakan sebagai musik kampungan, musik “tahi anjing”, atau musik kelas bawah. Apapun musiknya, kini sudah dapat diterima tanpa perlu melihat apa-apa saja stereotip yang melekat. Persetan dengan itu.
Dan berbicara soal dangdut, maka kita perlu berbangga diri bahwa dangdut sudah berkembang pesat sedemikian rupa. Dangdut tak hanya melahirkan musik-musik yang enak untuk dijogeti. Dangdut sudah melahirkan tren-tren baru yang merebak menembus batas teritorial. Dangdut juga sudah melahirkan bintang-bintang yang namanya semakin melejit, semakin kondang, meski sesekali kita bertanya-tanya, mereka ini sebenarnya siapa.
Nyaris satu dekade terakhir, nama Via Vallen menjadi nama yang memuncaki deretan bintang biduan dangdut. Ada banyak faktor yang menyebabkan Via Vallen mampu mencapai titik ini. Lagu-lagu yang dibawakannya jelas tak perlu dipertanyakan. Kemampuan menyanyinya pun sama. Pencapaian lainnya seperti mampu tampil di panggung-panggung “non-dangdut” menjadi indikator lainnya. Via Vallen berhasil mengemas dangdut menjadi lebih modern.
Pun dengan kontroversinya, yang harus diakui membuat nama Via Vallen menjadi semakin terkatrol ke atas. Kontroversi terkait lagu “Sayang” antara Via Vallen dan NDX AKA, perseteruannya dengan Jerinx SID, hingga tuduhan plagiat atas video klip dengan artis Korea, IU, menjadi bumbu tersendiri atas ketenaran Via Vallen. Dan meski pencapaiannya dihiasi beberapa kontroversi, nama Via Vallen sebagai pedangdut terbaik tak bisa ditampik.
Tentu saja dangdut adalah gudangnya para bintang. Berada di garda depan dangdut modern, Via Vallen tak sendiri. Ada beberapa bintang yang menjadi garda depan dangdut modern seperti Nella Kharisma. Namun, harus diakui, secara ketenaran global, nama Via Vallen menjadi yang paling atas. Via Vallen bersama bintang-bintang lainnya yang satu angkatan, bahu-membahu memodernkan dangdut agar bisa diterima masyarakat yang lebih luas.
Dan tentu tak ada ketenaran yang abadi di dunia hiburan. Via Vallen tak selamanya menjadi yang teratas. Bintang-bintang baru yang bermunculan mau tak mau membuat Via Vallen menyerahkan tongkat estafetnya kepada para biduan yang lebih muda. Seperti yang kita tahu, empat atau lima tahun terakhir, sudah tercium siapa-siapa saja yang akan meneruskan tongkat estafet Via Vallen di skena dangdut modern.
Nama pedangdut muda Difarina Indra mungkin menjadi yang paling potensial. Pedangdut asal Tuban, Jawa Timur ini mencuat namanya di skena dangdut. Bernaung di bawah orkes dangdut kenamaan, Adella, membuat Difarina Indra segera mendapatkan panggungnya. Cek saja kolom trending musik di YouTube, dan kalian pasti akan menemukan nama Difarina Indra bertengger di papan atas, mengungguli biduan-biduan lain yang satu angkatan dengannya.
Ada banyak faktor mengapa Difarina Indra mampu meneruskan jejak Via Vallen di dunia hiburan, terutama skena dangdut. Dia adalah penyanyi dengan karakter vokal yang ciamik. Attitude-nya ketika di atas panggung pun tak terlalu neko-neko. Dia mampu membawakan lagu-lagu dangdut dengan sangat syahdu, dan tentunya enak didengar. Maka tak heran, Difarina Indra ini seperti menjadi ratu yang menguasai skena dangdut, baik di panggung-panggung off air, maupun di dunia digital.
Dengan kenyataan ini, Difarina Indra mampu menjadi penerus Via Vallen, mengingat namanya sudah tak setenar dulu. Tak hanya menjadi penerus, Difarina Indra juga mampu melampaui apa-apa yang sudah dicapai oleh seniornya. Tentunya dengan beberapa catatan yang harus diperhatikan.
Catatan pertama tentunya adalah menciptakan lagu sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa skena dangdut terdapat tradisi bancakan lagu. Satu lagu dinyanyikan oleh belasan, bahkan puluhan penyanyi dengan kemasan yang berbeda. Tak sepenuhnya salah, namun dangdut tak akan ke mana-mana jika tradisi ini terus dipelihara. Harus ada yang mulai mendobraknya. Dengan menciptakan lagu sendiri, skena dangdut tentunya akan lebih kaya.
Mengapa Via Vallen bisa sukses, ya karena dia memiliki lagu sendiri. Ini adalah langkah yang harus dilakukan Difarina Indra jika mau meneruskan, atau bahkan melampaui. Apalagi kenyataan bahwa karakter vokal Difarina Indra lebih “dangdut”, membuat kans Difarina untuk melampaui Via jadi lebih masuk akal.
Catatan kedua adalah tak melakukan hal-hal kontroversial. Kontroversial dalam hal ini adalah berselisih dengan pihak lain. Via Vallen sudah membuktikan bahwa kontroversi membuat karirnya sedikit tersendat. Apalagi kontroversinya melibatkan musisi lain. Maka jika Difarina Indra ingin menjadi penerus atau melampaui, sebaiknya dia tidak melakukan hal-hal yang kontroversial.
Jika dua hal ini diperhatikan dan menjadi concern oleh Difarina Indra, maka bukan tidak mungkin kariernya akan jauh melampaui Via Vallen. Difarina Indra sudah punya semua modal untuk menjadi seorang bintang. Popularitas, karakter, dan kualitas vokal sudah dia miliki. Sekarang, tinggal bagaimana caranya Difarina mempertahankan eksistensinya di skena dangdut dan menghindari hal-hal yang mengacaukan karirnya.
Jika tidak, bukan tidak mungkin posisi dan kesempatan Difarina Indra untuk menjadi penerus atau melampaui karier Via Vallen akan terganti oleh bintang-bintang dangdut lain. Seperti kita tahu, nama Yeni Inka, Happy Asmara, Arlida Putri, dan Lala Widi adalah bintang-bintang dangdut yang tak boleh ditepikan. Maka, ini adalah waktu yang tepat bagi Difarina Indra untuk melejit, melampaui apa yang sudah dicapai oleh seniornya.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Membela Via Vallen dari Kasus Sunset di Tanah Anarki