Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Di Hadapan Ustaz Zainal Abidin, Lagu Anak-Anak Berikut Bisa Terindikasi Merusak Akidah

Aly Reza oleh Aly Reza
12 Juni 2020
A A
ustaz zainal abidin

Di Hadapan Ustaz Zainal Abidin, Lagu Anak-Anak Berikut Bisa Terindikasi Merusak Akidah

Share on FacebookShare on Twitter

Selara humor saya bener-bener anjlok gegera ngeliat video ceramah agama Ustaz Zainal Abidin yang diunggah Arie Kriting melalui akun Twitter pribadinya. Pasalnya, blio menyebut adanya indikasi pemurtadan dalam lagu anak-anak populer seperti “Balonku Ada Lima” dan “Naik ke Puncak Gunung”. Secara tegas blio menyebut, bahwa lagu-lagu ini lahir dari upaya untuk menanamkan mindset anti Islam sedari dini. Loh, kok bisa? Anda pasti nggak pernah menyangka, tho, kalau lagu yang sering Anda nyanyikan sewaktu masih ingusan, bahkan dinyanyikan juga oleh bocah-bocah zaman sekarang ternyata terindikasi merusak akidah?

Penjelasan blio begini, coba simak lirik lagu “Balonku Ada Lima”. Ada bagian yang berbunyi, Meletus balon hijau dooorrr, hatiku sangat kacau. Balonku tinggal empat ku pegang erat-erat. Pasti otak Anda nggak pernah nyampe pada pemahaman kalau balon hijau di sini emang sengaja diletuskan. Warna hijau adalah simbol Islam. Meletusnya balon berwarna hijau sama dengan menanamkan kesadaran pada anak-anak bahwa Islam sengaja diletuskan (dihancurkan). Bahkan saya pun yakin hakkul yakin, itu A.T. Mahmud (penggubah lagu tersebut) nggak pernah kebayang sedikitpun kalau lagunya berpotensi merusak akidah generasi Islam. Blio pasti menangis setelah melihat video ini beredar, wqwqwq.

Sekarang, coba kita beralih ke lagu “Naik ke Puncak Gunung”. Blio memaparkan kepada kita semua—para hamba yang jauh dari akhlak surga ini—seandainya kita jeli, kita pasti menemukan ada kejanggalan pada lirik, Kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara. Tidak bisa lain, lagu ini mengandung misi Kristenisasi masal kepada anak-anak Islam. Alasannya, menurut blio, pohon cemara itu kan pohonnya orang Nasrani. Maka sudah jelas lagu ini adalah upaya untuk membelokkan iman. Astaghfirullah…

Lalu yang bener pohon apa, dong? Blio ngasih opsi; harusnya bisa kok pakai pohon sawit atau pohon pisang. Tapi, ya sudahlah, kita-kita yang nggak punya orang dalem buat jadi penduduk surga mestinya cukup husnuzan aja, deh. Nggak usah tanya; apa hubungannya balon warna hijau dengan Islam? Sejak kapan Islam diwarnai hijau? Kalau bendera Arab Saudi mah bener tuh hijau warnanya. Jangan tanya gini juga; emang sejak kapan pohon cemara jadi Nasrani? Kapan dia dibaptis? Udah, cukup, cukup. Buang jauh-jauh pikiran kayak gitu.

Alangkah lebih baik kita mulai waspada, jangan-jangan sebagian besar lagu anak-anak populer yang sudah kadung menyebarluas dan dihafal luar kepala oleh anak-anak, ternyata juga mengandung indikasi serupa dengan dua lagu tersebut. Kita harus ekstra hati-hati nih. Dan kenyataan yang saya temukan memang betul demikian. Dari kolom komentar video tersebut, saya memperoleh list beberapa lagu anak yang kalau makai tafsir cocokologinya Ustaz Zainal Abidin, wah jelas-jelas menyelipkan narasi penyimpangan akidah, Nder. Berikut deretan lagu anak-anak sesat tersebut:

1. Satu-satu aku sayang ibu

Kalau kita nyanyikan, sepintas lagu ini terdengar sangat jauh dari kesan merusak akidah. Hla kalau kita resapi lirik demi liriknya saja menggambarkan keadaan yang luar biasa gayeng, loh. Satu-satu aku sayang ibu. Dua-dua juga sayang ayah. Tiga-tiga sayang adik kakak. Satu dua tiga sayang semuanya. Betapa indahnya memiliki keluarga yang harmonis dan saling sayang satu sama lain.

Tapi sadarkah Anda kalau lagu ini ternyata tidak mengajarkan tentang sayang kepada Allah dan Rasulullah? Alias mengejarkan kekufuran. Hayoooo, arep piye koweee? wqwqwq. Yang bener harusnya kan, Satu-satu aku sayang Allah. Dua-dua juga Rasulullah. Baru dah diikuti sama ibu, bapak, dan adik-kakak. Lah ini, Allah sama Rasulullah-nya dilupakan. Keterlaluan.

2. Cicak-cicak di dinding

Kalau “Naik ke Puncak Gunung” adalah doktrin Kristenisasi lantaran pohon cemara-nya, maka lagu ini bisa dibilang mengandung misi agama Yahudi. Sik, bentar, jangan kaget dulu. Coba perhatikan bunyi lagunya, Cicak-cicak di dinding diam-diam merayap. Nah, baru dari bait pertamanya saja lagu ini sudah salah kaprah. Pemahaman Anda pasti terlalu dangkal buat mengerti bahwa “dinding’ yang dimaksud dalam lirik lagu tersebut ternyata adalah dinding/tembok ratapan—tempat ibadah penganut Yahudi. Baru tahu kan Anda? Selama ini—dengan menyanyikan lagu tersebut—secara nggak langsung kita telah digiring untuk jadi antek-antek Yahudi, kawan. taubatlah. Khwaaaks (pakai gayanya Coki Pardede).

Baca Juga:

7 Lagu Anak Indonesia yang Punya Potensi Mengalahkan ‘Baby Shark’

Penyanyi Cilik dan Lagu Anak-Anak yang Semakin Langka

3. Potong bebek angsa

Muatan dalam lagu ini urusannya sudah bukan pada ranah iman, tapi lebih ke wilayah ketaatan terhadap larangan agama. Karena kalau makai tafsirnya Ustaz Zainal Abidin, lagi-lagi, Anda bakal menemukan sebuah contoh yang nggak senonoh dan sangat nggak patut buat dilakuin sama anak-anak Islam.

Disadari atau tidak, lagu ini pada dasarnya membenarkan adanya praktik kontak fisik dengan bukan muhrim. Ini kan larangan dalam Islam. Simak saja pada lirik, Nona minta dansa, dansa empat kali. Waduuuuhhh, nggak bener ini nggak bener. Jangan sampai moral anak-anak Anda rusak gegara keseringan dengerin atau bahkan sampai menghafal lagu yang satu ini deh, Akhi. Secara lebih jauh, lirik tersebut juga membenarkan adanya kencan buta. Dan itu adalah perilaku yang bukan termasuk ke dalam kriteria akhlaq al-karimah. Bukan merupakan cerminan dari sikap seorang muslim yang taat. Ckckckck.

4. Pelangi-pelangi

Anda tahu nggak, lagu ini dosanya berpasal-pasal, loh. Ya bayangin saja, tho, anak-anak sudah diperkenalkan dengan istilah-istilah gereja dan juga sebuah simbol perilaku yang dianggap amoral. Nggak percaya? Coba deh parhatiin, ada bagian yang menyebut; Pelukismu agung, dan pelangi-pelangi ciptaan Tuhan. Anda musti tahu bahwa “agung” identik digunakan orang Nasrani untuk menyebut asma Tuhan-nya. Diam-diam anak-anak diseret untuk turut menyebut istilah gereja tersebut. Apa namanya kalau bukan upaya pemurtadan?

Harusnya bisa saja, dong, liriknya diganti yang lebih Islami. Misalnya jadi gini, Pelukismu akbar (padanan kata “agung” dalam Islam). Atau bisa juga; Pelukismu Esa yang nyata-nyata lebih menunjukkan kesan keislaman. Karena kan emang Islam hanya mengenal Tuhan yang esa, bukan trinitas seperti gereja. Dan biar lebih kaffah, ditutup dengan lirik, Pelangi-pelangi ciptaan Allah. Nah, kalau gini kan lebih deket ke dakwah Islamiyah kan, Nder? Wqwqwqwq.

Selain itu, simbol pelangi itu kan simbol LGBT, ya? Jangan sampai anak-anak Anda masuk golongan pro LGBT, wahai Akhi. Itu adalah perbuatan terkutuk dan dilaknat. Untuk itu, jauhkan segera anak Anda dari paparan lagu “Pelangi-Pelangi”. Lebih baik ajarin aja nyanyi “Ya Tab-Tab”. Eh…

BACA JUGA Menjawab 11 Tuduhan Ustaz Unknown Tentang Tanda Orang Kecanduan Drama Korea dan tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2020 oleh

Tags: lagu anak-anakpenyimpangan akidahustaz zainal abidin
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

penyanyi cilik

Penyanyi Cilik dan Lagu Anak-Anak yang Semakin Langka

23 Juni 2019
7 Lagu Anak Indonesia yang Punya Potensi Mengalahkan 'Baby Shark' terminal mojok

7 Lagu Anak Indonesia yang Punya Potensi Mengalahkan ‘Baby Shark’

12 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.