Akhir-akhir ini publik sedang ramai dengan berita seorang bapak yang berhasil mengalahkan seorang streamer catur terkenal, Levy Rozman alias Gotham Chess pada pertandingan catur online di chess.com. Uniknya, fans Gotham chess justru menolak hasil tersebut sampai menuduh akun denga username Dewa_Kipas telah berbuat curang dan ramai-ramai melaporkan hingga akun Dewa_Kipas berhasil di-banned oleh pengelola.
Saya sendiri termasuk orang yang awal mengetahui tentang pertandingan tersebut. Berawal dari postingan meme di Facebook, saya lalu menemukan postingan anaknya atas nama Ali Akbar yang baru diposting dalam selang waktu enam jam.
Sayangnya, atas kesepakatan dua pihak, postingan tersebut saat ini sudah dihapus. Dalam postingannya, ia menceritakan bagaimana akun ayahnya bisa tiba-tiba hilang dari website chess.com setelah sebelumnya diberikan peringatan.
Nah menariknya, tuduhan dari fans GothamChess keliru. Dadang Subur (ayah dari Ali), bukan ah bapak-bapak sembarangan. Ia merupakan seorang veteran pecatur kota Singkawang yang berhasil menyabet berbagai sertifikat dan perlombaan catur pada masanya. Bagaikan diberikan mainan baru, Ayah Ali lalu sangat kecanduan ketika Ali memberitahu permainan catur yang bisa dimainkan secara online.
Dengan nama akun yang mengambil dari nama bet pingpong kesayangannya, Dewa_Kipas meraih ELO 2400 dalam tiga minggu, dan berhasil mengalahkan banyak pemain lain sebelum akhirnya mengalahkan GothamChess dan kemudian viral di medsos.
Sama seperti bapak bapak lain, Dadang Subur adalah potret bagaimana dunia bapak-bapak sangat terikat erat dengan hobi. Walaupun akhir-akhir ini lawakan bapak-bapak atau daddy jokes lebih populer di medsos, hobi bapak-bapak lebih familiar dan dekat dalam kehidupan kita sehari hari. Sebut saja jual beri burung Murai, badminton, adu ayam, tenis meja, dan tentunya catur.
Bahkan saya ingat seorang pegawai di sekolah asrama saya dulu yang mengajari saya bermain pingpong. Ami Komar kami memanggilnya. Bukan hanya sekedar bermain, beliau bahkan pernah menjuarai turnamen antar kampung, kecamatan bahkan sampai tingkat kabupaten. Walaupun sudah bertahun tahun lalu, beliau sampai saat ini masih aktif bermain di kantor kepala desa. “Bisa ketemu kawan kawan” katanya saat saya tanya kenapa masih bermain pingpong.
Bet ping-pongnya juga bukan kaleng-kaleng. Dari mulai karet hingga gripnya semuanya bermerek bagus dan termasuk mahal. Beliau juga menyisihkan sebagian gaji untuk perawatan bet, dan juga mengganti karet secara rutin. Dedikasinya dalam melatih juga akhirnya mengantarkan salah satu teman kami menjuarai tenis meja tingkat SMP di kabupaten Sukabumi.
Bukan hanya pingpong, Ami Komar juga bermain badminton, karambol, dan catur. Bersama temannya yang juga pegawai, kami diajari banyak hal terkait hobi tersebut. Bahkan dikenalkan juga dengan sesama bapak-bapak lain yang juga mempunyai hobi yang sama.
Walaupun sudah bapak-bapak, kami nyerah deh kalau soal tekad. Apabila kami sudah menang, baik itu dalam pertandingan catur, karambol, maupun tenis meja pasti dalam jangka waktu dekat kami akan ditantang kembali dan akhirnya kembali kalah.
Sebut saya saat Ami Komar berhasil dikalahkan dalam pertandingan pingpong oleh teman kami. Pada saat ditantang kedua kali, ia mengeluarkan teknik servis baru yang belum pernah ia keluarkan sebelumnya.
Dedikasi terhadap hobi ini juga sangat diperlihatkan oleh Dewa_Kipas. Beliau selalu menulis langkah langkah catur di setiap pertandingan di tingkat kesuiltan yang semakin meningkat setiap harinya. Pada akhirnya usaha beliau berhasil menang 4 kali melawan AI setingkat grandmaster.
Sampai saat ini, Dadang Subur berhasil memperlihatkan bukti dari ikon bapak-bapak yang menekuni hobi. Mungkin banyak Dadang Subur lain yang saat ini sedang mengobrol di warung kopi, bermain burung, di pos-pos ronda, atau nongkrong mengobrol antara bapak-bapak. Bukan tidak mungkin, Dadang Subur lain saat ini sedang bersama kita juga, mengobrol, atau bisa jadi adalah ayah kita sendiri.
BACA JUGA Jangan Salah, Lawakan Bapak-bapak Itu Butuh Strategi Tinggi!