Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Derita Seorang Cowok yang Tidak Suka Sepak Bola

Rinaldi oleh Rinaldi
17 November 2020
A A
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah umur 25 tahun, saya baru sadar, ternyata pura-pura menyukai sesuatu itu lebih sakit daripada nggak disukai cewek seorang pun. Kalau tak disukai cewek masih mending, kita masih punya satu pilihan, ngejomlo. Tapi, kalau sudah berpura-pura, kita akan selalu dihantui oleh rasa tak enakan, rasa tak puas hati, rasa berdosa, bahkan malu sendiri jika ketahuan. Itulah yang saya rasakan ketika berpura-pura menyukai sepak bola. Kenapa saya mesti berpura-pura? Sebab saya seorang cowok yang tidak suka sepak bola.

Sepak bola adalah simbol maskulinitas di dunia laki-laki. Seolah-olah kelelakianmu harus dibuktikan oleh sejauh mana bola yang kamu tendang. Mungkin sama seperti make up pada perempuan, belum pantas dikatakan cewek kalo nggak jago dandan (mungkin itu alasannya kenapa cewek yg pintar dandan lebih laku meskipun dia masak ikan keasinan).

Sebagai seorang cowok dan ingin diakui saya pun menuntut diri saya untuk menyukai sepak bola. Masalahnya, saya tidak suka sepak bola.

Serius! Biar kata kumisan, muka galak, suka ngopi ini, sumpah disambar calon mertua, saya tak pandai main bola. Jangan kata main, nama-nama klub, pemain Liga Inggris, Spanyol, Italia, dan lain-lain itu jangan harap saya bisa hafal. Paling banter, ya MU, Cristiano Ronaldo, Messi, cuma itu yang saya hafal. Itu pun nama-nama yang sering disebut orang.

Kenapa saya tidak suka sepak bola? Pokoknya ada lah alasannya, terlalu rumit untuk saya ceritakan di sini. Yang jelas hal ini berimbas kepada pergaulan sosial saya di kemudian hari bahkan sampai sekarang.

Menjadi orang yang tidak suka sepak bola di tengah orang yang hobi bola itu seperti tiang di tengah masjid. Kalau kamu tak merokok, teman-temanmu masih bisa untung, rokok mereka tak berkurang. Lah ini, kalau sudah jadi tiang di tengah masjid apa untungnya? Mau dianggap, ini orang tak paham bola. Tak dianggap, tapi orang ini ada. Jadinya teman-temanmu itu yang kasihan.

Hal yang bikin risih lagi adalah ketika ada teman mau ngajak main futsal, tapi kurang orang. Saya yang kebetulan ada di situ, sontak dilirik oleh kawan saya, “Kau aja lah, Ren.”

“Dia ini nggak suka bola!” timpal teman saya yang lain sebelum saya bersuara.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

Payah! Alhasil, mereka cari kawan lain yang letak rumahnya jauh di kampung sebelah. Lagi-lagi saya harus kasihan dengan mereka gara-gara saya yang tidak suka sepak bola.

Namun, bagaimanapun saya kasihan ke mereka, saya lebih kasihan lagi pada diri saya. Kecemasan sering kali menimpa saya ketika akan bergabung ke lingkungan sosial yang baru. Bahkan berimbas pada hubungan asmara saya.

Saya pernah tiga tahun tak punya pacar. Bukan karena tak ada yang mau, melainkan saya merasa insecure duluan sebelum berkenalan. Apalagi pas cewek yang saya taksir itu badannya lebih atletis dari pada saya. Apa jadinya jika nanti dia tahu kalo saya tidak suka sepak bola? Bukankah cowok yang suka olahraga lebih menjanjikan? Apa jadinya kalau misalnya kami nikah, terus dia punya adik cowok, ngajak saya main bola. Saya harus jawab apa? “Maaf dek abang nggak bisa main bola.”

Apa kata dia pada mertua saya? “Ma, kok kakak nggak pinter cari suami?”

Begitulah beberapa hal yang saya alami selaku manusia yang tidak suka sepak bola. Dicap “bukan teman seru” dan terasing sendiri. Itu pula sebabnya kenapa saya dulu senang berpura-pura menyukai sepak bola. Meskipun pada akhirnya saya sadar, terus berpura-pura itu capek.

Sekarang, persetan dengan semua orang. Saya tak akan pernah malu lagi mengakui saya tak suka bola. Biarlah kejantanan saya diragukan. Stereotip ini harus segera didobrak, kalau bisa dihentikan. Menyukai sepak bola bukanlah kewajiban seorang laki-laki. Tidak ada hubungannya hobi dengan jenis kelamin. Kalau memang tidak suka sepak bola, mau diapakan lagi? Perasaan suka itu fatal jika dipaksakan.

Bukankah bukti kejantanan itu tidak diukur dari berapa panjang jarak bola yang kita tendang, melainkan seberapa panjang, ehem, kesetiaan kita pada teman dan pasangan?

BACA JUGA Cerita tentang Desa yang Tidak Memiliki Lapangan Sepak Bola

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 November 2020 oleh

Tags: balbalanSepak Bola
Rinaldi

Rinaldi

Penulis adalah seorang sarjana lulusan Sastra Inggris di salah satu Universitas Islam Negeri di Jambi.

ArtikelTerkait

Olahraga Lari itu Sederhana, Kamu Sendiri yang Bikin Rumit

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

18 April 2025
milanisti

Seni Menitikkan Air Mata ala Milanisti

15 Agustus 2019
newcastle united liga inggris dibeli pangeran muhammad bin salman arab saudi mojok

Memimpikan Kejayaan Newcastle United Jika Jadi Dibeli Pangeran Muhammad bin Salman

26 April 2020
divock origi

Divock Origi, Bukti Sepak Bola Punya Tempat Spesial untuk Keberuntungan

7 Desember 2021
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Sepak Bola Indonesia Sudah Bermasalah dari Hulunya: Curhatan Pemain Tarkam

7 Desember 2020
aturan gol tandang dicabut mojok

Dihapusnya Aturan Gol Tandang Merupakan Kemajuan, Kenapa Pada protes?

25 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.