Kebanyakan wanita sangat jarang mau mengatakan apa yang sebenarnya dia inginkan secara gamblang kepada pasangannya. Biasanya mereka meniru teknik anak Pramuka, yaitu mengungkapkan segalanya dengan kode-kode. Padahal dia tahu benar, pasangannya itu bahkan Dasa Darma pramuka aja tidak hafal, tapi masih saja berharap kalau pasanganya bakalan bisa memecahkan kode-kode yang dia buat.
Karena tidak paham akan kode yang diberikan oleh si wanita, maka si lelaki ini yah cuek-cuek saja seperti nggak ada apa-apa. Akibatnya tak ada angin dan tak ada hujan, si wanita mendadak marah dan ngambek tanpa sebab. Lalu, mendeklarasikan diri bahwa semua lelaki di muka Bumi ini merupakan makhluk paling tidak peka sejagad raya. Mereka menilai bahwa lelaki tidak paham dengan segala yang ia inginkan.
Meski tidak semuanya, tapi kebanyakan wanita itu ingin dimengerti meski tanpa harus mengucapkan apa yang mereka inginkan. Gengsi dong, harus ngomong duluan. Inisiatif kek! Peka kek! Pengertian kek! Pahami kek! Gitu terus sampai si lelaki ini jadi kakek kakek. Hmm
Saya sendiri sebagai wanita sadar betul, kadang wanita itu suka sekali membuat rumit hal-hal yang sebenarnya sederhana. Misal saat wanita sedang jalan-jalan dengan kekasihnya. Lalu, dia melihat penjual bunga di tepi jalan. Si wanita ini kemudian menoleh ke pedagang bunga dengan mata berbinar penuh harap. Dia berharap si kekasih ini bakalan membelikannya bunga tanpa dia minta.Tapi sayangnya si lelaki ini tidak mengerti dengan gerakan kode si wanita. Akhirnya yang keluar dari mulut si lelaki justru, “Kalau jalan tuh lihat ke depan, kesandung batu, jatuh, baru tahu rasa ntar!”
Niat si lelaki sebenarnya baik loh yhaaa—dia cuma nggak mau kalau kekasihnya itu jatuh karena tidak memperhatikan jalannya. Tapi setelah kata-kata itu terucap, suasana jadi hening dan mencekam. Si wanita yang tadinya ceria mendadak berwajah muram dan diam seribu bahasa hingga mereka pulang. Saat ditanya si lelaki kenapa dirinya mendadak murung, cuma ada satu jawaban dari bibir si wanita, “Pikir sendiri sana!” Padahal kan kalau pakai logika—si cewek ini cuma tinggal bilang ke pacarnya, “Bang, beliin bunga itu dong!”—kelar semuanya nggak perlu ada drama.
Begitu juga kalau cewek kedinginan dan minta dipeluk. Mau bilang minta peluk, tapi kok ya gimana. Antara malu tapi kok ya pengen. Akhirnya dia mencoba keberuntungan dengan memancing sebuah percakapan. Si wanita kemudian berkata, “Duh, kok dingin banget ya malam ini!”. Si lelaki menoleh dan kemudian menjawab, “Makanya kalau keluar malam itu pake jaket! Kamu susah sih dibilangin! Syukurin kedinginan kan sekarang?”. Gubrakkkk! Pahit kan ya ending-nya. Kebanyakan nonton drakor sih!
Kalau sudah begitu para wanita cuma bisa menggerutu sambil menyenandungkan mars wanita yang dibawakan oleh Ada Band—Karena Wanita Ingin Dimengerti. Lagu itu seolah memahami jeritan para wanita di dunia. Keinginan mereka sebenarnya sederhana, mereka cuma ingin lelakinya dapat memahami apa keinginannya tanpa perlu mengatakannya. Apakah sesulit itu memahami isi hati wanita, Wahai Lelaki?
Ketidakpekaan lelaki terhadap kode-kode atau bahasa yang disuguhkan para kaum wanita ini ternyata ada dasarnya. Menurut John Gray PhD, seorang ilmuwan asal Amerika menyatakan bahwa lelaki itu berasal dari Mars dan wanita berasal dari Venus. Pernyataan ini didukung oleh penelitiannya secara bertahun-tahun dengan meneliti otak lelaki dan perempuan. Dia bahkan menulis sebuah buku best seller yang berjudul ‘Men are from Mars, Women are from Venus’ yang membahas tentang kebenaran dari peryataan tersebut.
Berdasarkan keterangan tersebut, jadi wajar saja ya kalau para lelaki itu kurang mengerti terhadap kode-kode yang dibawakan oleh para wanita. Bukan karena mereka tidak perhatian dan pengertian, tapi karena mereka memang benar-benar tidak paham dengan bahasa alien versi para wanita. Bisa kita ambil contoh, dua orang yang beda daerah saja kadang menemukan begitu banyak kesulitan dalam memahami bahasa daerah orang lain, apalagi yang beda negara dan ini bahkan beda planet? Jadi harap maklum.
Membuat kode-kode saat menginginkan sesuatu itu, bagi saya sudah tidak zamannya lagi. Bikin capek sendiri—sudah susah-susah memberi kode, sudah berharap banyak, eh dianya malah nggak peka. Sebel kan ya. Makanya, selalu ingat kata-kata Anji dalam lirik lagunya, “Kau ingin, katakanlah. Kau mau, katakanlah.”
Dari sini kita bisa belajar satu hal. Biasakan saat berkomunikasi dengan para lelaki itu, gunakan bahasa manusia saja. Jangan pakai bahasa para wanita. Selain mereka nggak paham, kasian juga kan mereka yang nggak tahu apa-apa tapi tiba-tiba kena semprot kemarahan wanita.
Ada baiknya membicarakan segalanya secara terbuka. Kalau pengen sesuatu ya bilang aja pengen. Sederhananya ya kalau suka bilang suka, kalau nggak suka ya bilang nggak suka. Jangan sok-sokan bijak, dengan memilih diam tapi menggerutu di belakang. Biasakan untuk terbuka dan memaparkan isi hati kita ke pasangan.
Saya rasa berani bicara terus terang tak akan membuat harga diri seorang wanita merasa rendah. Karena pada kenyataannya banyak hubungan yang hancur gara-gara miskomunikasi satu dengan yang lainnya. Tidak mau kan, gara-gara hal sepele bisa jadi menyulut sebuah pertengkaran hingga berujung dengan putus.
Ingat satu hal, tidak semua lelaki itu terlahir sebagai peramal. Bagaimana mereka bisa tahu isi hati kita kalau kita tidak mau bicara dan berterus terang. Jangan menyulitkan diri sendiri dan orang lain. Mari bicara.
Jadi, buat yang naksir lelaki tapi doi tak kunjung menanggapi sinyal-sinyal yang kita buat. Hal itu ada dua kemungkinan. Pertama, si lelaki mungkin nggak mengerti kalau sebenarnya kita suka dia. Kedua, si lelaki mungkin emang nggak cinta sama kita, tapi mau nolak kok nggak enak. Jadi kalian juga harus peka, karena kadang untuk sebuah kasus, ada lelaki yang sebenarnya peka tapi pura-pura tak peka. uhuk