Indonesia itu luas dan kompleks. Yang digenggam oleh cakar garuda adalah keberagaman. Semua serba berbeda dan punya keunikan sendiri-sendiri. Secara budaya kita banyak dan beragam, segala aspek kehidupan dari pakaian, bahasa, makanan, ikut-ikutan beragam. Sehingga tiap daerah punya ciri khasnya dan semacam sidik jarinya sendiri-sendiri. Akhirnya banyak acara televisi yang mengangkat tema budaya daerah di Indonesia.
Salah satu stasiun televisi yang rajin menampilkan keberagaman Indonesia adalah Trans7. Mulai dari Si Bolang, Jejak Si Gundul, Jejak Petualang, sampai Jejak Anak Negeri. Sayang disayang, meski narator sudah menggunakan logat medok, serta talent yang mengenakan pakaian daerah, unsur kuliner masih tetap mendominasi. Pokoknya masak melulu dilanjut makan bersama. Begitu terus, tak pernah berubah.
Alurnya mudah ditebak. Membantu panen atau berburu, kemudian dimasak, lalu makan di alam terbuka. Bahkan saya amat yakin, mbak-mbak ayu yang ngaku warga asli situ hanyalah seorang talent. Hampir semua acara bertema petualangan dan pengenalan budaya daerah, pasti selalu disusupi acara masak makanan khas situ. Akhir-akhir ini sering ditambah inovasi masakan. Mulai dari jengkol yang berubah menjadi cake, hingga kue tradisional dicampur buah dan berwarna-warni.
Biasanya mereka akan memasak di dapur jadul, gubuk, rumah tradisional, hingga alam terbuka. Meski punya kompor gas, tetap tungku yang digunakan. Tak lupa cobek, panci, hingga pisau sering banget pakai yang masih baru. Logat medok maksa dan pakaian tradisional yang saya curigai tak pernah dipakai selain untuk syuting serupa jadi style wajib para talent ini.
Pokoknya sepanjang hari mereka makan dan masak bersama. Maksud saya, kalau mau bikin acara kuliner jangan nanggung-nanggung. Bikin saja Si Bolang Cringe, Jejak Masak Outdoor, Si Gundul Menolong UMKM, serta Anak Negeri Tukang Ngerecokin. Selain lebih jujur, juga lebih masuk akal. Karena lama kelamaan konsep acara-acara tersebut berubah drastis dan makin aneh saja. Sekian tahun menonton Trans7, ada sedikit rasa mangkel. Pada kenyataannya, Trans7 sudah hampir berubah menjadi televisi yang sangat amat kuliner.
Jujur saya rindu Trans7 yang dulu. Yang si Bolangnya masih berkonsep petualang. Tapi, yang paling menyebalkan adalah kebiasaan Trans7 yang selalu menyematkan acara masak dan makan di hampir semua acaranya. Bahkan, acara yang dahulu kritis dan berani menampilkan ketimpangan di tiap daerah. Acarnya masih ada, cuma ya gitu, ditambah gimmick masak di luar rumah untuk kemudian makan bersama. Untung pembaca beritanya nggak sambil makan gudeg dan membayarnya dengan gaji Jakarta. Hadeh.
Indonesia nggak hanya perihal mbadogan dan makanan. Negara ini luas dan punya sederet budaya yang bisa digali. Pun sederet permasalahan yang bisa ditampilkan dan diangkat ke permukaan publik, biar cetho welo-welo. Saya masih ingat Jejak Petualang yang mengangkat permasalahan konservasi beserta kendala akses dan diselingi sindiran halus ke pihak yang seharusnya bertanggung jawab. Kesenjangan Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa juga sering dibahas di banyak acara Trans7. Semua memang berubah saat Bolang harus rajin akting yang dipaksakan disertai gimmick aneh.
Begitu juga Gundul yang harus sering jatuh dan terkesan sangat ceroboh. Lalu ditolong cewek cantik yang mengajaknya ke sebuah tempat produksi makanan atau UMKM. Bagus sih, tapi UMKM nggak cuma makanan. Gundul yang dulu sering juga bantuin perajin dan petani. Sekarang juga masih, tapi jarang. Kemarin di salah satu episodenya Gundul bantuin pengrajin alat masak. Ya otomatis lanjut masak dan makan bareng. Ya Tuhan, semoga Gundul nggak obesitas kayak saya.
Sebenarnya, masih banyak yang bisa digali dari budaya Indonesia. Acara-acara yang dahulu dianggap mampu menunjukkan kebenaran, permasalahan HAM, masalah sosial dan keragaman daerah, kini lebih sering menampilkan kulineran, logat medok, dan baju daerah yang kedodoran dan terkadang nggak sesuai sama sikon. Budaya Indonesia tak hanya sebatas masak bareng makanan daerah dan membuat inovasi kue tradisional warna-warni. Sesungguhnya banyak orang yang rindu menyaksikan Trans7 yang dulu, yang masih Indonesia banget.
BACA JUGA Bukan Trans7, RTV Adalah Stasiun Televisi Terbaik Saat Ini atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.