Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Dear Pelamar Kerja, Nggak Bisa Bahasa Inggris saat Wawancara Kerja Bukanlah Suatu Dosa

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
18 Juni 2021
A A
Dear Pelamar Kerja, Nggak Bisa Bahasa Inggris saat Wawancara Kerja Bukanlah Suatu Dosa terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kemangkelan saya di ruang lingkup HRD tentang proses seleksi karyawan berlanjut. Seperti biasa, melibatkan antara saya, kandidat, dan user dalam proses end to end rekrutmen. Semoga cerita ini bisa dijadikan pembelajaran agar tidak terulang di kemudian hari saat kalian—para pelamar kerja—mengikuti proses wawancara kerja.

Jadi, begini. Saat mengikuti proses rekrutmen di berbagai perusahaan, pada dasarnya, kandidat harus siap dengan segala pertanyaan yang diajukan oleh para HRD. Termasuk saat ditanya atau diajak berbincang menggunakan bahasa Inggris.

Tentu saja, di ruang lingkup profesional, bahasa JakSel ini, eh, maksud saya bahasa Inggris, sangat lumrah—cenderung wajib—digunakan sekaligus menjadi nilai tambah dalam bekerja. Apalagi saat ini, sulit dimungkiri kebanyakan user berasal dari luar negeri. Jadi, mau tidak mau, kemampuan dalam berbahasa Inggris harus ditingkatkan. Minimal bisa cas-cis-cus was-wis-wus atau “you know, I know”, lah, dalam proses komunikasinya.

Itulah kenapa jangan heran saat melakukan proses wawancara tahap awal, minimal kalian akan ditanya oleh HRD, “Bahasa Inggris kamu aktif atau pasif?” atau ya akan diajak langsung berbincang dalam bahasa Inggris, untuk mengetahui apakah kalian—para pelamar kerja—aktif atau pasif dalam menggunakan bahasa Inggris.

Lantas, apakah tidak bisa atau tidak paham bahasa Inggris menjadi dosa besar bagi para pelamar kerja saat mengikuti proses wawancara? Apakah akan langsung gagal dan tidak punya peluang lolos ke tahapan berikutnya?

Belum tentu. Sayangnya, beberapa pelamar kerja yang pasif berbahasa Inggris sering kali menjadi ciut—saat ditanya apakah bisa berbahasa Inggris atau tidak. Pada titik yang paling ekstrem, bahkan para kandidat beberapa kali langsung menutup telepon atau mengundurkan diri dari proses seleksi karyawan lantaran berasumsi tidak punya peluang untuk lolos atau dipertimbangkan. Hal ini pun saya alami berkali-kali saat mewawancara beberapa kandidat.

Begini, para pelamar kerja yang sangat saya sayangi. Tidak apa-apa, lho, jika kalian kurang mahir atau tidak bisa berbahasa Inggris. Untuk posisi tertentu, bahasa sehari-hari anak JakSel ini memang menjadi syarat wajib. Namun, di posisi lainnya, lebih fleksibel dan tidak menjadi suatu hal yang mutlak. Memutus obrolan sepihak saat wawancara kerja via telepon tentu tidak profesional. Bahkan, berpotensi masuk daftar hitam karena alasan attitude yang kurang baik.

Sudah beberapa kali saya mengalami hal ini dan masih saja merasa mangkel. Heran saja gitu. Padahal, kan, tinggal disampaikan dengan baik jika memang kurang mahir berbahasa Inggris. Toh, tetap akan diwawancara sampai akhir—dan memang itu yang selalu saya lakukan.

Baca Juga:

Apa Urgensi Belajar Bahasa Portugis? Ketemu Bahasa Inggris Aja Masih Nangis!

Tanpa Les, Tanpa Bimbel: Cerita Mahasiswa yang Selalu Dapet Skor TOEFL 500-an Berbekal Nonton Film dan Main Video Game

Parahnya, hal ini juga pernah terjadi saat proses wawancara lanjutan melalui Zoom dengan user. User yang mewawancara kandidat yang saya ajukan bertanya sejak awal, “Mbak, bisa berbahasa Inggris aktif baik secara verbal maupun tulisan?” bukannya dijawab, kandidat tersebut malah langsung leave room pada aplikasi Zoom.

Ketika saya tanya via WhatsApp kenapa sampai harus leave room, kandidat tersebut merespons, “Saya nggak bisa bahasa Inggris, Pak. Saya mundur saja, saya takut.” Hmmm.

Saran saya, hal semacam itu tidak perlu terjadi dan jangan ditiru. Pokoknya jangan. Sebab, dalam proses wawancara kerja—baik saat masih di tahap awal atau dengan user—para pelamar kerja harus berjuang sampai akhir. Agar HRD dan user bisa memberi penilaian secara menyeluruh dan menggali potensi dari kandidat yang diwawancara.

Meskipun tidak mahir berbahasa Inggris, wawancara harus berlangsung sampai akhir. Tugas para pelamar kerja adalah menjelaskan kemampuan apa saja yang dimiliki. Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengisi suatu posisi. FYI, tak jarang HRD atau user akan tetap mengulik/menggali kemampuan para pelamar kerja sekaligus membantu menemukan posisi yang klop dengan kemampuan yang dimiliki. Jadi, tentu saja menyerah di awal, apalagi sampai menutup telepon atau leave room secara sepihak menjadi keputusan yang tidak ada bijaknya sama sekali, Bung.

Dibanding melakukan hal yang berpotensi membuat nama kalian masuk ke dalam daftar hitam secara cuma-cuma, saran saya, akan jauh lebih baik jika menjelaskan sekaligus bertanya kepada HRD, “Maaf, Pak/Bu, bahasa Inggris saya pasif. Apakah saya diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia?” FYI, hal tersebut sah-sah saja dilakukan dan tidak serta-merta bikin kalian gagal dalam proses seleksi karyawan.

BACA JUGA Wahai Pelamar Kerja, Kesan Pertama Itu Penting! dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: BahasaBahasa Inggrispelamar kerjapendidikan terminal
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Ngomong Lu-Gue dengan Logat Medok Itu Salahnya di Mana?

Ngomong Lu-Gue dengan Logat Medok Itu Salahnya di Mana?

15 Maret 2023
dunia kerja lowongan kerja perusahaan info lowongan pekerjaan IPK Plus Minus Posting CV di Media Sosial bagi Pelamar Kerja terminal mojok.co bikin cv lamaran kerja desain kreatif

Melampirkan Foto di CV Itu Penting, Ini Alasannya

7 Juli 2020
KKN online urgensi manfaat kampus mojok

Kalau Nggak Ada Manfaatnya, buat Apa Kampus Memaksakan KKN Online?

13 Juli 2021
alasan gosip disukai mojok

Kenapa sih Orang-orang Suka Banget sama Gosip?

8 Agustus 2021
Rekomendasi 4 Kanal YouTube buat Belajar British Accent

Rekomendasi 4 Kanal YouTube buat Belajar British Accent

10 Juni 2023
Bahasa Palembang, Bahasa Daerah yang Gampang Dipelajari

Bahasa Palembang, Bahasa Daerah yang Gampang Dipelajari

8 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.