Kok Joao Felix mau sih pindah ke Chelsea? Kayak nggak ada tim lain aja
Bursa transfer musim dingin sudah resmi dibuka. Setiap klub mulai melakukan pergerakan demi mendapatkan tanda tangan dari pemain yang mereka inginkan. Dan salah satu tim yang telah aktif bergerak dan berhasil mendatangkan punggawa baru ke dalam skuad mereka adalah Chelsea.
Fabrizio Romano, sang Lambe Turah-nya dunia transfer sepak bola, melaporkan bahwa The Blues telah menjalin kesepakatan dengan klub asal Spanyol, Atletico Madrid, untuk peminjaman Joao Felix hingga akhir musim. Biaya pinjaman mantan pemain Benfica itu dikabarkan sebesar €11 juta—nominal yang sama sekali tidak sedikit. Sebagai perbandingan, uang segitu kalau dibelikan lato-lato bisa bikin Indonesia budeg.
Joao Felix jelas bukan pemain biasa. Ia adalah wonderkid penuh talenta, yang sayangnya harus meredup karena gaya bermainnya yang tidak cocok dengan sistem yang dijalankan Atletico. Maka dari itu, begitu rumor menyebar bahwa ia tidak lagi betah bermain di Spanyol, klub-klub besar Eropa seperti Arsenal, Manchester United, dan tentunya, Chelsea, pun otomatis mengarahkan bidikan kepadanya. Hingga akhirnya, sang pemain memilih Stamford Bridge sebagai rumah barunya.
Pertanyaan saya sih satu: kok mau, sih, pindah ke Chelsea?
Bagi kalian yang mengikuti sepak bola, terutama Premier League, kalian pasti tahu bahwa Chelsea saat ini sedang bernasib nahas. Di EPL, mereka hanya mampu bertengger di peringkat 10. Di Piala FA, langkah mereka terhenti di putaran ketiga. Dalam beberapa laga terakhir pun, Jorginho dkk. sering sekali menderita kekalahan.
Tak hanya itu saja, masalah lainnya terdapat pada pemain-pemain anyar mereka yang belum bisa menampilkan performa terbaik. Kalidou Koulibaly? Jelas masih angin-anginan. Marc Cucurella? Juga sangat tidak konsisten. Raheem Sterling? Kadang mainnya bagus, kadang sukses bikin fans mengeluarkan kata-kata umpatan. Pierre-Emerick Aubameyang? Wah, udah jelas gatot, alias GAGAL TOTAL.
Singkatnya, kondisi mereka sedang jauh dari kata baik. Mengenaskan, bahkan, kalau menurut saya.
Oleh sebab itu, bukan sesuatu yang mengherankan, dong, jika saya mempertanyakan keputusan Felix (bukan Felix yang doyan nge-cover lagu) untuk bergabung ke klub tersebut. Masih banyak, loh, pilihan lain yang lebih pantas untuk diambil. Ya, apa lagi kalau bukan MU atau The Gunners.
Kedua tim tersebut sedang berada di jalur yang positif; Arsenal dengan pencapaian mereka memimpin klasemen sementara EPL, dan MU yang mulai bangkit di tangan Erik ten Hag. Saya yakin, andai saja Joao Felix bergabung dengan salah satu dari kedua klub tersebut, pasti hasilnya adalah kesuksesan.
Di Arsenal, lelaki 23 tahun itu tak perlu ragu perihal menit bermain. Dengan cederanya Gabriel Jesus, sang striker andalan mereka, Felix pasti akan rutin diturunkan oleh Mikel Arteta. Selain itu, gaya bermain yang diusung juga sesuai dengan apa yang Felix inginkan; operan pendek kaki ke kaki, manuver perpindahan posisi antarpemain yang cair, skema positional play, dan sebagainya. Hal semacam ini sulit sekali ia dapatkan di Atletico Madrid. Sementara di Arsenal? Beuh, udah jadi ciri khas permainan mereka itu, Bos!
Namun, kalau Joao Felix misalnya lebih memilih pindah ke MU, saya juga tak masalah. Bahkan, saya akan sangat menantikan kombinasinya dengan Bruno Fernandes, Antony, dan tentunya, Marcus Rashford. Saat ini, tim berjuluk The Red Devils itu sedang kece-kecenya. Banyak pemainnya yang tengah berada di puncak performa. Kepindahan Cristiano Ronaldo juga sama sekali tidak menimbulkan dampak negatif apa-apa bagi mereka (selain jumlah followers Instagram yang berkurang, tentunya).
Akan tetapi, meskipun MU sedang gacor, entah mengapa saya merasa masih ada yang kurang di lini depan mereka. Oke, Rashford sedang on fire, tetapi bagaimana kalau dia cedera? Siapa yang layak mengisi posnya dan menjadi main man mereka? Jangan sebut Anthony Martial, loh, ya. Kurang meyakinkan itu.
Oleh karena itu, kekurangan tersebut akan otomatis tertutupi oleh Joao Felix andai saja ia lebih memilih berseragam United dibandingkan Chelsea. Andai saja, loh, ya. Nyatanya, keputusan sang pemain sudah bulat; kontrak sudah ditekan; waktu tak bisa diundur. Kita harus menerima fakta bahwa Joao Felix akan menjadi pemain Chelsea selama sekitar enam bulan ke depan.
Entahlah, mungkin, saya saja yang terlalu berlebihan. Dengan kata lain, bisa saja Chelsea tidak seburuk itu. Memang, performa mereka di atas lapangan sungguh mengecewakan. Sejak ditangani Graham Potter, The Blues masih belum menunjukkan identitas mereka sebagai tim besar. Saya melihat mereka tak lebih dari sekumpulan pemain bergaji selangit yang mengolah bola tanpa chemistry sama sekali. Jauh banget, lah, kalau dibandingkan dengan Arsenal musim ini atau MU di bawah ten Hag. Jangan tanya kalau disandingkan dengan Manchester City. Wah, bagai langit dan bumi itu, Bro!
Namun, mereka memiliki satu kekuatan yang tidak boleh disepelekan: skuad yang tebal. Setiap posisi diisi oleh dua-tiga pemain yang kualitas individunya tidak jomplang amat. Maka dari itu, kedatangan Joao Felix bisa saja menjadi pembeda. Siapa tahu ialah Faktor X yang sejauh ini belum dimiliki oleh Chelsea; yang didambakan oleh Potter untuk melengkapi taktiknya yang masih setengah jadi. Bukan tak mungkin pemuda bertinggi badan 181 cm itu dapat mengangkat performa Chelsea menjadi jauh lebih baik dari sekarang. Pemain sekalibernya pasti mampu melakukan itu.
Dan jangan lupa: Felix datang ke Inggris dengan keinginan untuk membuktikan diri. Ia mempunyai motivasi dan tekad yang besar di dalam hatinya. Ia ingin menunjukkan kepada semua haters-nya bahwa Joao Felix belumlah habis. Ia masih wonderkid yang sama yang menghebohkan dunia tatkala berbaju Benfica beberapa musim lalu. Di ajang Piala Dunia kemarin, kita dapat melihat sinar kegemilangan itu. Di Chelsea, ia tentu ingin mengulangi hal yang sama.
Akhir kata, kepada Joao Felix, saya sangat berharap agar kau dapat tampil bagus di Premier League. Tunjukkan kepada dunia tentang semua kehebatanmu. Sebelumnya, kau memang pernah keliru dalam memilih klub. Atletico jelas bukan tempat terbaik bagimu untuk berkembang. Dan kini, semoga saja kau tidak mengulangi kesalahan yang sama. Meskipun jujur, untuk saat ini, saya sangat menyayangkan keputusanmu yang lebih memilih Chelsea dibandingkan MU atau Arsenal.
Why gitu, loh? Bisa-bisanya pindah ke tim lawak. Kayak nggak ada tim lain aja. Hehehe.
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Chelsea dan Panic Buying Transfer, Sejoli yang Tak Bisa Lepas