Dalam permainan sepak bola, kolektivitas permainan sangatlah dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan. Sebuah tim sepak bola tidak bisa jika hanya mengandalkan lini tengah atau lini serang saja. Kekuatan tim harus dimulai dari kiper, bek, gelandang, hingga striker. Seluruh posisi tersebut patut menjadi pertimbangan pelatih dalam menyusun strategi ketika melawan musuh.
Salah satu posisi pemain yang paling krusial dan rawan mendapatkan cemoohan dari fans adalah kiper atau penjaga gawang. Posisinya memang tidak mewajibkan dirinya untuk mencatatkan nama di papan skor. Tetapi, harga diri sebuah tim akan banyak dipertaruhkan oleh performa kiper dalam menyelamatkan gawang dari ancaman serangan lawan.
Salah satu kiper yang cukup menjadi sorotan pada musim ini adalah David de Gea, kiper yang mengenakan jersey Manchester United sejak tahun 2011 ini merupakan salah salah satu pemain warisan Sir Alex Ferguson.
Ketika menjalani debutnya bersama Red Devil, dirinya telah digadang-gadang untuk menjadi kiper utama menggantikan Edwin Van Der Sar. Bukan tidak mungkin De Gea akan tetap berada di MU sampai akhir karirnya.
Fergie pernah mengatakan bahwa De Gea memiliki tugas berat ketika menggantikan Edwin Van Der Sar. Apalagi saat didatangkan ke Old Trafford usianya masih 20 tahun, kekuatan ototnya belum cukup berkembang untuk menepis serangan pemain tertangguh yang berlaga di Liga Primer.
Fergie pernah berkata kepada seluruh punggawa MU bahwa David De Gea merupakan contoh sempurna karakter MU, De Gea datang ke Inggris tanpa bisa berbahasa Inggris, tanpa SIM, lalu setiap pekan dirinya dihajar oleh para penyerang yang bertekad menyulitkan hidupnya.
Perkataan tersebut seakan menunjukkan bahwa Sir Alex Ferguson adalah sosok pelatih yang memiliki kemampuan weruh sak durunge winarah, buktinya kini De Gea telah menjadi salah satu kiper terbaik dunia. Tentunya hal tersebut tak lepas dari tangan dingin pelatih Kiper Eric Steele.
Meski penampilannya saat ini belum bisa mengantarkan MU berada di puncak klasemen liga primer Inggris, namun bukan berarti De Gea tidak bisa mengeluarkan performa terbaiknya.
Penampilannya saat melawan Villarreal di kandang lawan telah menjadi bukti bahwa De Gea merupakan salah satu kiper terbaik cum separuh nyawa dari Manchester United.
Kemenangan MU melawan Villareal pada 24 November 2021 bukanlah kemenangan yang mudah. Apalagi Villarreal kala itu unggul dari segi jumlah shot on target dan ball possession, tetapi semua shot on target yang dilancarkan Villarreal mampu dimentahkan oleh aksi gemilang De Gea.
Salah satu aksi gemilangnya adalah saat pemain Villareal Trigueros mendapatkan ruang tembak di sisi pertahanan MU lalu tendangannya mengenai Bek MU Alex Telles. Arah bola yang berbelok, umumnya akan sulit ditebak oleh kiper. Tetapi tangannya berhasil menepis bola tersebut dan membuat pemain Villareal tidak percaya dengan aksi gemilang kiper asal Spanyol tersebut. Sontak, aksinya tersebut mendapatkan ucapan selamat dari lawan dan mampu menambah rasa percaya diri pada rekan setimnya.
Aksi gemilang De Gea juga berhasil mengantarkan MU berada di puncak klasemen Grup F Liga Champions sekaligus memastikan tiket menuju fase knockout.
Aksi tangan dan kakinya dalam menepis bola yang mengarah ke gawangnya memang tampak seperti pemain yang kesetanan. Tak berlebihan jika Sir Alex Ferguson memboyong De Gea ke Inggris meski kiper bertubuh jangkung tersebut belum fasih berbahasa Inggris.
Meski sempat dikabarkan hendak hengkang dari MU, nyatanya kiper yang pernah menjalani operasi mata tersebut masih tetap setia berada di bawah mistar gawang dan membela Manchester United. Tak berlebihan jika De Gea bukan sekadar kiper utama, tetapi juga separuh nyawa Manchester United.
Sumber Gambar: Pixabay