Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Culture Shock Orang Jogja Saat Pertama Kali Merantau ke Kediri

Achmad Syafii oleh Achmad Syafii
4 September 2023
A A
Culture Shock Orang Jogja Saat Pertama Kali Merantau ke Kediri

Culture Shock Orang Jogja Saat Pertama Kali Merantau ke Kediri (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Meski sama-sama berbahasa Jawa, banyak istilah yang berbeda

Culture shock kedua yang saya rasakan sebagai orang Jogja yang merantau ke Kediri adalah bahasa. Saat pertama kali tiba, saya sering ngang ngong dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Meskipun sama-sama menggunakan bahasa Jawa, ada banyak istilah yang berbeda, lho. Fatalnya, banyak persamaan kata tapi ternyata memiliki makna yang berbeda.

Di Jogja, “mari” sering digunakan untuk menyebut sembuhnya seseorang dari penyakit. Sedangkan di Kediri, “mari” sering digunakan untuk kata ganti selesai atau habis melakukan sesuatu. Padahal orang Jogja menggunakan “rampung” untuk itu.

Saya pernah salah paham gara-gara hal ini. Teman saya bertanya, “Mari ngopo we?” Saya spontan mengernyitkan dahi. Batin saya, siapa yang sembuh dari penyakit? Usut punya usut, ternyata teman saya bertanya, “Habis ngapain kamu?” Oalah.

Ada lagi kata yang bikin saya bingung, yakni “niliki”. Di Jogja, kata tersebut memiliki arti menjenguk orang sakit atau biasanya untuk kegiatan mengecek sesuatu. Sementara di Kediri, jangan pernah menggunakan “niliki” untuk kata ganti menjenguk orang sakit. Bisa fatal akibatnya, Gaes, sumpah. Sebab, “niliki” di Kediri artinya mencicipi makanan. Jauh banget, ya?

Teman saya pernah kebingungan gara-gara saya mengajaknya untuk niliki teman kami yang sedang sakit. Mungkin dalam batin teman saya, cah iki temannya sakit masa malah mau dicicipi. Wqwqwq. Orang-orang Kediri sendiri menggunakan kata “nyambangi” untuk menjenguk orang sakit.

Kata lainnya yang bikin bingung orang Jogja kayak saya di Kediri adalah “nggawe”. Di Kediri, “nggawe” artinya menggunakan. Sementara di Jogja artinya membuat. Kan jauh banget bedanya, coy.

Saya pernah seperti kethek ketulup ketika ditanya seorang teman mau pakai baju apa. Soalnya di Kediri kalimatnya jadi begini, “Awakmu arep nggawe klambi opo?” Saya jawab dengan kaget. “Hah? Bikin baju lama, lho!”

Sebenarnya masih banyak culture shock saya soal bahasa, tapi nanti kebanyakan. Cukup tiga kata di atas aja sebagai contohnya.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Orang Kediri hobi memutar lagu dengan sound besar dan volume keras alias battle sound

Culture shock terakhir yang saya rasakan sebagai orang Jogja di Kediri adalah hobi orang Kediri memutar lagu dengan sound besar dan volume keras. Biasanya, sound ini digunakan dalam karnaval atau acara battle sound, semacam acara mengadu sound yang dilakukan di lapangan.

Setahu saya, hobi ini mulai marak di Kediri dan sekitarnya tahun 2018-2019. Awalnya, saya cukup heran dengan kegiatan ini. Kok bisa ya orang-orang dengan sukarela berkumpul di lapangan mendengarkan sound dengan suara yang memekakkan telinga.

Kalau kalian nggak percaya, coba aja cari di YouTube, Gaes. Ketik aja battle sound Kediri. Kalian mungkin akan terheran-heran kayak saya.

Lantaran jiwa kepo saya cukup tinggi, saya pernah mengajak teman untuk pergi melihat seperti apa sih battle sound Kediri ini. Dan benar saja, ketika sampai di lokasi, jantung saya langsung berdebar karena suara bass dari sound yang keras. Ternyata para sound hunter—julukan untuk pencari battle sound—banyak menyukai sound yang horeg. Kalau sound-nya belum horeg, nggak mantep kata mereka.

Begitulah culture shock yang saya rasakan sebagai orang Jogja yang merantau ke Kediri. Semoga orang Jogja yang mau merantau ke sini bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya ya biar nggak mengalami gegar budaya kayak saya ini.

Penulis: Achmad Syafi’i
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Hal-hal yang Saya Rindukan dari Jogja dan Nggak Bisa Saya Jumpai Saat Merantau ke Kediri.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 4 September 2023 oleh

Tags: culture shockJogjakediriOrang Jogja
Achmad Syafii

Achmad Syafii

Pengangguran yang suka ngopi. Kalau tidak sedang menganggur, suka menulis puisi. Monggo srawung ke @_achmad_syafii

ArtikelTerkait

4 Rekomendasi Tempat Menyendiri di Jogja yang Cocok untuk Orang Intovert Terminal Mojok

4 Rekomendasi Tempat Menyendiri di Jogja yang Cocok untuk Orang Introvert

17 Agustus 2022
5 Kafe Ramah Anak di Jogja

5 Kafe Ramah Anak di Jogja

24 Juni 2023
5 Kosakata Bahasa Tegal yang Bikin Orang Jogja Syok Berat Mojok.co

5 Kosakata Bahasa Tegal yang Bikin Orang Jogja Syok Berat

28 Juli 2024
Culture Shock Orang Surabaya Meski Sudah Menetap di Jogja (Unsplash.com)

Turis Membunuh Jogja

3 Januari 2023
8 Ciri Warung Nasi Pecel yang Sudah Pasti Tidak Enak (Shutterstock)

8 Ciri Warung Nasi Pecel yang Sudah Pasti Tidak Enak dan Cukup Sekali Saja Dikunjungi

18 Oktober 2025
Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja Mojok.co

Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja

30 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.