Kampus swasta kerap dipandang sebelah mata dan dibandingkan dengan kampus negeri yang biasanya lebih familier namanya. Hal ini diperkuat dengan banyaknya siswa SMA yang mati-matian mengejar nilai agar bisa masuk ke kampus negeri karena dianggap lebih bergengsi. Tapi, jujur, kalau kalian masih jadi golongan yang meremehkan kampus swasta, saran saya adalah stop sekarang juga. Sebab, banyak kampus swasta yang kualitasnya nggak kaleng-kaleng.
Banyak kampus swasta yang nggak main-main sama penyelenggaraan pendidikannya. Semua disiapkan dengan sebaik-baiknya agar mahasiswa bisa belajar dengan nyaman dan dapat mengembangkan potensi secara maksimal. Saya bisa bilang begini karena saya sudah pernah merasakannya sendiri saat berkesempatan kuliah di salah satu kampus swasta di Surabaya, yakni Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Malahan ada banyak hal mencengangkan yang saya temukan ketika menjadi mahasiswa di kampus swasta tersebut. Berikut beberapa hal yang sukses membuat saya—lulusan kampus negeri medioker—culture shock saat berkuliah di kampus swasta.
#1 Staf TU ramah tidak ada di kampus negeri tapi ada di kampus swasta
Kampus dengan staf TU yang ramah harusnya udah jadi hal yang wajar, ya. Tapi buat saya, jujur ini adalah hal yang mengagetkan saat kuliah di kampus swasta. Sebab, di kampus tempat saya menempuh studi S1, jarang sekali saya temui staf TU yang ramah, baik di konter fakultas maupun pusat. Lebih seringnya, saya disambut dengan ekspresi yang ketus.
Pengakuan serupa juga disampaikan teman-teman kuliah saya. Jadi, perlakuan ini memang rata, bukan saya saja yang merasakannya. Sampai-sampai mengurus berkas wisuda adalah bagian yang menurut saya paling menghabiskan tenaga karena harus bolak-balik bertemu para staf TU yang sekadar senyum saja enggan.
Baca halaman selanjutnya: Kampus swasta cepat merespons berbagai keluhan mahasiswa…




















