Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Culture Shock Kuliah di Pakistan, Mahasiswa Sering Demo dan Kelas Sering Kosong 

Ibnu Fikri Ghozali oleh Ibnu Fikri Ghozali
13 Januari 2025
A A
Culture Shock Kuliah di Pakistan, MahasiswaSering Demo dan Kelas Sering Kosong Mojok.co

Culture Shock Kuliah di Pakistan, MahasiswaSering Demo dan Kelas Sering Kosong (wikipedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya kuliah di Pakistan pada 2018-2023. Selama kurang lebih 5 tahun menempuh studi di sana, entah berapa kali aktivitas kampus mandek gara-gara mahasiswa demo. Satu hal yang tidak pernah saya sangka sebelum berangkat studi ke negara yang kaya akan sejarah Islam itu. 

Sebelum terbang ribuan kilometer demi menimba ilmu di negeri Permata Timur itu, saya membayangkan saya akan banyak mengikuti kelas-kelas tatap muka yang menggugah, menghabiskan waktu di perpustakaan, hingga mengikuti diskusi ini-itu. Sayang, kenyataan berkata lain. 

Demo bikin kuliah tidak kondusif

Selama 5 tahun kuliah di sana, entah sudah berapa kali jadwal kuliah tatap muka berantakan dan aktivitas kampus mandek karena mahasiswa demo. Saya beri sedikit gambaran ya, demo di sini benar-benar berbeda level. Demo bisa terjadi selama berminggu-minggu hingga membuat perkuliahan jadi tidak kondusif. 

Belum lagi kekacauan yang hampir terjadi tiap ada demo besar-besaran. Kebanyakan demo di sini memang bukan aksi unjuk rasa secara damai. Gas air mata, batu berterbangan, bahkan bentrokan fisik adalah pemandangan biasa. Saya pernah terjebak di tengah kericuhan seperti ini. Saat kejadian, pendidikan rasanya bukan lagi jadi prioritas, walau saya sudah menempuh ribuan kilometer demi belajar. Keselamatan tetap jadi hal utama. Pengalaman itu menambah daftar panjang ironi yang saya temui selama kuliah di sini.

Salah satu demo paling memorable adalah saat pemakzulan Imran Khan sebagai Perdana Menteri. Demo yang awalnya diperkirakan berlangsung sehari, ternyata molor. Situasi ini menunjukkan betapa demo di Pakistan bisa dengan cepat berubah menjadi gelombang protes besar yang tak terkendali.

Melatih belajar mandiri 

Sebenarnya bukan cuma mahasiswa yang pusing menghadapi kondisi yang kurang kondusif untuk kuliah. Para dosen juga memutar otak tia minggu untuk menyesuaikan jadwal yang berantakan. Beberapa akhirnya memilih pendekatan paling sederhana “Kita kirim materi lewat email saja, ya.”

Di tengah situasi tidak kondusif, beberapa kampus mencoba mengadopsi sistem pembelajaran online. Namun, cara ini juga punya tantangan, infrastruktur internet di Pakistan belum merata. Tidak semua mahasiswa punya akses yang memadai. Akibatnya, pembelajaran online sering kali tidak efektif.

Di balik segala kekacauan ini, saya tetap berusaha mencari sisi baiknya. Jadwal kuliah yang amburadul memberi saya kesempatan untuk belajar secara mandiri. Saya mulai menggali ilmu lewat buku atau berdiskusi dengan teman-teman. Bahkan, saya menganggap ini sebagai peluang untuk memahami dinamika sosial dan politik Pakistan dari dekat.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Selain itu, ada pelajaran penting tentang daya juang masyarakat Pakistan. Melihat bagaimana mereka bertahan di tengah protes panjang, bahkan sampai mendirikan tenda di lokasi demo, saya jadi lebih menghargai semangat juang mereka. Ini adalah dimensi unik yang mungkin tidak akan saya temukan di negara lain.

Syok, tapi tidak pernah menyesal kuliah di Pakistan

Bukannya menyalahkan para pendemo. Saya malah salut dengan warga dan mahasiswa di sini. Demo jadi salah satu pertanda mereka melek dan peduli dengan situasi negara hingga rela turun ke jalan. Pada saat itu mungkin saya hanya kurang siap mengahadapi kenyataan. Atau mungkin, saya kecewa dengan berbagai ekspektasi diri sendiri selama kuliah di sana. 

Itu mengapa, kalau ditanya, apakah saya menyesal kuliah di sana? Dengan yakin saya jawab, tidak juga. Kuliah di Pakistan memang penuh tantangan, tapi juga penuh cerita. Dari memahami peta politik negeri ini hingga menikmati libur dadakan, semuanya menjadi bagian dari perjalanan akademik yang tak terlupakan. Pengalaman ini mengajarkan saya untuk lebih fleksibel dan sabar, serta membuka mata terhadap realita kehidupan di negara dengan dinamika sosial-politik yang begitu intens.

Penulis: Ibnu Fikri Ghozali
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Pengalaman 32 Jam Naik Kereta Api Pakistan seperti Kembali ke Era 90-an

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2025 oleh

Tags: culture shockDemoKuliahkuliah di pakistanmahasiswa indonesiapakistan
Ibnu Fikri Ghozali

Ibnu Fikri Ghozali

ArtikelTerkait

Makanan Surabaya Bikin Mahasiswa Jabodetabek Kaget: Ada Nasi Goreng Warna Merah, Ada Bihun Warna Biru

Makanan Surabaya Bikin Mahasiswa Jabodetabek Kaget: Ada Nasi Goreng Warna Merah, Ada Bihun Warna Biru

4 Maret 2024
Beberapa Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memutuskan Pindah Jurusan Kuliah terminal mojok

Beberapa Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memutuskan Pindah Jurusan Kuliah

6 Agustus 2021
Rahasia Lulus Cepat dari Universitas Terbuka

Rahasia Lulus Cepat dari Universitas Terbuka

18 April 2023
4 Tipe Mahasiswa yang Cocok Kuliah di Kota Semarang, Nggak Sembarang Orang Sanggup  Mojok.co jogja

4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Lanjut Kuliah di Semarang, Nggak Sembarang Orang Sanggup Menghadapi Kota Ini

29 Mei 2024
Curhat Seorang Fakboi yang Diputusin karena Ikut Demo terminal mojok.co RUU Ciptaker

Apa Bedanya Demo 1998 dengan Demo 2020?

15 Oktober 2020
Universitas Terbuka Bukan Hanya Kampusnya para Orang Tua

Universitas Terbuka Bukan Hanya Kampusnya para Orang Tua

6 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.