4 Contoh Pertanyaan Cerdas yang HRD Tidak Ingin Kamu Tanyakan Balik Saat Interview Kerja

4 Contoh Pertanyaan Cerdas yang HRD Tidak Ingin Kamu Tanyakan Balik Saat Interview Kerja

4 Contoh Pertanyaan Cerdas yang HRD Tidak Ingin Kamu Tanyakan Balik Saat Interview Kerja (Unsplash.com)

Meskipun dalam proses interview kerja peran HRD lebih dominan, tetapi pada praktiknya sangat mungkin terjadi komunikasi dua arah. Biasanya, momen ini terjadi di akhir wawancara. Tak sedikit HRD yang memberikan kesempatan kepada pelamar kerja untuk memberikan pertanyaan saat sesi interview hampir berakhir.

Selain memvalidasi apakah ekspektasi gajimu bisa terpenuhi atau tidak, berikut 4 pertanyaan cerdas yang ditakutkan para HRD ditanyakan balik kepada mereka saat interview kerja. Sebab, pertanyaan-pertanyaan berikut berpotensi membongkar kualitas perusahaan yang sebenarnya.

#1 “Rekening perusahaan atas nama siapa?”

Percaya atau tidak, berdasarkan pengalaman pribadi saya selama 14 tahun berkecimpung di dunia perburuhan, sekecil apa pun skala bisnis perusahaan, jika memang benar-benar ingin dikelola secara profesional, maka nama rekening pasti menggunakan nama perusahaan. Sesulit apa pun mengurusnya, pasti akan dilakukan sekuat tenaga.

Sebaliknya, sebesar apa pun skala bisnisnya, jika tidak ingin benar-benar dikelola secara profesional, jangankan nama rekening, plang kantor saja pasti disembunyikan! Alasannya macam-macam. Menghindari orang pajak lah, anti-branding lah, low profile lah, biar tidak dikenal kompetitor lah, dll. Pokoknya apa saja alasannya pasti terdengar masuk akal.

Nah, kalau kamu berkarier di model perusahaan seperti ini, siap-siap saja bakal banyak hal yang dilakukan secara kurang profesional. Makanya saat interview kerja, HRD tidak berharap mendapatkan pertanyaan ini dari kandidat yang mereka wawancarai.

Baca halaman selanjutnya: “Sudah berapa lama posisi ini kosong?”

#2 “Sudah berapa lama posisi ini kosong?”

Pertanyaan ini sebenarnya sudah mulai banyak ditanyakan kepada HRD saat interview kerja berlangsung. Menurut saya, ini justru salah satu pertanyaan penting. Semakin lama posisi yang kamu lamar dibiarkan kosong, artinya posisi tersebut tidak krusial. Bukan posisi prioritas lah. Akan tetapi bisa juga sebaliknya, artinya sudah banyak yang melamar posisi tersebut namun belum ketemu kandidat yang tepat. Yah, kalau benar-benar posisi penting sih pasti diprioritaskan untuk segera terisi, kan?

Beda ceritanya jika ternyata posisi tersebut belum lama ditinggalkan. Jaraknya masih di bawah 2-4 minggu. Artinya, benar bahwa posisi tersebut memang diprioritaskan. Tapi hati-hati, jangan sampai kamu terlena karena mungkin juga posisi itu adalah kursi panas sehingga turnover karyawannya tinggi.

Oleh karena itu, lanjutkan pertanyaan di atas saat sesi interview kerja berlangsung dengan meminta penjelasan kepada HRD mengenai alasan orang terakhir di posisi yang sama keluar.

#3 “Berapa banyak “titipan” yang bekerja di perusahaan?”

Saya tidak perlu menjelaskan lagi soal karyawan titipan, kan? Selama orang tersebut masuk tanpa melewati proses rekrutmen yang baik dan benar, apalagi tiba-tiba menjabat posisi yang tinggi dan penting. Orang-orang seperti inilah yang perlu ditanyakan kepada HRD ada berapa jumlahnya. Semakin banyak, kamu perlu mempertimbangkan ulang keputusan berkarier di sana.

Memang tidak semua karyawan titipan memiliki kinerja buruk. Tapi, tingginya persentase karyawan seperti ini menunjukkan sistem rekrutmen dan jenjang karier yang belum bisa diandalkan. Boleh jadi saat interview kerja denganmu, HRD tidak menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan angkanya secara jujur. Namun perlu diketahui kalau tidak hanya HRD yang bisa menilai tingkat kejujuran lawan bicara.

#4 “Apakah wajib ikut kegiatan di luar kantor?”

Acara di luar kantor terkadang memang menyenangkan. Apalagi jika perginya jauh sekalian dan acaranya full senang-senang. Nyatanya, banyak perusahaan di luar sana yang memiliki kegiatan di luar kantor tapi tidak sepenuhnya menyenangkan. Misalnya, ikut acara pengajian, olahraga mingguan, sampai karaokean. Semestinya itu semua acara tidak wajib, kan?

Akan tetapi dengan dalih loyalitas, menjaga kultur perusahaan, dan fafifu wasweswos lainnya, mau tidak mau semua karyawan harus mengorbankan waktu istirahat dan waktu bersama keluarga hanya demi karier yang aman. Sebelum nasi menjadi bubur, alangkah baiknya jika pertanyaan ini ditanyakan kepada HRD saat interview kerja berlangsung. Tanyakan sejelas-jelasnya. Toh, ini bukan sesuatu yang tabu dan rahasia.

Ingat, semua keputusan pasti mengandung konsekuensi. Jangan sampai kamu membuat pilihan konyol dengan malu bertanya karena takut dianggap mengurangi penilaian saat interview kerja.

Penulis: Mohammad Ibnu Haq
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Opsi Pertanyaan yang Bisa Diajukan kepada HRD oleh Pelamar Kerja setelah Mengikuti Proses Interview.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version