• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Code Switching Itu Sah-sah Saja, Nggak Perlu Lebay Protesnya

Ayu Octavi Anjani oleh Ayu Octavi Anjani
2 Maret 2021
A A
grammar yang baik code switching skor toefl 550 aplikasi belajar bahasa inggris grammar toefl bahasa inggris cara belajar bahasa inggris mojok.co

aplikasi belajar bahasa inggris grammar toefl bahasa inggris cara belajar bahasa inggris mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ada yang sering bicara pakai bahasa yang agak dicampur-campur? Iya, seperti anak-anak Jaksel katanya. Kalau ngomong selalu dicampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Contohnya begini, “To be honest menurut gue itu tuh literally nggak banget!” Nah, kurang lebih pasti pernah dengar atau baca kalimat semacam itu. Kalau orang bilang itu bahasa anak-anak gahol Jaksel yang seperti gado-gado sebab dicampur-campur.

Kebiasaan orang-orang yang bicara dengan bahasa yang dicampur-campur, disebut dengan code switching. Saya sih tahu code switching dan code mixing. Jujur, saya juga kalau sedang bicara kadang sadar nggak sadar mencampur bahasa Indonesia dengan Inggris. Memang kebiasaan. Hehe.

Eh, tapi waktu awal saya bicara dengan code switching, saya mbatin orang-orang bisa mengerti apa yang saya katakan atau tuliskan nggak ya? Orang-orang pikir saya sok jago nggak ya? Pikiran semacam itu tentu pernah bersarang di benak. Tapi, setelah belajar lebih lanjut tentang hal ini, jadi paham ternyata sah-sah saja. Bukan dosa.

Baru-baru ini beberapa orang memperdebatkan code switching dan mixing. Padahal menurut saya nggak ada yang salah dengan itu. Kenapa? Ya, karena saya pribadi belajar banyak bahasa. Jadi, kadang kalau ngobrol sama orang suka campur-campur bahasa Indonesia, Inggris, bahkan Korea juga sering. Tapi, kok ya banyak yang protes masalah begini saja.

Padahal kalau menurut saya sebagai orang yang bilingual atau bahkan bisa jadi multilingual, bukankah jadi kebanggaan tersendiri karena berpikir kalau saya bisa bahasa ini dan itu. Ya, meskipun belum sekelas native speaker. Patut dibanggakan lah ya. Setidaknya saya bisa beberapa bahasa lokal dan internesyenel. Hehehe.

Code switching nggak jarang identik dengan bahasa Inggris. Maksudnya, sejauh yang saya lihat sebagian orang berdebat ketika orang lain berbicara dengan bahasa campuran. Ya, tadi itu Indonesia dicampur Inggris. Lebih aneh lagi, masyarakat Jaksel selalu kena imbasnya kalau ada satu dua orang yang menggunakan code switching. Hah, heran padahal semua orang juga bisa jadi bilingual atau multilingual juga gaul.

Kalau mau ditelusuri lebih dalam, kita sebagai orang Indonesia juga sering lho melakukan ini. Sadar atau tidak sadar. Saya sering dengar orang-orang terdekat saya kalau ngobrol dicampur-campur. Bukan Indonesia Inggris. Bisanya Indonesia Sunda atau Indonesia Jawa. Lah, Indonesia Batak juga ada. Tuh, itu kan sama aja. Lalu, apa masalahnya?

Ketika sebagian orang mulai protes, bagi saya, mereka mungkin iri karena tidak bisa bahasa asing. Mohon maaf, saya saja kesal baca komentar orang-orang yang merasa lebih baik bicara dengan benar. Kalau mau Indonesia, ya Indonesia saja. Kalau mau Inggris, ya Inggris saja. Kok bahasa dicampur-campur nggak jelas! Begitu lah kira-kira komentar yang saya temukan di Twitter ketika seseorang di-roasting akibat melakukan code switching. Nah lho, saat menulis ini saja saya menggunakan code switching! Ayo protes saya.

Saya jadi prihatin dengan guru-guru bahasa Inggris yang susah payah ngajar anak muridnya. Apa gunanya belajar bahasa Inggris kalau nggak digunakan. Benar tidak? Lha ya nggak apa-apa dong meskipun sekadar code switching. Setidaknya pelajaran bahasa Inggris selama sekolah berguna. Nggak dianggurin.

Saya dibesarkan bukan di kota besar. Lantas, apakah saya tidak berhak untuk mampu berbahasa asing? Oh, ya tentu berhak. Sangat berhak. Jadi, kalau saya suka berbicara dengan menerapkan campur-campur, ya itu karena saya nyaman. Cara saya juga untuk improve skill berbahasa saya. Jujur, kadang masih ada kosakata yang belum sepenuhnya saya kuasai. Jelas bingunglah. Jadi, campur-campur saya Indonesia Inggris. Yowislah~

Fenomena ini ternyata bagus juga kalau dijadikan topik skripsi sepertinya. Hah, sayang sekali saya terlambat menyadari topik sebagus ini. Kalau dipelajari lebih dalam pasti menemukan hal menarik dari fenomena ini.

Sekali lagi perlu diingat. Code switching itu sangat lumrah digunakan oleh orang-orang yang memang bilingual atau multilingual. Lumrah juga bagi mereka yang belajar linguistik. Nyatanya memang nggak hanya bahasa Inggris yang bisa dijadikan sasaran protes, bahasa daerah juga bisa tuh.

Orang-orang yang kalau ngomong bahasa Indonesia campur Sunda, Jawa, dan bahasa daerah lainnya itu juga termasuk penerapan code switching. Jadi, jangan asal protes nggak jelas deh. Malu. Intinya, kalau memang kita menguasai berbagai bahasa lumrah saja melakukan code switching. Itu tandanya kita jago berbahasa. Nggak peduli deh mau itu bahasa Inggris atau bahasa daerah sekalipun.

Please deh, jadi selama nyaman dan merugikan orang lain nggak usah deh menghakimi atau protes perkara hal sepele seperti bahasa campur-campur. Hadeh.

BACA JUGA Meme ‘Nggak Bisa Basa Enggres’ dan Latahnya Kita dalam Belajar Bahasa Inggris dan tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Maret 2021 oleh

Tags: Bahasa Inggriscode switching

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Ayu Octavi Anjani

Ayu Octavi Anjani

Mahasiswa akhir yang hobi makan dan nulis.

ArtikelTerkait

5 Mitos Keliru tentang Negara Bekas Jajahan Inggris dan Belanda Terminal Mojok

5 Mitos Keliru tentang Negara Bekas Jajahan Inggris dan Belanda

2 Oktober 2022
100 Kata Pengganti Very dalam Bahasa Inggris yang Bisa Kamu Gunakan Terminal Mojok

100 Kata Pengganti ‘Very’ dalam Bahasa Inggris yang Bisa Kamu Gunakan biar Makin Jago

30 Agustus 2022
5 Hal Kecil yang Bisa Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris guru bahasa inggris

5 Hal Kecil yang Bisa Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris

31 Mei 2022
4 Alasan Tetap Gagal Meraih Skor TOEFL Bagus meski Sudah Ikut Kursus

4 Alasan Tetap Gagal Meraih Skor TOEFL Bagus meski Sudah Ikut Kursus

13 Februari 2022
Gelar Kampung Inggris yang Membebani Warga Pare

Gelar Kampung Inggris yang Membebani Warga Pare

30 Januari 2022
Sedang Mempersiapkan TOEFL ITP? Baca Buku Ini

Sedang Mempersiapkan TOEFL ITP? Baca Buku Ini

16 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Bantahan soal Armin Arlert yang Dianggap Nggak Penting Lagi di AoT. Jangan Ngadi-ngadi lah mojok.co/terminal

Armin Arlert Sekarang Jadi Karakter Tidak Penting di ‘Attack on Titan’ Final Season

Panduan Misuh Jawa Timuran, Dijamin Mantap dan Paten terminal mojok.co

Panduan Misuh Jawa Timuran, Dijamin Mantap dan Paten

Panduan Mendampingi Pacar Joobseeker terminal mojok.co

Panduan Mendampingi Pacar Jobseeker



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Olahraga Lari Adalah Olahraga Murah, Murah Pala Bapak Kau

Olahraga Lari Adalah Olahraga Murah, Murah Pala Bapak Kau

19 Januari 2023
Derita Tinggal di Pertashop- Sebuah Warisan yang Meresahkan (Foto milik penulis)

Derita Tinggal di Pertashop: Bisnis Warisan yang Meresahkan

24 Januari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .