Menjadi wilayah perbatasan dan dekat dengan Jakarta, Ciputat Timur menyuguhkan opsi terbaik bagi perantau Jakarta yang memilih hidup pas-pasan. Lupakan sejenak polusi, bising dan hawa panas karena memang fenomena tersebut juga terjadi di sebagian besar wilayah Jakarta.
Sejak saya kuliah hingga bekerja di Jakarta, saya habiskan hampir lima tahun di daerah ini. Tentu saja, saya cukup paham betul seluk beluk kehidupan di Ciputat Timur. Bahkan rasanya saya ogah keluar dari lingkungan ini sejak saya pertama kali pergi dari desa ke kota besar. Mencoba mencari lingkungan baru, Ciputat Timur selalu menjadi acuan bagi kaum mendang-mending seperti saya.
Daftar Isi
Harga sewa kos dan makanan di Ciputat Timur cukup “murah”
Menjadi rumah dari dua kampus, UIN Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta, tak heran kalau Ciputat Timur ramai dikelilingi bangunan kos-kosan ala mahasiswa dengan berbagai macam rupa. Mulai dari semi bangunan rusun, hingga modelan rumah biasa ada di sini. Bahkan banyak dari pemilik usaha menyulap ulang rumah-rumah mereka menjadi sebuah kos khusus mahasiswa.
Harga yang ditawarkan juga cukup miring, mulai dari 350 ribu per bulan hingga jutaan, tergantung fasilitas yang disediakan. Jika melihat rate sewa kos di daerah Jakarta, menurut saya biaya hidup di Ciputat Timur cukup menghemat isi dompet. Bahkan untuk mendapat sepetak kamar kos lengkap dengan satu potong jendela di Jakarta, harganya bisa jutaan. Sudah tak masuk akal.
Padahal di Ciputat Timur, kamar kos model begitu masih banyak disewa di kisaran ratusan ribu. Maklum, pasar utama mereka mahasiswa.
Selain tempat tinggal, tempat makan dengan harga mahasiswa juga banyak tersedia di berbagai sudut. Tak beda jauh dengan tempat-tempat makan di Jakarta, makanan di Ciputat Timur juga memberikan rasa yang nikmat kalah nikmat. Ada yang murah, ada juga yang mahal. Tapi beberapa tempat makan ini cukup menyelamatkan isi dompet hanya untuk mengisi perut.
Saranan hiburan terjangkau
Tak melulu soal kasur dan dapur, Ciputat Timur juga menyuguhkan sarana hiburan bagi kamu yang lelah seharian bekerja di kantor. Semenjak pandemi Covid-19 usai, ekonomi di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda terlihat bangkit kembali seperti dulu, bahkan lebih ramai dari biasanya. Beragam kafe hits tersedia di sini dan cocok untuk sekadar nongkrong bareng teman.
Melipir ke wisata alam yang murah meriah, danau buatan Setu Gintung dan Setu Bungur juga bisa jadi alternatif hiburan alam untuk melepas penat setelah seminggu bekerja. Menariknya, kedua tempat wisata ini bisa diakses secara gratis kapan pun kamu mau. Entah untuk berolahraga joging atau jalan-jalan santai sambil menikmati indahnya hamparan air waduk.
Akses transportasi umum banyak, semuanya serba dekat
Sebagai salah satu akses utama menuju kota Jakarta, hampir di seluruh jalanan Ciputat Timur dilewati transportasi umum yang cukup beragam. Angkot masih berseliweran di jalanan selama 24 jam. Ojek pangkalan masih bertengger di beberapa titik ruas jalan. Layanan ojek online juga gampang untuk dipesan.
Kalau mau irit, yaaa pakai Transjakarta rute S22 (Ciputat- Kampung Rambutan) atau S21 (Ciputat-Blok M). Sekali naik hanya mengeluarkan uang Rp3.500, cukup untuk menghemat gaji selama sebulan.
Mau naik KRL? Di Ciputat Timur ada stasiun Pondok Ranji. Lintasan kereta dari arah Serpong atau Rangkas Bitung ini cukup cepat mengantarkan kamu ke beberapa tempat di Jakarta melewati beberapa stasiun seperti Kebayoran Lama, Palmerah, hingga di pemberhentian stasiun transit Tanah Abang.
Sebagai penutup, memang betul jalanan Ciputat Timur terkenal dengan “drama” kemacetan jalanannya. Tapi, memilih hidup pas-pasan di tengah gemerlapnya Jakarta, saya rasa Ciputat Timur tidak buruk-buruk amat. Bahkan tempat ini bisa menjadi rumah sementara demi menghemat biaya bulanan.
Penulis: Gina Nurulfadilah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sedap Malam Ciputat: Dibenci Sekaligus Dicintai Penghuninya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.