Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Meskipun Jadi Daerah dengan Akses Layanan Kesehatan Tersulit di Jawa Tengah, Saya Bersyukur Lahir dan Besar di Cilacap

Diniar Nur Fadilah oleh Diniar Nur Fadilah
12 Agustus 2023
A A
Meskipun Jadi Daerah dengan Akses Layanan Kesehatan Tersulit di Jawa Tengah, Saya Bersyukur Lahir dan Besar di Cilacap

Meskipun Jadi Daerah dengan Akses Layanan Kesehatan Tersulit di Jawa Tengah, Saya Bersyukur Lahir dan Besar di Cilacap (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Untuk kamu yang nggak ditakdirkan terlahir dan menjalani kehidupan sebagai orang desa di Kabupaten Cilacap seperti saya, maaf ya. Kamu jadi nggak bisa merasakan bagaimana asyiknya hidup di kawasan yang menyandang gelar daerah dengan akses layanan kesehatan tersulit di Jawa Tengah.

Gelar ini bukan sekadar gelar yang disematkan oleh orang iseng, lho. Gelar ini didapat oleh tanah kelahiran saya dari laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Keren banget, kan?

Sejujurnya, awalnya saya cukup kaget dengan data yang berisi hitungan dari tiga jenis akses pelayanan kesehatan, yaitu akses ke fasilitas rumah sakit, akses ke fasilitas puskesmas, dan akses ke fasilitas klinik/praktik mandiri ini. Tapi setelah mengingat-ingat apa yang saya alami sejak penghujung tahun 2019, saya jadi lebih banyak setuju dan terharu, sih.

Semua bermula pada tahun 2019

Beberapa bulan sebelum kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan, saya didiagnosis mengidap Milliary Tuberculosis. Pada perkembangannya, penyakit ini membuat saya mengalami kesulitan berjalan. Setelah beberapa hari dirawat di RSUD Majenang yang nggak begitu jauh jaraknya dari rumah, saya dirujuk ke rumah sakit lain. Saat itu saya dirujuk ke spesialis saraf di RSUD Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat dan spesialis bedah saraf di RSUD Margono Soekarjo Kabupaten Banyumas.

Kalau boleh mengaku, di momen itu saya merasa iri kepada orang-orang yang tinggal di wilayah lain. Saya iri karena mereka bisa tetap berada di tanah kelahirannya saat mengakses pengobatan yang lebih baik. Nggak seperti saya yang harus keluar dari Cilacap yang sangat saya cintai untuk bisa mendapatkan pengobatan yang katanya lebih baik.

Tapi, saya juga kasihan kepada mereka yang bisa mengakses pengobatan dengan mulus itu. Mereka jadi nggak bisa merasakan betapa asyiknya berburu berbagai pengobatan alternatif yang sering kali tak masuk akal, yang beruntungnya justru lebih banyak saya dapatkan ketimbang pengobatan medis.

Mencoba pengobatan alternatif air kelapa muda bakar sampai jus bawang putih

Petualangan pengobatan di luar medis tentunya kurang afdal jika nggak melibatkan ramuan atau bahan pangan tertentu lainnya. Dan ini juga yang saya rasakan.

Awalnya, saran-saran yang masuk dari orang-orang yang katanya peduli dan kasihan sama saya itu masih cukup enak dan bisa dinikmati. Ada yang menyarankan kepada saya untuk sering mengonsumsi air perasan pace alias mengkudu yang sudah jatuh ke tanah. Ada juga yang menyarankan untuk rutin minum air kelapa muda bakar, hingga kuning telur ayam kampung yang dicampur madu lebah murni.

Baca Juga:

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

Meskipun seiring berjalannya waktu saran-saran yang masuk mulai di luar nurul dan bikin saya nggak habis fikri, saya tetap bersyukur bisa menikmati pengalaman unik semacam ini. Saya pernah disuruh minum empedu ayam mentah tiga kali sehari. Hanya berselang setengah jam dari minum obat TBC yang diresepkan dokter yang juga sama-sama diminum tiga kali sehari. Selain itu, saya juga pernah diperintahkan untuk minum segelas besar jus bawang putih setelah (katanya) dirukiyah oleh seorang (yang katanya) kiai.

Yang terakhir ini sukses bikin saya mengeluarkan seluruh isi perut dan disambut “Alhamdulillah semua makhluk jahat yang ada di tubuh si neng udah keluar” oleh (yang katanya) kiai itu. Padahal kalau dipikir-pikir, ulama paling soleh yang nggak akan diganggu setan pun akan muntah jika disuruh minum segelas besar jus bawang putih seperti saya. Entah kenapa saya dan keluarga saat itu percaya saja kalau makhluk jahat yang menyebabkan saya kesulitan berjalan sudah keluar.

Gara-gara akses layanan kesehatan di Cilacap kurang baik, saya harus pergi ke Bandung hingga Ponorogo untuk berobat

Bukan hanya melibatkan aneka ramuan dan bahan pangan unik, pengobatan di luar medis yang saya jalankan tentunya melibatkan berbagai treatment yang juga tak kalah unik. Semuanya bermula saat saya disarankan tim dokter untuk menunda operasi bedah pada awal tahun 2020.

Orang tua saya saat itu mendapat banyak saran dari orang baik di sana sini. Akhirnya mereka memutuskan untuk membawa saya ke seorang kakek berusia hampir 100 tahun yang terkenal sering berhasil menyembuhkan orang yang nggak bisa jalan akibat patah tulang.

Tentu kamu sudah bisa menebak kalau pengobatan ini bukan satu-satunya, kan? Ada setidaknya 12 pengobatan alternatif dengan metode pijat lainnya yang saya jalani.

Saya pernah merasakan dipijat menggunakan tangan kosong. Pernah juga dipijat dengan batu dan kayu hingga minyak khusus seharga Rp100.000 per ml yang katanya diimpor dari Arab Saudi. Orang yang memijat saya pun ada yang mantan dokter spesialis penyakit dalam di Purwokerto, pemijat asal Bandung yang katanya pernah kuliah di Jerman, hingga pemijat yang merupakan pimpinan salah satu padepokan silat di Ponorogo.

Semua pengobatan alternatif itu saya lakukan karena buruknya akses layanan kesehatan di Cilacap, tanah kelahiran saya.

Disuruh minum air laut sampai ke Pantai Samas Bantul

Di kesempatan lain, atas rekomendasi salah seorang saudara jauh, orang tua saya juga pernah memanggil seorang tukang pijat datang ke rumah. Setelah memijat kaki saya selama beberapa menit di ruang tengah, si pemijat mengajak bapak saya untuk mengobrol di ruang tamu.

Ternyata si pemijat merekomendasikan ke bapak saya untuk membawa saya ke Pantai Samas di Kabupaten Bantul nun jauh di sana. Katanya, rekomendasi itu disampaikan karena dia menemukan ada “sesuatu” yang mengikuti saya. Konon, “sesuatu” itu minta dipulangkan ke tempat asalnya di pantai itu.

Entah kenapa di momen itu saya nggak bisa jengkel kepada kedua orang tua saya. Meski tahu seumur hidup saya belum pernah mengunjungi Pantai Samas, mereka tetap membawa saya ke sana. Buat apa? Ya buat diguyur dan meminum segelas air laut. Katanya agar “sesuatu” yang mengikuti saya itu bisa kembali pulang.

Saya juga nggak bisa jengkel saat kedua orang tua saya mendengarkan nasihat dari salah seorang putra kiai tersohor di sini untuk membawa saya berziarah ke sebuah makam ulama di wilayah Banjarsari Jawa Barat. Di sana, saya disuruh mandi di tempat wudhu musala di samping komplek pemakaman itu tepat di jam 12 malam.

Semoga layanan kesehatan di Cilacap makin baik

Saya nggak sedang mengutuk nasib kocak saya selama 4 tahun terakhir lewat cerita pengobatan-pengobatan unik yang sudah saya lewati ini. Justru saya ingin bersyukur dan ingin dunia tahu. Bahwa perjuangan orang desa seperti saya ketika sakit bukan hanya sulit mengakses pengobatan yang layak, tapi juga sulit menolak opsi pengobatan lain yang kelewat banyak.

Terakhir, saya berharap layanan kesehatan di Cilacap bisa semakin baik. Harapan ini bukan karena saya sudah tak bangga menjadi warga daerah dengan gelar akses layanan kesehatan tersulit di Jawa Tengah ini. Saya hanya ingin bisa mengakses pengobatan tanpa perlu pergi meninggalkan tanah kelahiran saya. Bagaimanapun Cilacap adalah kebanggan terbesar saya dan saya sangat bersyukur terlahir dan bisa tinggal di Cilacap.

Penulis: Diniar Nur Fadilah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kabupaten Cilacap Layak Disebut sebagai Planet Cilacap Mendampingi Bekasi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2023 oleh

Tags: cilacapjawa tengahKesehatanpengobatan alternatif
Diniar Nur Fadilah

Diniar Nur Fadilah

Pekerja Teks Komersial yang lahir, dibesarkan, dan ingin mati di Cilacap.

ArtikelTerkait

3 Rekomendasi Makanan Murah Rp5 Ribuan untuk Anak Kos Magelang

3 Rekomendasi Makanan Murah Rp5 Ribuan untuk Anak Kos Magelang

25 Agustus 2023
Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

7 April 2024
Tanda Kalian Nggak Cocok Tinggal di Wonosobo, Pikir Dua Kali Sebelum Tinggal di Sini Mojok.co

Tanda Kalian Nggak Cocok Tinggal di Wonosobo, Pikir Dua Kali Sebelum Tinggal di Sini

22 Juli 2024
Berapa sih Penghasilan Ideal untuk Hidup Nyaman di Jawa Tengah? Sini Saya Beri Hitungannya

Berapa sih Penghasilan Ideal untuk Hidup Nyaman di Jawa Tengah? Sini Saya Beri Hitungannya

20 Januari 2025
Temanggung dan Wonosobo, Taman Wisata buat Kaum Mageran (Unsplash)

Temanggung dan Wonosobo, Tempat Wisata Paling Ideal buat Pemalas dan Kaum Mageran

6 September 2023
Karanganyar, Daerah Underrated di Jawa Tengah yang Nyaman untuk Ditinggali

Karanganyar, Daerah Underrated di Jawa Tengah yang Nyaman untuk Ditinggali

8 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.