Kecamatan Cepu tidak seperti kecamatan lain di Kabupaten Blora yang terkenal sepi. Asal tahu saja, Kabupaten Blora kembali menjadi menyandang predikat daerah paling sepi di Jawa Tengah. Sebagai warga lokal, saya maklum saja dengan predikat itu. Ya bagaimana lagi, hampir setengah dari wilayah Kabupaten Blora masih diselimuti hamparan sawah dan hutan jati.
Data BPS 2024 menunjukkan, luas wilayah Blora mencapai 1.957,29 kilometer persegi. Sementara jumlah penduduknya hanya 907.990 jiwa. Dengan begitu, kepadatan penduduk di Blora hanya sekitar 464 jiwa/km persegi. Melihat angka-angka itu dapat dibayangkan betapa lenggang kabupaten ini.
Akan tetapi, Blora yang lekat dengan kesan sepi tidak berlaku di Cepu. Kecamatan yang berada di sisi paling timur Blora dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro ini tergolong ramai. Ada beberapa alasan yang membuatnya berbeda dengan kecamatan-kecamatan lain di Blora:
Daftar Isi
#1 Lokasi Cepu paling strategis dibanding kecamatan lain di Blora
Cepu Blora sudah menjadi daerah yang strategis sejak dahulu. Salah satu faktornya adalah kandungan potensi alam, minyak bumi, yang besar di kawasan ini. Itu mengapa, akses yang memadai sudah tersedia sejak masa penjajahan Belanda. Akses tersebut utamanya dibangun demi mengangkut minyak bumi ke daerah lain. Namun, perlahan, akses tersebut berpengaruh pada aktivitas ekonomi masyarakat sekitar dan bertahan hingga saat ini.
Kalau mau ditarik lebih jauh lagi. Jejak Cepu sebagai wilayah yang strategis dan penting sudah ada sejak masa Kerajaan Demak. Di masa itu wilayah Cepu sempat menjadi pusat kerajaan. Inisiasi tersebut dilakukan oleh Arya Penangsang selaku Raja Demak ke-5. Periode pemindahan pemerintahan Kerajaan Demak di Cepu (Jipang) terbilang sangat singkat sebelum akhirnya Arya Penangsang gugur di tangan utusan Adipati Pajang.
#2 Akses transportasi sangat beragam
Ketersediaan transportasi dalam menunjang mobilitas masyarakat menjadi keunggulan lain yang ditawarkan. Adapun fasilitas penunjang kegiatan transportasi yang tersedia di Kecamatan Cepu adalah stasiun, terminal, dan bandara.
Menariknya keberadaan Stasiun Cepu tercatat sudah berdiri sejak tahun 1902 dan diresmikan oleh NIS (Nederlands Indische Spoorweg) atau Perusahaan kereta api Hindia-Belanda. Stasiun Cepu menjadi jalur penting karena sebagai penghubung perjalanan kereta antar provinsi di Pulau Jawa. Jalur tersebut berperan penting hingga saat ini. Tercermin dari jumlah penumpang kereta api di Stasiun Cepu juga meningkat setiap tahunnya. BPS mencatat, pada 2023 terdapat kurang lebih 419.456 penumpang.
Untuk melakukan perjalanan menggunakan kereta dan bus masyarakat dapat memesan tiket sesuai jadwal yang diinginkan. Namun, untuk pembelian tiket pesawat masih terhambat karena belum ada jadwal penerbangan kembali. Tapi setidaknya kecamatan kecil ini punya beberapa alternatif untuk bepergian.
#3 Fasilitas sangat komplit dibandingkan Kabupaten Blora
Kecamatan Cepu juga dibekali fasilitas pelayanan publik yang cukup lengkap. Dari mulai ketersediaan pelayanan kesehatan hingga hadirnya perguruan tinggi terkemuka. Salah satu perguruan tinggi di Kecamatan Cepu adalah PEM Akamigas. Politeknik di bawah naungan Kementerian ESDM ini menjadi lembaga pendidikan pencetak ahli di bidang energi dan sumber daya mineral. Jelas saja sebagai salah satu penghasil minyak tentunya Kecamatan Cepu menjadi tempat ideal untuk menempuh pendidikan di bidang tersebut.
Dengan berbagai dinamika yang ada, tak ayal jika Kecamatan Cepu cenderung lebih ramai ketimbang Kabupaten Blora. Bahkan, bergulir wacana pembentukan Cepu Raya untuk menjadikan kawasan Kecamatan Cepu sebagai kota vokasi energi. Tentu wacana tersebut terdengar ndakik-ndakik alias berlebihan untuk direalisasikan. Namun, wacana ini menandakan betapa kecamatan ini begitu dipandang dan diperhatikan. Saya jadi yakin episentrum ekonomi khususnya pada bidang migas dapat segera terwujud di Kecamatan Cepu.
Di atas beberapa alasan yang membuat Cepu begitu berbeda dengan kecamatan-kecamatan lain di Blora. Potensi yang ada di sana membuat Cepu lebih ternama dibanding kecamatan lain. Bahkan, lebih menyita perhatian dibanding Kabupaten Blora sendiri.
Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Mantrijeron, Kecamatan di Kota Jogja dengan Vibes Bantul yang Kental
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.