Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Catatan Kecil dari Senayan

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
25 September 2019
A A
senayan

senayan

Share on FacebookShare on Twitter

Bagaimana? Enak toh gebuk-gebuk mahasiswa?

Hari pertama, jujur saya tidak ikut melakukan aksi demonstrasi di Senayan bersama teman-teman mahasiswa lainnya. Oleh karena itu, saya menulis tulisan sebagai bentuk keterwakilan nurani saya terhadap kezaliman yang ada.

Memang saya agak sedikit telat berangkat menuju Senayan, kira-kira menjelang azan Maghrib barulah saya berangkat bersama seorang teman. Apes, gawai saya mati di jalan, tapi saya tetap melanjutkan perjalanan menuju Senayan. Sepanjang perjalanan hati saya agak resah, bagaimana kabar teman-teman dan adik-adik yang ikut aksi? Saya selalu berdoa semoga baik-baik.

Perjalanan memang cukup sebentar, tapi beberapa jalan protokol yang ditutup membuat saya harus mencari jalan alternatif untuk sampai ke Senayan. Kurang lebih satu jam, akhirnya sampai di Senayan. Pandangan pertama yang saya temui hanya satu hal; letih. Terlihat dari guratan wajah para teman-teman mahasiswa dari kampus lain. 

Ada yang rebahan, lalu duduk di pinggiran jalan sambil sekadar merokok untuk melepas pusing. Saya kira tidak berlebihan, karena perih dan letih dari gas air mata serta water cannon yang membuatnya. Agak ke depan, saya sampai persis di gedung (yang ngakunya) para wakil rakyat. Lebih banyak lagi mahasiswa-mahasiswa yang bergerombol di sana.

Jalanan macet sebelah, saya mencoba berbalik arah lewat trotoar (jangan ditiru ya) untuk mencari teman-teman saya yang sedang rehat pasca bentrok. Terakhir kali mendengar kabar, mereka ada di gedung TVRI atau di sekitarnya gate 12 GBK (Gelora Bung Karno). Saya dapat kabar itu sebelum gawai saya habis total baterainya. Maka saya coba untuk melipir pelan-pelan kesana.

Sampai di gate 2 keadaan sudah agak kondusif, saya melihat banyak truk dari militer sudah mulai ditarik. Dalam hati saya berucap; apa memang sampai hati untuk menurunkan militer? Ini bukan aksi untuk menurunkan presiden. Tapi, biarlah sudah hanya Tuhan yang tahu isi hati presiden kita yang amat lugu nan jenaka tersebut. Saya melanjutkan perjalanan, sisa-sisa gas air mata masih terasa dan cukup perih untuk dihirup.

Raut wajah para mahasiswa yang ada di pinggiran jalan, jika kalian lihat langsung, betapa tidak akan teganya kalian akan berucap bahwa mahasiswa itu cuman tukang bikin macet. Tidak akan, mulut kalian para pencerca mahasiswa demonstran, membela oknum aparat yang turun. Lihat langsung ke jalan, jangan hanya dari media saja. Perih hatiku, cuk. Negara kita kok koyo ngene. 

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Di perjalanan, memang saya tidak melihat pamflet nyeleneh yang berseliweran di tengah-tengah aksi demonstrasi. Waktu yang sudah mulai gelap, ricuh yang sudah mulai mereda, dan kondisi para mahasiswa yang sudah diterpa lelah membuat saya tidak menemukan hal aneh, seperti yang ada di linimasa media sosial saya.

Hanya, yang terlihat di mata saya ada beberapa kesempatan menangkap beberapa mahasiswa lain jenis saling mesum bersandar, serta menguatkan. Duhai, mencinta di jalan perjuangan.

Tidak sempat iri, karena saya sudah punya kekasih juga hehe. Lanjut menuju gate 5 kalau tidak salah mulai tampak lebih ramai mahasiswa berjalan-jalan mengkoordinir teman sesama kampusnya. Anak UIN Jakarta, khususnya Fakultas Adab masih belum terlihat, hanya anak Trisakti dan UI yang berseliweran. 

Cerita mulai panas saat menuju gate 7, sesaat hampir sampai disana terdengar letusan tembakan dan gas air mata berjatuhan. Apes sekali, sebisa mungkin saya menjauhi titik kerusuhan malahan datang menghampiri. Tanpa banyak cakap saya langsung tancap gas, menerobos gas air mata yang ditumpahkan.

Tapi, baiklah mungkin sikap represif yang dilakukan oleh oknum aparat memang guna untuk membubarkan mahasiswa. Tapi, apa perlu sampai segitunya? Padahal yang saya lihat para mahasiswa hanya sedang rehat, merebahkan badan sembari melemaskan otot yang kaku. Tidak sama sekali ada tindakan anarkis! 

Ditambah, mereka menembak gas air mata ke arah orang-orang sipil yang kebetulan lewat. Seorang ibu, membawa anak pun tak luput kena. Sungguh, teladan sekali. Bahkan, sempat sekali para oknum aparat mengajari jenis-jenis hewan lucu macam; anjing, babi dan bahkan hewan kecil bernama bangsat. Keren bukan, oknum aparat tersebut. 

Satu hal yang pasti pula, gas air mata sangat pedih. Hampir sedih ditinggal kekasih. Ambyar!

Kerumunan kocar-kacir, sampai para mahasiswi pingsan tetap saja tidak diacuhkan. Tetap tembak terus. Saya curiga, oknum aparat itu jarang berhasil menembak pujaan hatinya, maka pelampiasan adalah menembak gas air mata ke arah mahasiswa. Tentu tidak akan ditolak bukan. Payah!

Berkeliling tak kunjung menemukan teman-teman saya, akhirnya diputuskan pulang saja. Saya khawatir dengan sikap oknum aparat yang mengejar-ngejar. Saya takut, kalau dia berhasil meraih saya, nanti malah tidak sesuai ekspektasi. Takut memberi harapan palsu, duh. Makanya saya pun lekas balik.

Pemandangan arah pulang pun cukup prihatin, mahasiswa-mahasiswa banyak berjalan kaki. Kaki pincang, bahkan sampai ada yang disokong banyak temannya. Padahal, ada yang perempuan! Hebat, ini pasti titisan Kartini saya pikir. Dipaksa untuk menerima tembakan oleh oknum aparat, tapi dengan gagah masih berjalan tertatih. Saya berikan salute! 

Selama perjalanan menahan perih, saya kira apesnya saya malam itu benar karena mamah saya. Beliau, saat saya sedang di tengah perjalanan menyuruh pulang, tapi saya malah tetap maju. Alhasil, terjadilah saya terkena gas air mata. Jangan sekali-kali melanggar perintah ibu, hasilnya mantap sekali.

Akhir kata, saya katakan: Boleh saja aksi dibubarkan, tapi ia akan tetap tumbuh saat tertekan. Boleh saja aksi dituduh macam-macam, tapi ia akan terus mengancam.

Udah ah, capek, pengen ngatain oknum aparat aja. (*)

BACA JUGA Pak, Kita Mau Aksi Bukan Mau Perang Sama Polisi atau tulisan Nasrullah Alif lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Tags: aksidemonstrasiMahasiswasenayan
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

Tidak Ada yang Namanya Liburan untuk Anak Persma

Tidak Ada yang Namanya Liburan untuk Anak Persma

7 Maret 2020
Laptop Bekas yang Direkomendasikan buat Mahasiswa Pas-pasan

Pengin Beli Laptop buat Ngerjain Tugas, tapi Bujet Pas-pasan? Nih, Rekomendasi 7 Laptop Bekas yang Cocok buat Mahasiswa

18 Juli 2023
Tawangmangu, Pilihan Jalur yang Tepat untuk Pulang Kampung ke Ponorogo dari Solo Mojok.co

Tawangmangu, Pilihan Jalur yang Tepat untuk Pulang Kampung ke Ponorogo dari Solo

20 Agustus 2024
Salut Buat Mahasiswa yang Nolak Pulkam Karena Corona

Salut Buat Mahasiswa yang Nolak Pulkam Karena Corona

3 April 2020
capek

Menanggapi Semua Tulisan Soal Divisi Kepanitiaan yang Merasa Paling Berat: Saya yang Baca Aja Sampai Ikutan Capek

22 Agustus 2019

Rambut Rontok hingga Jemuran Hilang, Tinggal di Kos Putri Nyatanya Tidak Seindah Kata Orang-orang

14 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.