Belakangan ini career switching ramai jadi bahan perbincangan kalangan pekerja yang sudah berpengalaman. Konon, fenomena ini semakin banyak sejak pandemi. Sejak pandemi melanda, banyak pekerja yang terkena PHK. Kemudian sebagian di antara mereka rela banting setir bekerja di posisi apa saja, meski nggak sesuai dengan pengalaman kerja sebelumnya atau bahkan nggak sejalan dengan latar belakang pendidikan.
Selain karena situasi yang nggak direncanakan, career switching juga bisa dilakukan oleh mereka yang awalnya memang berniat pindah posisi. Beberapa di antaranya malah sudah mantap membuat timeline; kapan harus mulai mencari kerjaan baru, ingin menempati posisi apa, dst.
Kian hari, fenomena ini semakin menarik lantaran mulai banyak pekerja yang latah, ikut-ikutan, dan aji mumpung mengikuti fenomena ini. Lantas, apakah itu salah? Tentu saja nggak. Namun, kalian perlu persiapan matang, apalagi kalau career switching ini memang sudah diniatkan.
Nah, biar career switching-mu nggak terkesan ugal-ugalan, saya kasih saran sederhana yang bisa kalian abaikan, dijadikan fondasi, atau malah dipertimbangkan.
#1 Miliki skill yang dibutuhkan untuk karier baru
Saran pertama yang saya berikan adalah miliki kemampuan yang dibutuhkan di bidang baru yang akan kalian tekuni. Dalam keadaan normal dan nggak medesak, sudah semestinya career switching perlu perhitungan matang. Salah satunya ya melalui kemampuan yang dimiliki.
Kemampuan baru ini bisa kalian dapatkan melalui kursus, bootcamp, atau sudah terasah karena terbiasa mengerjakan satu atau beragam proyek sampingan. Agar lebih sah, lampirkan portofolio fisik atau digital. Dengan begitu, kemampuan kalian pada bidang tertentu akan lebih bisa divalidasi. Peluang career switching pun akan lebih terbuka.
#2 Mental dan daya adaptasi
Apa yang kalian lakukan pada pekerjaan sebelumnya tentu akan berbeda dengan pengalaman baru yang akan kalian hadapi di masa mendatang. Mulai dari lingkungan, rekan kerja, atasan, atau bahkan apa yang akan kalian kerjakan semua berubah. Perlu mental dan daya adaptasi yang cukup agar proses peralihan karier kalian bisa berjalan mulus. Sejalan dengan hal tersebut, membanding-bandingkan pekerjaan sebelumnya dengan perubahan karier di masa mendatang berpotensi akan menjadi penghambat.
Itulah kenapa perlu kesadaran sekaligus kesiapan diri yang baik untuk menjalani karier di posisi baru. Perlu diingat kembali juga, apa tujuan kalian career switching. Jangan sampai nantinya hanya sebagai pelarian sementara alias bosenan berkedok career switching.
#3 Melakukan riset sederhana untuk posisi baru
Dalam proses wawancara maupun kebutuhan personal, riset sederhana diperlukan agar kalian mengetahui gambaran kerja di ruang lingkup yang baru. Mulai dari job desc, perkiraan benefit yang akan didapatkan, keuntungan lainnya selain materi, atau bahkan strategi bekerja agar bisa bertahan perlu kalian cari tahu.
Dengan melakukan riset sederhana, kalian akan lebih siap menghadapi proses wawancara. Kalian akan menjawab pertanyaan HR atau user dengan mantap dan tentu saja lebih menguasai posisi baru yang akan kalian tempati.
Sebagai tambahan, sempatkan waktu untuk melakukan kontemplasi. Pikirkan kembali tujuan dari career switching. Sebab, HR atau User pasti pengin tahu alasan kalian mengambil keputusan tersebut.
#4 Realistis dan sabar dalam menjalani proses
Poin ini beririsan dengan target yang bisa kalian tetapkan untuk diri sendiri. Cepat nggak mesti buru-buru, Kawan. Saran saya, nikmati setiap proses dalam menjalani career switching.
Dalam beberapa aspek, perlu adaptasi dan juga berpikir realistis. Sebab, di waktu mendatang, barangkali kalian menemukan satu, dua, atau beberapa kesulitan. Tentu saja hal tersebut sangat normal. Sederhananya, career switching itu tipis-tipis seperti restart karier. Menjadi seorang fresh graduate yang mesti belajar banyak demi mendapat pengalaman anyar. Bedanya, kamu sudah punya persiapan dan mengetahui alur bekerja seperti apa.
#5 Tabungan yang cukup untuk kemungkinan terburuk
Selain keberanian, kalian butuh pertimbangan yang sangat matang saat memutuskan untuk career switching. Salah satu hal yang sering disepelekan adalah tabungan yang cukup. Nggak peduli kalian masih single atau berkeluarga, fungsi dari tabungan ini adalah untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk yang bakal terjadi seandainya career switching nggak berjalan sesuai harapan kalian. Setidaknya kalian punya tabungan atau dana darurat biar nggak kelabakan.
Nah, sudah tahu kan apa saja yang perlu kalian siapkan agar proses career switching lebih mulus dan mantap? Kalau sudah punya modal lima hal di atas, gas deh cari kerjaan yang pas dengan keinginan kalian.
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Emang Kenapa sih Kalau Sarjana Jadi Ibu Rumah Tangga?