September 2024 yang lalu, Mbak Paula Gianita Primasari menulis soal es teh jumbo. Kata penulis Terminal Mojok terbaik 2024 ini, bisnis es teh jumbo kini “merangkak menuju kebangkrutan”. Semuanya karena kelatahan orang Indonesia dan saya cenderung setuju dengan opini beliau.
Soal kelatahan itu, saya menemukannya di dekat rumah. Saya mencatat ada 3 gerai es teh jumbo yang sudah eksis sejak awal 2024. Semuanya saya lihat ramai sejak buka, tapi mulai sepi di Oktober 2024. Namun, saat mulai sepi ini, eh ada 1 gerai lagi yang buka. Apakah si penjual tidak riset pasar dulu sebelum buka.
Iseng saya bertanya kepada si penjual terkait alasannya berani buka ketika pasar mulai surut. Katanya, bisnis minuman itu seharusnya tidak merugi. Selain soal “musim”, penjual kudu kreatif. Jawaban dari si penjual ini, mungkin, bisa menjadi kabar baik bagi pelaku bisnis es teh yang mulai merasakan momen “merangkak menuju bangkrut”.
Izinkan saya berbagi….
#1 Kombinasi es teh jumbo dengan gorengan
Gerai es teh jumbo yang baru buka di dekat rumah ini terlihat yakin ketika menjawab beberapa pertanyaan saya. Dia yakin karena orang Indonesia, khususnya Jogja dan sekitarnya, sangat suka gorengan.
Jadi, si penjual ini, setiap pagi selalu menyediakan gorengan panas. Dan pembelinya selalu mengular karena tempe, bakwan, dan tahu hasil karyanya memang enak.
Melihat potensi antrean ini, si penjual membuka gerai es teh di sebelah “akuarium” yang berisi gorengan. Maka, yang terjadi adalah, pembeli gorengan yang antre, beberapa tertarik untuk memesan es teh jumbo. Combo antara makanan dan minuman ini memang komposisi yang pas untuk menarik minat.
Baca halaman selanjutnya: Jajanan pedas memancing orang untuk minum…