Tulisan ini terilhami dari sebuah kejadian yang sedikit menjengkelkan bagi saya selaku pengguna aktif WhatsApp. Sejak tahun 2016 saya menggunakan WhatsApp untuk bertukar pesan dan berbagi informasi dengan teman-teman saya, baik teman SD, SMP, SMA, hingga kuliah. Namun di masa-masa kuliah ini, suatu hal yang berhubungan dengan WhatsApp dan juga penggunanya, sedikit membuat saya jengkel.
Adalah tentang sohibul WhatsApp yang sengaja mengabaikan pesan WhatsApp dengan alasan pesan tertimbun. Tentu ini bukan berdasarkan perasaan suuzan, pasalnya selang beberapa menit saya mengirim pesan, si sohibul ini malah memperbarui status WhatsApp. Hingga berakhir dengan pengabaian pesan dari saya selama berhari-hari lamanya.
Seakan-akan pesan yang datang dari saya adalah sebuah pesan kematian yang perlu dihindari keberadaannya. Seburuk itu kah? Padahal sebuah pesan yang saya kirimkan tidak jarang berisi informasi yang penting. Saya pun yakin, hampir semua pengguna WhatsApp juga pernah mengalami hal yang sama seperti yang saya alami.
Untuk mengatasi perasaan baper ketika pengabaian pesan (yang bahkan tidak dibaca sama sekali) itu terjadi, kita perlu membentengi diri kita dengan berbagai pikiran husnuzan. Senjata terbaik memang harus berhusnuzan ya, gais! Selain itu sebuah treat tertentu sepertinya akan pantas kita lakukan untuk para sohibul ini.
1. Berhusnuzan dan berbodo amat
Tugas kita hanyalah menyampaikan pesan (entah itu penting atau sama sekali nggak penting) buat para sohibul tersebut. Ketika mereka dengan sengaja mengabaikan pesan kita, tugas utama yang harus dilakukan adalah husnuzan. Tugas tertinggi dari segala tugas kita sebagai seorang manusia. Meskipun tidak jarang tugas ini juga bakal menjadi tugas terberat. Tapi percayalah, saat insiden ini terjadi berhusnuzan akan jadi cara termudah dan terderhana.
Jika mereka merasa telah melewatkan sebuah informasi yang penting di saat-saat genting, maka dengan sendirinya mereka akan membaca pesan kita. Lalu mereka akan meminta maaf pada kita dan beralasan, “Maaf ya, pesanmu ketimbun di bawah.” Iya lah ketimbun sama ketidakpedulianmu~
2. Menelepon langsung si sohibul yang bersangkutan
Kesal karena pesanmu sengaja diabaikan begitu saja? Coba lakukan cara ini—menelepon langsung si sohibul yang bersangkutan. Tidak usah ragu. Jika pesanmu benar-benar layak untuk segera mendapat respon darinya, cara ini adalah cara terbaik untuk menjadi manusia yang bijak sejak dalam pikiran. Saat sebuah amanah harus benar-benar disampaikan, ada baiknya kita segera menyampaikan (meskipun sempat diabaikan).
Jangan lupa ucapkan salam sebagai pembuka. Lalu tahan emosi agar tidak meletup. Kemudian bicaralah “Kamu kemana sih kok pesanku tidak kamu baca?”. Maka saya yakin sohibul di seberang sana akan menjawa “Maaf, pesanmu tertimbun di bawah”. Hmmm sudah kuduga, Ferguso!
3. Membombardir mereka dengan spam chat
Terlalu kesal karena sudah lama diabaikan? Cara ini akan jadi cara terampuh agar mereka tidak beralasan bahwa pesan kita tertimbun, yaitu dengan membombardir mereka dengan spam chat. Kalian yang biasanya suka iseng mengerjai teman kalian atau memang pernah merasa kesal karena pesan kalian terlalu lama diabaikan, spam chat akan jadi alternatifnya.
Dengan mengirimkan spam chat, pesan kita yang awalnya diabaikan karena para sohibul ini beralasan pesan kita tertimbun, akan dapat menutup alasan tersebut. Pasalnya ketika mereka mengatakan “Maaf, pesanmu tertimbun di bawah” kita bisa mengirimkan bukti bahwa kita sudah berulang kali mengcopy paste dan mengirimkannya sebagai bombardir spam chat di ruang obrolan antara kita dan para sohibul ini.
Jika sudah begitu, kita bisa tinggal menimpali jawaban, “lha itu aku sudah spam pesannya. Masih tertimbun juga? Rusak kali hapemu.” wqwq
4. Tinggalkan pesan suara atau voice note
Tenang…untuk kalian yang sedang dalam masa krisis kuota, tapi tetap ingin segera diperhatikan oleh para sohibul ini adalah dengan mengirimkan voice note. Salah satu fitur WhatsApp berupa pesan suara ini tergolong sedikit ampuh untuk menarik perhatian para penggunanya. Pasalnya untuk mengetahui isi pesan, kita harus terlebih dulu memutar pesan suara.
Pada fitur ini juga terdapat keunggulan lain. Jika seorang pengguna WhatsApp menyenyapkan laporan baca pada pengaturan akunnya, maka pengaturan itu tidak akan berlaku pada pesan suara. Ketika para sohibul ini sengaja mengabaikan pesan meskipun sempat membacanya, laporan baca akan tetap terlihat pada pesan suara. Jadi kita tetap bisa mengetahui apakah pesan kita benar-benar tertimbun atau hanya alasan para sohibul ini.
Meskipun di atas adalah cara-cara menangani para sohibul yang suka mengabaikan pesan WhatsApp kita dengan alasan pesan kita tertimbun, ada baiknya menjadi orang yang santuy dan kalem-kalem bae adalah cara terbaik untuk mengatasi kegemasan kita pada mereka. Atau jika terlanjur gemas, saat bertemu mereka langsung saja cubit pipinya lalu katakan “Besok uninstall aja WhatsAppmu, Sob!” (*)
BACA JUGA Culture Shock Anak Rantau di Jogja atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.