• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Cara Doa yang Berbeda saat Acara Resmi Membuktikan Indahnya Keberagaman

Atanasius Rony Fernandez oleh Atanasius Rony Fernandez
30 September 2019
A A
Niat Hati Ngajak Rabi, Malah Ditikung Pemuda Hijrah terminal mojok.co

Niat Hati Ngajak Rabi, Malah Ditikung Pemuda Hijrah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di acara resmi yang digelar oleh instansi pemerintah atau non pemerintah, biasanya akan ada pembacaan doa. Terkait hal itu, saya tergelitik mendengar kekecewaan Anggota Fraksi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang gagal membacakan doa di Sidang Paripurna akhir masa jabatan MPR Periode 2014-2019. Padahal ia akan menjadi perempuan dan non-Muslim pertama yang akan membacakan doa di sidang MPR. Di luar permasalahan itu, saya memiliki pengalaman mendengar pembacaan doa yang sangat berbeda ketika mengikuti kegiatan di luar daerah. Pengalaman yang menyadarkan saya bahwa Indonesia memang benar-benar beragam.

Saya lahir dan menetap di Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Saya sangat jarang berpergian ke luar daerah, pada tahun 2018 lalu saya mendapatkan tugas pekerjaan untuk berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara dalam rangka acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang dipusatkan di sana. Saat pembacaan doa, ternyata doa dibawakan dengan cara Kristen Protestan di hadapan dua orang menteri dan sejumlah kepala daerah dari seluruh Indonesia.

Sungguh, saya benar-benar terkejut saat itu, karena di tempat saya tinggal, pembacaan doa di acara resmi pemerintahan selalu dengan cara agama Islam. Saya mengira karena itu acara resmi tingkat nasional, maka akan menggunakan tata cara secara umum seperi di daerah saya. Kemungkinan penggunaan cara doa tertentu karena mengikuti agama mayoritas masyarakat di sana. Hal itu semacam menyadarkan saya bahwa di setiap daerah ditinggali oleh orang-orang dengan mayoritas latar belakang yang berbeda-beda. Mungkin sebagian dari kita sudah paham dan saya juga sebenarnya paham, tapi bagi saya yang hanya menetap di satu daerah dengan lingkungan mayoritas tertentu, merasa tidak terbiasa saat menemukan kebudayaan yang berbeda, bikin saya mengalami semacam keterkejutan saat itu.

Sebenarnya saya tidak bermasalah dengan perbedaan agama, karena saya tumbuh di lingkungan keluarga yang memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda. Lingkungan pertemanan dan lingkungan kerja juga diisi oleh orang-orang dengan latar yang beragam.

Bangsa Indonesia, seperti yang kita tahu memiliki agama yang beragam, belum lagi jika dihitung dengan para penghayat kepercayaan. Beragam suku juga menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 2010 menyebut ada 1.331 kelompok suku di Indonesia. Sementara itu, dari situs website Kemendikbud, disebutkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) telah memetakan dan memverifikasi 652 bahasa daerah di Indonesia. Jumlah tersebut tidak termasuk dialek dan sub-dialek.

Belum lagi jika dilihat dari relief wilayah setiap daerah yang berbeda, dengan bentuk negara kepulauan sudah hampir pasti setiap daerah memilih tradisi yang berbeda. Paling mudah adalah dengan melihat makanan khasnya, ada daerah yang makanan khasnya didominasi masakan dengan cita rasa manis, ada juga yang lebih dominan pedas.

Dari kenyataan tersebut seharusnya saya atau kita, tidak perlu heran jika berkunjung ke luar daerah menemukan kebudayaan yang berbeda. Merasa asing di daerah lain meski pun berada di satu negara, juga sebenarnya tidak masalah. Justru merasa terasing itu bisa menyadarkan kita bahwa sebenarnya di negara ini kehidupan tidak sebatas apa yang biasa kita lihat.

Keterkejutan saya melihat adanya pembacaan doa yang dibawakan dengan cara agama lain dari yang biasa saya lihat, adalah kenyataan bahwa saya terlalu lama berada di satu daerah yang sama, dan tidak berupaya mengenal lebih dalam kebiasaan dan kultur daerah lain di negara ini atau istilah lainnya saya seperti katak dalam tempurung. Meski pun saya menyadari bahwa kita memiliki kebudayaan beragam, tapi saya tidak benar-benar tahu bahwa kebudayaan di satu daerah mempengaruhi segala sendi kehidupan sampai ke doa pada seremonial acara resmi. Saya mengira semuanya bakal sama.

Dari pengalaman yang saya alami di Manado itu, saya kemudian memikirkan bahwa begitu indahnya ketika orang banyak menerima dirinya dipimpin berdoa—tentu saja dalam konteks seremonial bukan keimanan—dengan cara agama lain. Dari pengalaman saya itu saya semakin sadar bahwa perbedaan memang nyata adanya, dan kita harus saling menghargai. Memberikan kesempatan pada agama mana pun memimpin doa dalam acara seremonial resmi secara nasional bisa menunjukkan dan mengajarkan bahwa keberagaman nyata adanya di negeri tercinta ini. (*)

BACA JUGA Catatan Kecil dari Senayan atau tulisan Atanasius Rony Fernandez lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: BerdoaBhinneka Tunggal Ikaketuhanan yang maha esaPancasilaumat beragama

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Atanasius Rony Fernandez

Atanasius Rony Fernandez

ArtikelTerkait

definisi pancasilais sejarah hari lahir pancasila 1 juni 1945 mojok.co

Pancasilais dan Tidak Pancasilais Itu Gimana Cara Ngukurnya sih?

11 September 2020
RUU HIP

RUU HIP Bikin Saya Cemas soal Kebebasan Berpendapat dan Berpikir

22 Juni 2020
definisi pancasilais sejarah hari lahir pancasila 1 juni 1945 mojok.co

1 Juni Hari Lahir Pancasila, Apa iya? Coba Tengok Dulu Sejarah Lahirnya Pancasila

1 Juni 2020
Sudah Betul Kalista Iskandar, Pancasila bukan untuk Dihafal, tapi untuk DiamalkanSudah Betul Kalista Iskandar, Pancasila bukan untuk Dihafal, tapi untuk Diamalkan

Sudah Betul Kalista Iskandar, Pancasila bukan untuk Dihafal, tapi untuk Diamalkan

10 Maret 2020
Kalista Iskandar Tidak Hafal Pancasila Tidak Salah, yang Salah, Hafal Tapi Tidak Mengamalkannya

Kalista Iskandar Tidak Hafal Pancasila Tidak Salah, yang Salah, Hafal Tapi Tidak Mengamalkannya

9 Maret 2020
Kelakuan Politisi yang Berbusa-busa Saat Bicara tapi Ogah-ogahan Saat Disuruh Mendengar

Kelakuan Politisi yang Berbusa-busa Saat Bicara tapi Ogah-ogahan Saat Disuruh Mendengar

19 Februari 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kakak

Mahasiswa dan Polisi: Renggangnya Hubungan Baik Saya dengan Kakak Akibat RUU Ngawur dan Elite Politik

lampu merah

Ini Loh Faedahnya Lampu Merah Berdurasi Lama

gender rokok

Sejak Kapan Rokok Punya Gender?



Terpopuler Sepekan

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan
Nusantara

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

oleh Firdaus Ala Illiyyin
25 Maret 2023

Terserah mau pindah ke mana aja, asal nggak ke Lamongan, deh.

Baca selengkapnya
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!