Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bupati Minta Kisi-Kisi OTT KPK Itu Nalarnya di Mana?

Dimas Purna Adi Siswa oleh Dimas Purna Adi Siswa
15 November 2021
A A
OTT KPK
Share on FacebookShare on Twitter

Pasti kalian waktu jaman sekolah dulu menjelang ujian pertengahan atau akhir semester pernah meminta kisi-kisi ke guru-guru kalian. Kisi-kisi yang paling terkenal sepanjang sejarah itu adalah kisi-kisi menjelang Ujian Nasional. Bahkan, sampai dibuatkan bukunya sendiri, seperti detik-detik menjelang Ujian Nasional beserta kisi-kisinya.

Adanya kisi-kisi sebelum hari penghakiman memang serasa bak angin segar bagi kalangan pelajar waktu itu. Tapi, salah nggak sih adanya kisi-kisi ini? Ini pula masih menjadi perdebatan, tapi bagi kalangan pelajar seperti saya dulu waktu itu mewajarkan adanya kisi-kisi ini.

Sekarang bagaimana kalau ada permintaan kisi-kisi sebelum adanya penangkapan kasus kejahatan, lebih khususnya lagi, kisi-kisi penangkapan kasus korupsi?

Permintaan ini justru datang dari seorang kepala daerah yang terkenal karena mendoannya. Asal kota saya lagi, hadeh. Permintaan ini terekam dalam sebuah video saat beliau sedang berpidato dalam acara resmi. Mungkin, video Pak  Bupati minta kisi-kisi yang sudah kadung viral tidak full atau terpotong. Namun, klarifikasi dari Pak Bupati dalam akun Instagram-nya menurut saya juga tidak bisa membenarkan pernyataan beliau tersebut. Eh sekarang postingan klarifikasi tersebut sudah dihapus juga.

Intinya dalam video tersebut beliau minta diberikan kisi-kisi oleh Bapak/Ibu KPK sebelum akan melakukan Operasi Tangkap Tangan (selanjutnya disingkat OTT). Terutama kepada para kepala daerah. Lebih lucunya lagi, apabila orang tersebut sudah terkena OTT KPK dan orangnya mau berubah, sebaiknya dilepaskan saja. Pak, semalem ngemil kulit kerang?

Mungkin Pak Bupati kurang paham KUHAP ya, jadi saya mencoba maklum dengan hal ini. Begini pak, definisi tertangkap tangan saja kalau mengacu Pasal 1 angka 19 KUHAP itu adalah tertangkapnya orang pada waktu sedang melakukan tindak pidana. Atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya. Atau sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu. Waduh panjang betul ya.

Sederhananya begini, Pak, OTT KPK itu dilakukan pada saat ada orang yang lagi korupsi, atau sesaat setelah melaksanakan kegiatan untuk korupsi. Atau bisa juga ada orang yang ketauan ada alat atau benda pada dirinya yang digunakan buat korupsi.

Sebenernya ketimbang minta kisi-kisi, kan lebih baik nggak usah korupsi kan?

Baca Juga:

Ironi Situbondo: Kotanya Sepi, Bupatinya Jadi Tersangka Korupsi

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

Soalnya begini. Rasanya aneh bin wagu kalau sebelum OTT, KPK ngabari ke sasaran. “Bos, kita mau OTT nih, gimana, siap?”

Pak Bupati setelah itu bikin klarifikasi. Bahwa maksud beliau itu adalah agar ada tindakan pencegahan. Lah, KPK kan ada bagian pencegahan. Kalau emang murni pencegahan, harusnya nggak bawa-bawa OTT dong, Pak.

Seharusnya kalau bicara pencegahan ya benahi sistemnya yang bolong-bolong itu. Perketat sistem biar lebih transparan dan tidak ada celah bagi pejabat publik yang nakal itu. Tidak usah muluk-muluk ngomongin OTT KPK, Pak, bikin sistem transparan saja di Pemkab Banyumas.

Contohnya ya, Pak, saya dulu pernah kasih saran. Data covid Banyumas (duh sebut merek, nggak apa-apa deh) seharusnya diperbarui setiap hari. Semua media sosial dimaksimalkan dan bukan malah harus menunggu Bapak bikin live IG atau video dulu baru tau kondisi terbaru.

Terakhir soal klarifikasi Pak Bupati yang mengatakan bahwa nanti kalo pejabatnya atau kepala daerahnya kena OTT KPK bisa jadi daerahnya malah jadi lambat untuk berkembang. Anu, mohon maaf nggih, Pak, tapi itu jujur aja nggak nyambung. Justru tindakan OTT KPK itu bisa membuat daerah bisa berkembang karena KORUPSINYA DIBERANTAS. Saya gedein, biar bisa baca. Bisa kan? Bisa lah.

Akhir kata, Pak, saya ada buku saku memahami UU Tindak Pidana Korupsi langsung dari KPK. Hasil kiriman untuk KKN dulu. Kalau berkenan mau saya nanti kirimkan via ekspedisi, Pak, dan bisa buat bahan bacaan setiap pagi sambil sarapan.

Juga biar Bapak nggak bikin atraksi kayak gini lagi. Malu liatnya.

Sumber gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 November 2021 oleh

Tags: kepala daerahkisi-kisikpkOTT
Dimas Purna Adi Siswa

Dimas Purna Adi Siswa

Calon pengacara handal. Saat ini masih pengacara (re:penggangguran banyak acara) dulu.

ArtikelTerkait

KPK penilapan duit bansos koruptor jaksa pinangki cinta laura pejabat boros buang-buang anggaran tersangka korupsi korupsi tidak bisa dibenarkan mojok

Putusan Sidang Kode Etik Wakil Ketua KPK: Mengharap Rasa Malu dalam Drama yang Belum Berlalu

4 September 2021
Sarjana Hukum Pasti Hafal Pasal? Sungguh Kesesatan Ekspektasi yang Nyata terminal mojok.co

Terdakwa Kasus Novel Baswedan Aja Malu Cuma Dituntut 1 Tahun Penjara 

15 Juni 2020
kasus suap benih lobster korupsi hukuman ringan mojok

Dari Kasus Suap Benih Lobster, Kita Belajar bahwa Hukum Bisa Didiskon

24 April 2021
Mendukung Ide Hebat Rompi Penangkal Korupsi Ciptaan KPK unila

Mendukung Ide Hebat Rompi Penangkal Korupsi Ciptaan KPK

3 Juni 2022
7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

28 November 2023
Polisi Bilang Harun Masiku Tidak Ada di Tongkrongannya: Sudah Coba WA, Pak?

Polisi Bilang Harun Masiku Tidak Ada di Tongkrongannya: Sudah Coba WA, Pak?

14 Februari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.