Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Buntut Viral dari Isu Viral seorang Ridwan Kamil: Masih tentang Enigma Sebuah Segitiga

Ulfa Setyaningtyas oleh Ulfa Setyaningtyas
13 Juni 2019
A A
konspirasi segitiga

konspirasi segitiga

Share on FacebookShare on Twitter

Meruntut masalah protes masyarakat kepada Ridwan Kamil a.k.a Kang Emil terhadap desain Masjid Al-Safar yang menuai kontroversi karena disinyalir memiliki kemiripan dengan simbol-simbol yang digunakan oleh organisasi paling kontroversial sepanjang sejarah bernama Illuminati—ternyata drama keviralan kasus ini semakin mencengangkan dan menegangkan sekaligus agak kocak, gaes~

Setelah satu per satu masyarakat termakan berbagai kabar miring sehingga saling mengintervensi agar masyarakat lain pun ikut menolak beribadah di Masjid Al-Safar. Akhirnya pemberitaan isu ini pun berhasil memicu dunia perulamaan—yang sebut saja tokoh-tokoh agama terkemuka—untuk buka suara. Belum selesai Si Akang Emil meredam opini publik terkait tuduhan tersebut, Kang Emil justru semakin dibikin pusing dengan perdebatan baru yang menyusul viral—apalagi kalau bukan perbedaan pandangnya dengan Ustaz Rahmat Baequni dalam sebuah kegiatan diskusi terbuka yang digelar oleh MUI Jabar di Bale Asri Pusdai Jawa Barat senin kemarin (10/6/2019).

Dalam pemaparan Ustaz Baequni, beliau menegaskan bahwa segitiga merupakan simbol yang menjadi ciri khas kaum Zionis Yahudi, termasuk untuk menginterpretasikan ketuhanan mereka. Beliau juga menjelaskan bahwa kaum Zionis memaknai segitiga terbalik sebagai penggambaran dari iblis yang mereka sembah, sedangkan segitiga normal—menghadap ke atas—disimbolkan sebagai Dajjal. Apabila keduanya digabungkan atau dipersatukan, maka terbentuklah simbol yang kini digunakan sebagai lambang bendera Israel.

Selain itu, ia juga memaparkan mengenai tiga agenda utama kaum Zionis—yaitu persatuan kaum Yahudi di seluruh dunia, kekuasaan berdaulat di atas tanah Palestina, dan penyebaran ideologis ke seluruh umat demi terwujudnya The New World Order. Dalam mencapai keberhasilan ketiga agenda tersebut, mereka biasanya akan menggunakan media berupa simbol, ritual, dan arsitektur.

Tanpa perlu kita cerna pun, pemaparan beliau jelas sekali mengarah kepada permasalahan Masjid Al-Safar yang tengah ramai dibicarakan. Hal inilah yang membuat masyarakat memperdebatkan relasi antara Dajjal dan Illuminati, Illuminati dipercayai sebagian kalangan sebagai antek-antek setia alias tentara Dajjal—si Makhluk Akhir Zaman menurut ajaran agama Islam. Sebaliknya, Kang Emil menanggapi dengan tipikal khasnya yang nyentil tapi suka bener. Ia jelas menampik klaim bahwa arsitektur Masjid Al-Safar berbentuk segitiga melainkan trapesium—lah, kok bener~

Tak lupa beliau menambahkan dukungan teori saintis berupa studi matematika dasar soal perbedaan rumus trapesium dan segitiga. Super sekali, Pak!

Keberagaman perspektif dalam menginterpretasikan simbol segitiga tersebut pun masih ambigu dan mengundang banyak perdebatan akibat kemiripan bentuk dasar yang selalu dilihat dari satu sisi—sisi depan atau belakang. Simbol-simbol segitiga Illuminati yang digambar atau ditulis dengan media datar apabila di visualisasikan bentuknya dapat menyerupai piramida, trapesium, hingga kerucut—intinya kecil atau mengerucut aja bagian pucuknya. Pucuk pucuk pucuk—iklan.

Setelah cukup memberi kuliah umum tentang konsep segitiga dan trapesium, Kang Emil juga menganggap kontroversi terhadap dirinya ini di rasa sama sekali tidak proporsional—bisa jadi di dalam hati Kang Emil bilang, “Akutu nggak bisa diginiin”. Pasalnya, banyak sekali masjid yang menggunakan desain dan ornamen ala-ala segitiga namun tidak menjadi masalah sampai masalah ini diperdebatkan—misalnya seperti Masjid Al-Ukhuwah Bandung, Masjid Raya Jakarta atau Masjid Raya Hasyim Asyari hingga Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Nabi Raudah. Apakah karena yang desain bukan seorang Ridwan Kamil yang nge-hits dan mengundang massa untuk nyinyir?

Baca Juga:

4 Alasan Warga Jakarta Menolak Ridwan Kamil Menjadi Calon Gubernur

Kecamatan Gedebage Bandung, Kecamatan Paling Mentereng di Seluruh Kota Bandung

Hari ini saya cukup lama berselancar di dunia daring, isu ini berjaya menjadi trending berita menghiasi headline-headline beranda di berbagai media. Sampailah saya di pekarangan mojok.co, saya membaca artikel di beranda dengan cukup seksama sembari sesekali menyungging bibir atau nyengir-nyengir. Setelah membaca salah satu artikel di mojok.co soal isu terkait, saya jadi berpikir: “Apakah selama ini saya makan dan memberi makan orang dengan makanan Dajjal setiap kali di rumah mengadakan selametan? Jangan-jangan tanpa niat dan tanpa sadar saya telah membabtiskan diri menjadi agen Illuminati? Oh, tidak!

Segala nasi tumpeng aja menjadi korban komentar nyinyir kekritisan bepikir netizen—kasihan ya. Walaupun hanya sekedar lelucon, tapi kalau dinalar kok masuk akal. Memang ya, mojok dan para fans setianya, nakal tapi banyak akal. “Memang apa hubungannya?” Bukankah konteksnya sama saja dengan cara masyarakat yang sekonyong-konyongnya menuding Masjid Al-Safar mendefinikan eksistensi Illuminati hanya karena desain dan ornamennya yang mirip dengan simbol All Seeing Eye atau segitiga Illuminati?

Seandainya memang segala penggunaan bentuk tersebut perlu dipermasalahkan, kemiripan simbol-simbol Illuminati ada di mana-mana loh di sekitar kita. Contohnya nasi bungkus angkringan—waduh ini makanan saya ini—, nasi kenduri, caping petani, atau jika kalian pernah mendengar nama sebuah warung prasmanan bernama Illuminasi—dengan motto Free Mesen Pulang Bayar—hingga (maaf) bentuk beberapa jenis celana dalam. Illuminati is everywhere.

Kita memang perlu waspada dengan kehadiran Dajjal yang telah diramalkan akan hadir di akhir zaman, namun penudingan dan penghakiman tanpa dasar pada sebuah simbol yang sangat umum dirasa kurang tepat. Pasalnya, terlalu banyak variabel yang bahkan kita sendiri pun sulit mengidentifikasi maknanya—namun sayangnya kita terlalu mudah untuk asal menyimpulkan. Apalagi menimbang-nimbang setiap seni sarat akan makna yang dicurahkan penciptanya—bagaimana jika sebuah seni tidak lagi dianggap sebagai seni melainkan diubah maknanya menjadi propaganda belaka?

Saya yakin bahwa drama ini tidak akan sampai di sini saja. Nampaknya, episode di mana cerita mencapai klimaks belum terlihat tanda-tandanya dan memaksa kita untuk “Nantikan episode berikutnya”, titik tiga. Lalu massa menyiapkan adegan sekaligus menjadi figuran dengan berlomba-lomba mencari kebenaran dan pembenaran—beradu debat tak berujung. Dalam hal ini ermasuk saya dan kita yang bersuara adalah bagian dari pemicu klimaks cerita.

Dari makhluk biasa-biasa saja seperti kita hingga berhasil mengguncang dunia para politisi dan selebritis untuk turut meramaikan-dan berakhir dengan kegalauan panjang seorang arsitek sekaligus Gubernur Jawa Barat tersebut sebagai pemeran utama di negara yang rakyatnya mempercayai adanya hubungan Dajjal dan Illuminati yang mana dimanifestasikan dengan kepercayaan bahwa segitiga adalah simbol yang taksa serta teramat sangat penting dan bermakna. Luar biasa sekali ya, sebuah segitiga~

Tak dipungkiri banyak sekali masyarakat yang lebih memilih diam dan mengikuti pemberitaan, memang tidak ada yang salah dengan menjadi biasa-biasa saja. Toh hidup memang terkadang perlu mencari aman. Tak ada yang salah juga dengan masyarakat yang lebih memilih bersuara dengan ideologi mereka masing-masing—setidaknya mereka menginginkan kebenaran atau perubahan atau sekedar kesalahan yang dibenar-benarkan. Yang menjadi masalah adalah pretensi dari orang-orang yang memanfaatkan keadaan untuk memecah belah perdamaian dunia—asek perdamaian dunia—khususnya masyarakat Bandung dan sekitarnya.

Tapi seru juga sih. Narasi ini kemudian membuka dan memberikan ruang bagi konspirasi-konspirasi tua untuk berbicara—termasuk konspirasi populer Illuminati sebagai tentara Dajjal. Apalagi wacana keterkaitan UFO (Unidentified Flying Object) muncul sebagai bagian yang menyemarakkan kehadiran konspirasi kedua hal tersebut menjadikan permasalahan ini benar-benar mirip film Sci-Fi. Wah, apakah ini efek dari fanatisme masyarakat terhadap Avengers: End Game (2019) ya, sampai ada yang mengira bahwa UFO adalah kendaraan Dajjal?

Tapi syukurlah, diskusi legit nan menggigit di pagelaran MUI itu diakhiri dengan anjuran saling menghormati pendapat—yang ditutup oleh Ketua MUI Jawa Barat, Rachmat Syafei. Kesimpulannya, begitu juga dengan aku dan kamu. Iya, kamuuu~

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: KonspirasiRidwan KamilSegitigaUstaz Baequni
Ulfa Setyaningtyas

Ulfa Setyaningtyas

ArtikelTerkait

Membongkar Konspirasi Geger Gedhen Pesulap Merah vs Gus Samsudin

Membongkar Konspirasi Geger Gedhen Pesulap Merah vs Gus Samsudin

5 Agustus 2022

Jangan Pernah Kritik Ridwan Kamil, jika Nggak Siap dengan Konsekuensinya

16 Maret 2023
Perbedaan Antara Freemasonry dan Illuminati yang Sering Dituduh Jadi Dalang Kerusuhan terminal mojok.co

Katanya Jangan Percaya Media, tapi Kok Percaya Konspirasi, sih?

3 Agustus 2020
Kecamatan Gedebage Bandung, Kecamatan Paling Mentereng (Unsplash)

Kecamatan Gedebage Bandung, Kecamatan Paling Mentereng di Seluruh Kota Bandung

30 Mei 2024
Ridwan Kamil, ibu kota Jawa Barat pindah ke Cikarang saja (Unsplash.com)

Ridwan Kamil, Cikarang Bakal Cocok Jadi Ibu Kota Jawa Barat

16 Oktober 2022
Dunia Perlu Pakar Konspirasi, karena Itu Saya Dukung Bli Jerinx Suntik Corona Ibu Saya Adalah Pakar Virus Corona (Dadakan)

Dunia Perlu Pakar Konspirasi, karena Itu Saya Dukung Bli Jerinx Suntik Corona

29 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.