Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bullying Masih Subur karena Sekolah Lebih Fokus Ngurusin Rambut dan Kaos Kaki

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
8 Oktober 2022
A A
bullying perundungan sekolah mojok

Bullying Masih Subur karena Sekolah Lebih Fokus Ngurusin Rambut dan Kaos Kaki (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kenapa bullying masih tumbuh subur di Sekolah? Karena sekolahnya masih mbulet ngurusi tampilan luar siswa-siswanya

Pagi ini, selera nyeruput kopi saya mendadak hilang saat membuka Twitter. Memang, ya, paling bener kalau mau cari hiburan, jangan buka Twitter. Bukannya pikiran jadi fresh, malah jadi makin overthinking gara-gara membaca kabar tragedi penembakan massal di Thailand. Gila!

Namun bukan itu fokus utama saya. Yang jadi perhatian saya adalah saya menemukan komentar tentang bullying di TK. Ada netijen yang memberikan testimoni bahwa bully di TK itu benar adanya. Dia, pernah jadi salah satu korban bully saat masih duduk di bangku TK. Trauma akibat perundungan tersebut masih ia rasakan meskipun kini sudah beranjak dewasa.

Like… what? Bully di TK, Gaes! Di TK! 

Miris. Bullying dan sekolah. Dua kata itu entah kenapa begitu dekat satu sama lain. Padahal, jika dilihat dari konteksnya, dua kata ini tak seharusnya beriringan. Mengutip Widya Ayu dalam buku Cegah dan Stop Bullying Sejak Dini, bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu bull yang berarti banteng. Jadi, secara etimologi bullying berarti penggertak, yaitu orang yang mengganggu yang lemah. Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) menyebut bullying sebagai penindasan/risak. Intinya sama, lah, ya, bahwa bullying ini bentuk penindasan yang sengaja dilakukan dengan tujuan menyakiti.

Sedangkan sekolah? Berdasarkan undang-undang nomor 2 tahun 1989, sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, sekolah ini tempat untuk mencari ilmu, mencari kebaikan, di bawah pengawasan guru dan pemerintah. Lha, kok di dalam lembaga nan suci dan mulia ini sering terjadi bullying itu gimana ceritanya? Kan nggak siku banget.

Berhubung saya nggak mau mumet sendiri, saya coba bertanya pada kawan saya, seorang guru BK. Sebagai seorang guru BK, dia mengaku kerap berhadapan dengan kasus bullying. Sialnya lagi, kadang perundungan itu terjadi karena dipacu masalah sepele. Misalnya saja, berawal dari guyonan. Atau, gara-gara rebutan pacar. Bisa juga, karena senioritas. Siswa di kelas tinggi merasa paling iye, sehingga mereka merasa punya kuasa untuk menindas, mengatur, dan merisak adik kelasnya.

Meskipun, kejadiannya pasti berbeda di masing-masing sekolah. Ada bully yang berujung hingga meregang nyawa, seperti yang menimpa PH (11), siswa kelas VI sekolah dasar di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, pada Juli lalu. Ada pula bully yang (((tipis-tipis))). Namun, tetap saja, bully, ya, bully. Tidak bisa dibenarkan. Setipis apa pun, perundungan akan selalu meninggalkan trauma di benak korban yang akan dibawa hingga dewasa.

Baca Juga:

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Kantin Sekolah Adalah Penyelamat Guru yang Gajinya Rata dengan Tanah

Saya jadi mikir. Jangan-jangan adanya kasus bullying di lingkungan sekolah terjadi karena sekolah lebih  berfokus dengan “hal penting” lainnya?

“Hal penting” yang saya maksud adalah seperti apa warna sepatu yang dipakai siswa hari ini, bagaimana rambut siswa laki-laki, apakah siswa memakai sabuk, hingga warna kaos kaki yang hari itu siswa kenakan. Seolah, wajah sekolah hanya terletak pada penampilan siswanya. Sehingga, bolak-balik yang dicek oleh tim kesiswaan dan guru BK setiap harinya hanya itu-itu saja: rambut, sepatu dan kaos kaki.

Sementara pencegahan untuk bullying, hanya mentok di sosialisasi. Itupun tidak rutin dilakukan. Hanya disampaikan saat jam pembinaan wali kelas, jam BK atau amanat ketika upacara bendera. Ehm. Itu juga kalau gurunya nggak lupa.

Saya jadi mikir, andai bullying termasuk hal penting yang dimaksud, mungkin kasus bullying di sekolah bakal berkurang drastis. Saya juga mikir, sepenting itukah rambut, sabuk, dan kaos kaki itu ketimbang kesejahteraan anak didik?

Pertanyaannya, kenapa mereka begitu fokus ke hal-hal yang trivial, tapi begitu bertemu bullying, mereka menganggap enteng?

Sudah saatnya sekolah bergerak dengan lebih nyata untuk meredam potensi konflik di area sekolah yang dapat memicu terjadinya bullying. Lakukan pendekatan secara persuasif dengan siswa. Ciptakan ruang aman dan nyaman bagi siswa untuk bercerita. Sehingga, siswa bisa leluasa bercerita ketika ada sesuatu yang tidak beres menimpa mereka atau kawannya di sekolah.

Jangan lagi-lagi warna sepatu dan kaos kaki siswa yang dipermasalahkan. Kalau terus-terusan begitu, ya, jangan heran jika masalah besar yang sebenarnya malah jadi kabur. Jangan heran juga jika kemudian ada sekolah yang sampai tidak tahu ada perundungan terjadi di area sekolahnya, seperti yang terjadi di MTS Negeri 1 Kotamobagu, Sulawesi Utara pada bulan Juni lalu. Pada akhirnya, bukan tidak mungkin, sekolah yang kita gadang-gadang jadi tempat mencetak generasi bangsa yang berkualitas, justru jadi tempat tumbuh suburnya pelaku perundungan.

Kenapa? Karena sekolahnya masih mbulet ngurusi tampilan luar siswa-siswanya.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kok Bisa Ada Orang Tua Bangga Anaknya Jadi Pelaku Bullying?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2022 oleh

Tags: aturanbullyingSekolah
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

sekolah untuk cari kerja

Sekolah Tinggi-Tinggi Demi Masa Depan yang Haha Hihi

16 Mei 2019
pelecehan seksual wanita berkumis motivasi kerja dengan perundungan bullying anak artis dihujat netizen ibu-ibu mojok.co

Ibu-ibu yang Suka Nge-bully Anak Artis di Media Sosial, Otaknya di Mana ya?

1 September 2020
Beberapa Kegiatan Aneh yang Dilakukan Siswa di Perpustakan Sekolah

Beberapa Kegiatan Aneh yang Dilakukan Siswa di Perpustakaan Sekolah

30 April 2020
Ikut Bimbel untuk Masuk PTN Itu Sebenarnya Tidak Perlu-perlu Banget, kecuali...  

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

12 November 2025
Bimbel dan Les Privat, Pelarian dari Pendidikan Formal yang Kurangnya Efektif

Bimbel dan Les Privat, Pelarian dari Pendidikan Formal yang Kurangnya Efektif

12 Mei 2023
belajar dari rumah wfh orang tua anak mojok.co wabah corona Sebetulnya Kuliah di Sekolah Kedinasan Bukanlah Hal yang Patut Dibanggakan

Bisa Belajar dari Rumah selama Masa Pandemi Itu Privilese Lho

29 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.