Kalau nama Bob Ross merupakan nama yang asing dan belum pernah kamu dengar sebelumnya, saya rekomendasikan untuk buka YouTube dan ketik nama beliau di kolom pencarian. Di sana kamu akan menemukan banyak video tutorial melukis yang menampilkan seorang instruktur lukis nyentrik yang punya rambut model afro. Itulah Bob Ross.
Saya sendiri mengenal beliau secara nggak sengaja. Hobi saya dalam melukislah yang mempertemukan saya dengannya. Sesuai dengan hobi saya, histori pencarian dan tontonan saya di YouTube juga berisikan hal-hal tentang melukis. Jadinya, tanpa diminta, YouTube beberapa kali kerap merekomendasikan video-video tutorial melukis.
Salah satu video tutorial melukis yang sering direkomendasikan adalah video dari channel Bob Ross yang nggak pernah saya tonton sebelumya. Saat itu, saya nggak tertarik sama tutorialnya karena Bob Ross melukis dengan cat minyak, sedangkan saya lebih senang melukis dengan cat air. Belum lagi video-video yang diupload pada channel tersebut terkesan jadul dan membosankan.
Dalam kondisi sekarang yang mengharuskan kita untuk di rumah aja ternyata dapat menambah intensitas saya dalam menonton video di YouTube. Setiap saya membuka YouTube, pasti video dari channel Bob Ross selalu ada di urutan paling pertama. Alih-alih merekomendasikan video tersebut, kayaknya algoritma YouTube terkesan seperti memaksa saya untuk nonton video tutorialnya. Ya sudah, iya, saya tonton nih, saya ngalaaah.
Hal pertama yang saya sadari saat ngepoin videonya adalah jumlah viewsnya yang banyak. Kok bisa sih sebuah video tutorial melukis yang cuma berdurasi 25 menit mendapatkan viewers sampai 27 juta? Ternyata, jumlah subscribers dari channel Bob Ross juga nggak sedikit. Sampai saat saya menulis artikel ini, tercatat sebanyak 3.89 juta orang yang sudah subscribe channelnya. Hmm, apa sih yang spesial? Apakah teknik melukisnya yang berbeda dengan pelukis lainnya?
Setelah saya menonton beberapa video, saya mulai menyadari alasan mengapa banyak orang menonton video ini. Lukisan yang dihasilkan oleh si pelukis memang sangat indah, tetapi jika dilihat dari kolom komentar, mayoritas user lebih sering mengomentari tentang pelukisnya, daripada hasil lukisannya.
Selain itu, saya juga menyadari banyaknya Youtubers milenial yang melakukan ‘Bob Ross Challenge’, yaitu challenge melukis dengan cara mengikuti tutorial yang diberikan oleh Bob Ross.
Sebagai milenial yang nggak suka ribet dan demen yang instan-instan, tutorial yang diberikan oleh Bob Ross memang cocok untuk saya. Setiap gerakan kuas di atas canvasnya terlihat sangat mudah. Beliau cuma butuh waktu kurang dari 30 menit untuk menyelesaikan sebuah lukisan yang sangat ciamik. Dalam satu kedipan mata, beliau sudah bisa menciptakan sebuah pohon diatas canvasnya. Selain dari teknik melukisnya, ternyata Bob Ross sendirilah yang mampu memikat para viewers untuk menonton videonya.
Seorang pria paruh baya dengan kemeja rapi ala-ala pekerja kantoran dan gaya rambutnya yang sangat unik merupakan deskripsi yang bisa dijelaskan saat membahas tentang seorang Bob Ross.
Kepopulerannya ternyata sudah ada sejak tahun 1983 saat sebuah program TV berjudul The Joy of Painting mengudara di Amerika Serikat. The Joy of Painting merupakan sebuah program TV yang mengajak penontonnya untuk ikut melukis. Program TV tersebut sangat populer sampai bisa mengudara di beberapa negara di luar Amerika. Bahkan, kepopuleran program TV tersebut sekarang bisa kita nikmati melalui YouTube dan Netflix pada hari ini.
Program TV hiburan yang biasanya lekat dengan bincang-bincang dan candaan, ternyata kalah populer dengan program TV yang dibawakan oleh pria bertutur lemah lembut ala-ala ASMR ini. Walaupun program TV tersebut merupakan program TV jadul, namun pembawaan Bob Ross dalam setiap episode dapat diterima oleh setiap penontonnya dari berbagai era.
Pada tahun 80an, para penonton setianya memberikan alasan mengapa mereka menyukai program TV tersebut. Menurut mereka, daripada menonton program TV hiburan yang tidak menghibur, mereka lebih suka melihat Bob Ross melukis sambil mendengarkan suaranya yang bisa bikin hati dan pikiran jadi tenang.
Bahkan menurut video biografi Bob Ross yang diupload di channelnya, hanya sekitar 10% penonton yang ikut melukis bersama Bob Ross. Sisanya ya cuma mendengarkan beliau bercerita sambil melukis. Menurut saya, hal tersebut juga dirasakan oleh penikmat karyanya pada era sekarang ini. Kita memang sangat membutuhkan konten-konten santai yang bisa mengistirahatkan hati dan pikiran kita.
Selain melukis, secara tidak sadar Bob Ross sering mengucapkan mantra-mantra yang bisa membangun semangat penontonnya, plus bisa dijadikan quote yang instagramable. Saat ia melakukan suatu kesalahan di atas canvasnya, beliau hanya akan tertawa kecil sambil berkata, “We don’t make mistakes. We just have happy accidents.” Sesuai dengan judul program TVnya, Bob Ross berusaha untuk menularkan energi kebahagiaan yang bisa diciptakan dari kegiatan melukis.
Sedikit ketenangan campur rasa senang juga saya rasakan ketika menonton setiap video tutorialnya. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk order seperangkat alat lukis dengan tujuan mengisi waktu dan ingin merasakan kebahagiaan sepenuhnya dari melukis seperti yang telah dijanjikan oleh Bob Ross. Well, walaupun ternyata saya malah merasakan ketidakpuasan saat lukisan cat minyak pertama saya selesai.
Namun, lagi-lagi beliau mengingatkan saya kalau melukis itu bukan tentang hasilnya, tapi tentang proses dan kebebasan yang kita rasakan. Beliau pernah berkata bahwa canvas yang sedang kita lukis adalah dunia ciptaan kita sendiri. Dunia di mana kita bisa membebaskan seluruh imajinasi kita. Awan tidak selalu berwarna biru dan pohon tidak selalu punya dahan di dalam canvas kita. Sebagai seorang milenial, saya merasa beruntung karena masih bisa menikmati pesona Bob Ross dan lukisannya.
Dalam keadaan sekarang ini, kesehatan tubuh kita memang perlu dijaga, namun kesehatan mental juga jangan sampai dilupakan. Untuk teman-teman yang mungkin sudah bosan di rumah aja dan nggak tau mau ngapain lagi, mungkin melukis bisa membantu atau mungkin cukup dengan binge watching video-videonya dapat memperbaiki mood kamu.
Seperti sebuah kutipan yang diucapkan oleh Bob Ross dalam salah satu videonya, “We want happy paintings. Happy paintings. If you want sad things, just watch the news.“
Sumber Gambar: YouTube
BACA JUGA Ngobrol sama Rak Es Krim, Saksi Kunci Langkanya Viennetta atau tulisan Reza Nur Aprillia lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.