Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Musik

Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi?

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
1 November 2022
A A
Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu di medsos saya membaca promosi sebuah bank daerah yang akan menghadirkan Slank untuk manggung di Ibukota terdekat dari kota tempat tinggal saya saat ini, Bukittinggi. Wah, kesempatan bagus nih buat melampiaskan rindu nonton konser dan aksi musisi yang terpendam sekian lama. Ketika menelusuri berita tersebut lebih lanjut, saya terkejut melihat banyak sekali komentar-komentar negatif yang menyertainya. Umumnya, komentar-komentar tersebut menghujat sang band legendaris karena orientasi politik mereka yang cenderung pro pemerintah.

Perkara yang sama saya jumpai di sebuah pengumuman pembatalan konser Iwan Fals di sebuah kota. Pembatalan ini lho. Sebagai seorang penggemar konser yang pernah juga di-PHP-in sama promotor band kesayangan, saya pun melihat kolom komentar di bawahnya.

Awalnya, saya hanya ingin tahu berapa banyak tiket yang sudah dijual, dan siapa tahu, ada info tentang bagaimana sang promotor atau organizer-nya menangani komplain calon penonton yang sudah kadung beli tiket. Tapi yang saya jumpai adalah makian, hinaan, dan cibiran pada sang musisi bukan karena pembatalan konser, tapi lagi-lagi karena merasa sang musisi memiliki orientasi politik yang berbeda dengan para komentator itu. Dan, informasi pembatalan itupun malah jadi ajang bersyukur. Pitikih.

Tidak hanya itu. Beberapa dari mereka mengaku sebelumnya menyukai lagu-lagu sang musisi, akhirnya antipati untuk sekadar mendengar lagu-lagunya. Eh, kok begini?

Saya menyadari sepenuhnya kok bahwa saat ini kita masih harus bertahan hidup di tengah perseteruan cebong versus kampret, yang sekarang ganti kulit jadi buzzerRP versus kadrun, dan entah apa lagi nanti. Saya cuma tidak menyangka kalau perang ngata-ngatain ini juga ternyata menyeret-nyeret dunia musik, bahkan sampai mengubah selera musik penggemarnya.

Kalau kalian merasa sang musisi “berdosa” karena perbedaan orientasi politik dengan yang kalian anut, lalu di mana “dosa” karya-karya mereka? Menikmati sebuah lagu, buat saya yang menjadi tolok ukur pertama adalah musiknya seperti apa.

Namanya lagu, kan yang masuk ke kuping ya musiknya dulu, kan? Terus melihat kondisi saat ini, apakah ke depannya saya kudu menambahkan orientasi politik sang musisi sebagai salah satu variabelnya juga? Sinting!

Saya jadi teringat beberapa tahun lalu ketika saya mengikuti sebuah komunitas musik. Di komunitas tersebut saya kemudian belajar bagaimana supaya tidak sekadar menjadi pendengar musik saja.

Baca Juga:

5 Istilah di Jurusan Ilmu Politik yang Kerap Disalahpahami. Sepele sih, tapi Bikin Emosi

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Jika kalian menyukai seorang penyanyi, musisi, atau sebuah band, kalian seperti diajak untuk mengulik musisi kesayangan kalian itu lebih dalam. Berapa album yang sudah dihasilkannya? Apakah kalian sudah mendengarkan semua albumnya? Kalau sudah, adakah warna musik yang berbeda di sana? Proyek solo apa yang pernah dikerjakan oleh sang vokalis atau personel lainnya? Bagaimana warna musiknya di proyek itu bila ia berkolaborasi dengan musisi top dari band lainnya? Coba deh dengarkan lagu-lagunya yang underrated; lagu-lagu yang jarang dikenal orang.

Jika kalian pencinta musik, saya rasa mengulik hal-hal seperti itu akan jauh lebih menyenangkan dibandingkan mempertanyakan afiliasi politik band tersebut. Buat apa sih? Apakah untuk menikmati musik memang perlu banget tahu informasi itu ya?

Saya jadi membayangkan apa yang akan dilakukan orang-orang yang sudah nggak mau lagi mendengarkan lagu-lagu para musisi legenda itu, jika suatu saat ia dipaksa untuk mengingat kembali kenangan-kenangannya bersama sang lagu? Mungkin saja, sebenarnya beberapa lagu mereka bisa jadi pernah berperan dalam perjuangan cinta kala remaja, atau sekadar teman baper. Ngaku deh.

Apa iya kalian nggak pernah ngerayu pacar sambil gitaran lagu “Buku Ini Aku Pinjam”-nya Bang Iwan Fals? Atau, waktu kalian dulu jejeritan nyanyiin lagu “Terlalu Manis”-nya Slank karena denger kabar mantan tersayang sudah duluan punya pacar?

Terus ke mana kenangan-kenangan itu harus pergi? Naif sekali kalau lagu-lagu itu akhirnya “dipaksa” menghilang karena perbedaan orientasi politik yang nggak ada untungnya juga buat kalian. Sementara, selama puluhan tahun kalian terbiasa mendengarkan lagu-lagu mereka di segala kesempatan. Mulai dari teman sing along di kamar mandi, headset-an di KRL, atau sekadar “teman” mellow. Mau “menolak” seperti apa pun, saya yakin lagu-lagu para musisi yang kalian hina dina itu sudah otomatis terpatri lama di benak kalian. Dan mungkin lagu tersebut menghukum kalian.

Ah, kalau sekarang saja mendengarkan musik perlu menyeleksi orientasi politik sang musisi, lama-lama kita bisa membenci musisi hanya karena ia penganut sekte bubur tidak diaduk.

Penulis: Dessy Liestiyani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Melihat Bakat Politik Ahmad Dhani Lewat Lagu-lagunya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2022 oleh

Tags: iwan falsmusisipemerintahPolitikslank
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

Aldi Taher Itu Nggak Salah, Mindset Kita lah yang Perlu Dibenahi

Aldi Taher Itu Nggak Salah, Mindset Kita lah yang Perlu Dibenahi

29 Mei 2023
Setelah Banyak Kekecewaan, Melihat Politisi Baik Rasanya Aneh terminal mojok.co

Epidemi Virus Corona dan Ketimpangan di Sekitarnya

17 Maret 2020
Tak Melulu Santet, Banyuwangi Juga Gudang Musisi, SBY atau Wiranto

SBY atau Wiranto, Siapa yang Lebih Baik Kalau Jadi Musisi?

20 Mei 2020
Arteria Dahlan Tak Layak Dapat Gelar Terhormat Bukan Karena Cucu PKI terminal mojok.co

Arteria Dahlan Tak Layak Dapat Gelar Terhormat Bukan Karena Dia Cucu PKI

10 September 2020
Menghitung Berapa Kali Habib Rizieq Shihab Bisa Umrah Selama di Arab Saudi terminal mojok.co

Menghitung Berapa Kali Habib Rizieq Shihab Bisa Umrah Selama di Arab Saudi

8 November 2020
Dukun Beranak, Profesi yang Harusnya Diperhatikan Pemerintah

Dukun Beranak, Profesi yang Harusnya Diperhatikan Pemerintah

15 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.