Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Sesungguhnya Bisa Mengadakan Pernikahan Sederhana di Indonesia Adalah Sebuah Kemewahan

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
1 Januari 2023
A A
Sesungguhnya Bisa Mengadakan Pernikahan Sederhana di Indonesia Adalah Sebuah Kemewahan Terminal Mojok

Sesungguhnya Bisa Mengadakan Pernikahan Sederhana di Indonesia Adalah Sebuah Kemewahan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menikah adalah momen sekali seumur hidup yang sepatutnya dibuat berkesan. Nggak masalah kalau seseorang punya wedding dream ala princess Disney yang wah. Masalahnya, realita sering kali nggak seindah dongeng, Kawanku. Biaya menikah layaknya putri kerajaan tentulah sangat mahal. Alhasil seiring berjalannya waktu menjadi dewasa, pernikahan sederhana jadi impian baru bagi kawula muda termasuk saya.

Dalam hal ini, tolok ukur kesederhanaan yang saya maksud tentu sangat subjektif. Bukan cuma soal rendah-rendahan biaya, tapi lebih ke jumlah tamu undangan dan banyaknya runtutan ritualnya. Menurut saya, pernikahan sederhana adalah pesta yang mengundang sedikit orang dan durasinya singkat.

Di internet dan film-film luar negeri kita sering melihat betapa simpelnya ritual pernikahan orang luar. Cuma pemberkatan, pesta yang simpel, selesai deh. Bahkan tamunya pun nggak banyak. Dekorasi dan dandanannya juga nggak heboh-heboh amat. Konsep pernikahan semacam ini agaknya mulai banyak dilirik generasi muda yang kabarnya dicap sebagai generasi yang susah beli rumah.

Sayangnya, menyelenggarakan pesta pernikahan sederhana di Indonesia bukanlah perkara yang mudah. Kebanyakan ide ini gagal dieksekusi karena berbenturan dengan kemauan generasi tua. Sebagai anak yang sudah masuk usia layak menikah—menurut masyarakat—, saya suka iseng ngomongin pernikahan dengan ibu. Dibahas saja dulu buat bahan ngobrol meskipun belum ada bayangan kapan mau menikah.

Sebenarnya ibu saya bukan orang tua yang kolot, beliau bahkan cenderung setuju dengan ide menikah sederhana. Sebab, saya beralasan uangnya lebih baik digunakan untuk bekal hidup berumah tangga daripada habis untuk pesta. Saya juga berharap semoga bisa menikah dengan biaya sendiri biar nggak ngerepotin orang tua lagi. Masalahnya, apakah lingkungan saya akan mendukung demikian? Saya sih nggak yakin.

Di Indonesia, menikah kerap menjadi ajang adu gengsi. Justru mengaburkan esensi pernikahan yang sebenarnya, yaitu sah secara agama dan negara. Kalau pestanya nggak dibuat besar-besaran, katanya nggak pantes. Kalau bisa sih semua orang sekampung diundang, semua saudara jauh juga harus diberi tahu. Soalnya kalau nggak diundang bisa jadi omongan. Apalagi kalau lingkungannya memang diisi orang-orang yang nggak pengertian. Jangankan tetangga, dari keluarga besar saja ada lho oknum-oknum ngeselin kayak gini. Jadi daripada bikin huru-hara, orang tua akan menyarankan buat mengundang semua orang. Undangan berjumlah ratusan pun jadi keniscayaan yang sulit dihindarkan.

Padahal ada pertimbangannya lho buat ngundang orang terdekat saja. Salah satunya biar acaranya makin khidmat karena semuanya saling kenal. Nggak ada lagi keruwetan yang biasa terjadi karena pembedaan kasta tamu spesial dan reguler, pelayanannya sama rata semua. Selain itu, pernikahan sederhana juga menghemat biaya. Bayangin deh kalau undangannya banyak banget, pasti konsumsinya juga membengkak sekalipun pilihan menunya sebenarnya sederhana. Pun kalau hidangannya terlalu biasa-biasa saja, wah bakal jadi bahan gibahan seumur hidup. Makanya daripada mengundang terlalu banyak orang, mending uangnya dipakai buat menyediakan konsumsi yang enak dan berkesan tho biar nggak dijulidin?

Belum lagi biaya buat suvenir dan sewa tempat. Masih mending kalau si pemilik hajat punya halaman rumah yang luas atau warga setempat berbaik hati mengizinkan untuk menutup jalan. Lha, kalau lahannya memang nggak ada? Otomatis harus sewa tempat, dong. Jadi mbok ya jangan mudah tersinggung kalau nggak diundang. Kan malah enak nggak perlu keluar duit buat kondangan.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Selain keruwetan hubungan antarmanusia tadi, masalah adat juga menyebabkan pernikahan sederhana sulit diwujudkan di kalangan masyarakat kita. Saya sama sekali nggak bermaksud mendiskreditkan adat, ya. Bahkan saya bakalan seneng banget kalau suatu saat nanti punya rezeki buat menikah menggunakan adat. Masalahnya, ongkos pernikahan adat di Indonesia cenderung lebih mahal dibandingkan pernikahan modern. Ini berlaku untuk seluruh adat, bukan adat-adat tertentu saja.

Ritual pernikahan adat bisa dibilang sangat banyak. Biasanya nggak akan selesai dalam sehari. Dalam adat Jawa misalnya, upacara pernikahan bisa diadakan dua kali di kediaman masing-masing mempelai. Ada akad nikah dan temu manten di kediaman mempelai perempuan, dan ada acara ngunduh mantu di kediaman menantu laki-laki. Baru bayangin biayanya saja sudah bikin gemeteran. Bandingkan dengan pernikahan modern ala negara maju yang cuma selesai dalam beberapa jam.

Satu lagi, menikah secara sederhana juga rawan menimbulkan salah paham. Biasanya bakal ada komentar begini, “Ih, kok nikahnya diem-dieman, ya? Jangan-jangan udah tekdung duluan, nih.” Saya nggak paham kenapa ada orang yang hobi banget mikir aneh-aneh begini. Padahal banyak pertimbangan yang lebih logis mengapa seseorang menggelar pesta pernikahan secara sederhana. Kalaupun kabar itu benar, ya biarin saja, toh itu ranah privat yang nggak seharusnya dicampuri.

Maka dari itu saya menganggap bisa menikah secara sederhana di Indonesia adalah sebuah kemewahan. Sebab, nggak semua orang bisa melakukannya. Saya salut betul dengan pasangan yang bermental baja menggelar pernikahan sederhana di tengah tuntutan lingkungan yang nggak bersahabat. Untuk orang-orang sekitar calon mempelai yang suportif, berpikiran terbuka, dan nggak baperan, asli deh kalian juga keren banget.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 10 Tradisi Pernikahan Indonesia yang Bikin Heran Orang Jepang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Januari 2023 oleh

Tags: IndonesiaPernikahansederhanatamu undangan
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

syiah indonesia muslim sunni mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Syiah di Indonesia

7 Oktober 2020
hagia sophia mojok

Melihat Hagia Sophia dengan Perspektif Pancasila

25 Juli 2020
merdesa

Merdesa, Indonesia

6 Agustus 2019
Dulu, Seorang Anak Perempuan Bisa Dinilai Cantik Jika Pernah Menjadi Pengapit Manten terminal mojok

Dulu, Seorang Anak Perempuan Dinilai Cantik Jika Pernah Menjadi Pengapit Manten

27 Agustus 2021
Persiapan Menikah di Desa Bikin Saya Belajar Menjadi Manusia Lagi

Pengalaman Mempersiapkan Pernikahan di Desa Bikin Saya Belajar Menjadi Manusia Lagi

10 Desember 2019
Membuang Ayam Hitam ke Sungai Brantas: Ritual Pernikahan di Kediri yang Dipercaya Bisa Menolak Bala

Membuang Ayam Hitam ke Sungai Brantas: Ritual Pernikahan di Kediri yang Dipercaya Bisa Menolak Bala

3 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.