Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bioskop Karia: Bioskop Tertua di Padang yang Digulung Zaman

Muhaimin Nurrizqy oleh Muhaimin Nurrizqy
5 Juli 2020
A A
bioskop karia mojok.co

bioskop karia mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Padang adalah kota yang strategis. Dengan pelabuhan Emmahaven sebagai gerbangnya, Padang menjamu pedagang dan pendatang dari berbagai belahan dunia. Tak heran apabila Padang terhitung cepat dibanding dengan daerah lain di bagian barat Indonesia. Fonograf, atau mesin bicara yang diciptakan Thomas Alva Edison pada 1887, sudah ada di Padang pada tahun 1898.

Begitu juga dengan film. Pemutaran film sudah ada di Padang sejak 1905, walau sifatnya masih eksklusif untuk orang-orang Belanda. Pemutaran-pemutaran film belum berlangsung di bioskop, melainkan di gedung multifungsi tempat berkumpulnya imigran-imigran Eropa, seperti Edison’s Wereld Toneel, Royal, dan Ons Genoegen.

Bioskop-bioskop baru berdiri pada dekade 1920-an. Empat bioskop pertama di Padang, yakni Royal Excelsior Bioscope, Biograph Bioscope, Scalabio[scope], dan Cinema Theater, dimiliki oleh pengusaha Cina dan Eropa. Sampai sekarang belum diketahui letak persisnya keempat bioskop itu.

Pada masa itu, pengusaha Cina memang banyak menanam saham untuk membangun bioskop, karena usaha perbioskopan begitu menjanjikan kala itu. Selain itu, para pengusaha Cina juga menganggap pengusaha Eropa telah gagal dalam berbisnis bioskop.

Mereka yakin mereka bisa lebih baik dari orang-orang Eropa. Dalam berbisnis bioskop, pengusaha Cina cenderung mendirikan banyak bioskop dalam satu payung kepemilikan. Contohnya adalah Cinema Bioskop, yang dirintis pada 1921 oleh perusahan Maskapay Handle Industri. Ang Eng Kwan, pemimpinnya, kemudian mendirikan Appolo Bioscope pada 1926 dan Rio Bioskop pada 1936.

Cinema Bioskop adalah cikal bakal Bioskop Karia, sebab setelah peristiwa 30 September 1965, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengganti nama bioskop berbau asing ke nama yang lebih Indonesia. Cinema Bioscoop ganti nama jadi Bioskop Karia, Apollo Bioscoop jadi Bioskop Satria, Rio Bioscoop jadi Bioskop Mulia, Capitol Bioscoop jadi Bioskop Raya, dan New Rex jadi Bioskop Kencana.

Masa kejayaan bioskop berada pada tahun 70-an. Ratusan bioskop hadir untuk melepas dahaga penonton. Ya tentu, di masa itu film adalah primadonanya warga Indonesia. Coba saja tanya ke orang tua kita, pasti mereka mengatakan hal serupa.

Masa kejayaan bioskop di Sumatra Barat tidak berlangsung lama. Tanda-tanda keruntuhan bioskop sudah terbaca sejak 1985, ketika teknologi video tape memungkinkan orang untuk menonton film di televisi.

Baca Juga:

Pantai Air Manis Padang, Lokasi Legenda Malin Kundang yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Cerita Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja

Maraknya pembajakan film membuat orang-orang lebih memilih menonton film dengan video tape yang diputar di televisi mereka (jika ada) atau tetangga mereka (jika tidak ada). Orang-orang menonton film di rumah tetangga-tetangga mereka yang kaya. Walau rumah tetangga, mereka tetap membayar untuk listrik, namun tidak terlalu mahal. Tidak lebih dari 100 rupiah.

Orang-orang jadi jarang ke bioskop. Bioskop-bioskop kehilangan pemasukan, dan akibatnya sulit untuk merawat dan memperbaiki perangkat pemutaran film serta fasilitas bioskop. Satu per satu mulai gulung tikar. Beberapa di antaranya: Bioskop Buana I, II, III, THR Imam Bonjol, Bioskop President I, Bioskop Purnama, THR Siteba, THR Jati, THR Bungus, THR Serayu, dan THR Bahari. Semuanya tutup usaha pada dekade 90an.

Masa itu terus menggelayuti kami orang-orang Padang dan Sumatera Barat. Sampai tahun 2015, bioskop yang aktif hanya dua, yaitu Bioskop Karia dan Bioskop Raya. Mungkin di daerah lain di Indonesia, tahun 2000-an sudah muncul XXI, tapi di Padang XXI baru hadir di tahun 2016 akhir di pusat perbelanjaan Plaza Andalas.

Agar bisa bersaing dengan bioskop di luar Sumatera Barat, dua bioskop itu, Karia dan Raya,  mulai mengganti alat pemutarnya dari seluloid ke digital, sehingga film yang diputar bisa diupdate. Tapi itu hanya satu studio. Dan dua studio lain masih menggunakan seluloid dan film yang diputar itu-itu saja.

Jadi ada stigma aneh dari masyarakat kalau kita pacaran ke bioskop. Kalau dibilang mau nonton, ya nggak mungkin. Emang mau nonton apa? Toh pemutarnya masih pake seluloid. Jadi setiap pasangan yang pergi ke bioskop bukan untuk menonton, tapi untuk ehem, ehem….

Kebiasaan ngedate di bioskop itu mulai muncul dari tahun 2017 ke sini. Orang dari Bukittinggi, Padang Panjang, Solok, Dhamasraya, dan sebagainya pergi ke Padang untuk menonton di Bioskop. Ditambah lagi muncul XXI baru di Transmart, kemudian Bioskop Raya yang bertransformasi menjadi CGV. Dan tinggallah si Bioskop Karia dengan bentuk yang masih sama dengan puluhan tahun lalu.

Bioskop Karia masih aktif sampai sekarang, hal yang jarang saya temui dari bioskop-bioskop lama di daerah lain. Bentuk bangunannya masih gaya Belanda, dua studio masih menggunakan mesin pemutar seluloid. Dengan tekanan dari ketiga bioskop baru yang hadir, saya yakin sebentar lagi ia akan jatuh atau melepaskan dirinya ke perusahaan yang lebih kuat dan modern.

Dan benar saja, baru-baru ini saya mendengar kabar burung kalau Bioskop Karia akan ditransformasikan menjadi CGV. Walau CGV masih menggunakan bentuk bangunan yang sama, tapi nama Bioskop Karia tentu akan berubah.

Anggaplah tulisan ini sebagai cara mengenang atau obituari Bioskop Karia. Karena saya juga tidak yakin, masyarakat Sumatera Barat tahu kalau umur Bioskop Karia hampir mencapai satu abad.

BACA JUGA Surat untuk Teman-teman yang Masih Berpikir kalau Padang Itu Adalah Keseluruhan Provinsi Sumatera Barat dan tulisan Muhaimin Nurrizqy lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2022 oleh

Tags: bioskop kariapadang
Muhaimin Nurrizqy

Muhaimin Nurrizqy

Lahir dan besar di Padang kota tercinta!

ArtikelTerkait

Bus Palala Padang-Jakarta Nyaman Bikin Ogah Mudik Naik Pesawat Lagi Mojok.co

Bus Palala Padang-Jakarta Nyaman, Bikin Ogah Mudik Naik Pesawat Lagi

5 Juni 2025
padang sumatera barat mojok.co

Surat untuk Teman-teman yang Masih Berpikir kalau Padang Itu Adalah Keseluruhan Provinsi Sumatera Barat

15 Juni 2020

Hikmah dan Pesan di Balik Jokowi Salah Sebut Provinsi Padang

22 Mei 2021
Derita Jadi Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja Mojok.co

Cerita Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja

5 November 2025
gempa padang 2009 beda padang dan minang nggak semua minang orang padang jam gadang solok pasaman istri mahathir mohamad orang minang perantau minang di mana saja mojok

Orang Minang Belum Tentu Orang Padang, Orang Padang Belum Tentu Orang Minang

18 April 2020
Travel AWR, Rekomendasi Transportasi Low Budget Terbaik Rute Padang-Bukittinggi terminal mojok.co

Travel AWR, Rekomendasi Transportasi Low Budget Terbaik Rute Padang-Bukittinggi

1 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.