Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Bikin Sensasi Terus Minta Maaf adalah Budaya yang Harus Kita Jaga

Erwin Setia oleh Erwin Setia
7 Juli 2019
A A
bikin sensasi

bikin sensasi

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau kamu lagi punya banyak waktu luang dan merasa hidup begitu menjenuhkan, saya punya beberapa pilihan kegiatan yang bisa kamu ambil. Di antaranya: menghitung jumlah kenikmatan yang Tuhan berikan kepadamu agar kamu bersyukur dan kelak masuk surga, mengkalkulasi dosamu dan segera tobat supaya kelak dijauhkan dari neraka, atau menghitung berapa banyak orang yang melakukan sensasi dan viral di media sosial lalu bikin klarifikasi dan minta maaf untuk memastikan bahwa kamu masih di Indonesia.

Belakangan kasus bikin-sensasi-lalu-minta-maaf sedang marak di negeri yang sebulan lebih lagi merayakan ultah kemerdekaan ke-74 ini. Dan kalau kamu perhatikan, tempat kejadian perkara yang rasanya lagi ngehits untuk melakukan tindakan konyol tersebut adalah minimarket.

Coba lemparkan ingatanmu ke belakang. Ingat-ingat. Kalau nggak ingat juga, saya bantuin, deh.

Beberapa hari lalu viral video sekelompok remaja perempuan di Makassar yang mengacak-acak isi rak minimarket sambil ketawa-ketiwi tanpa dosa. Dengan tingkat kenorakan tak terpermanai mereka berlaku layaknya orang yang tak tahu tata krama. Episode selanjutnya kita sama-sama tahu, dengan wajah malu-malu mereka bikin klarifikasi dan minta maaf.

Jauh hari sebelumnya, masih dengan latar tempat sama—minimarket—ada seorang bapak-bapak ngamuk karena cuma dikasih seribu rupiah ketika minta sumbangan. Dengan gaya seorang pemeran antagonis dalam sinetron-sinetron nggak bermutu, ia memarah-marahi pegawai minimarket yang nggak bersalah apa-apa. Dan sebagaimana kita sama-sama tahu, si bapak itu pun bikin klarifikasi dan minta maaf—tentu dengan wajah tertunduk dan malu-malu.

Menyikapi itu, saya pun bertanya-tanya: kenapa sih mereka berlaku segegabah itu seolah-olah tempat publik macam minimarket punya nenek moyang mereka sendiri sehingga mereka merasa berhak melakukan apa saja? Bahkan sebetulnya kalaupun minimarket itu punya moyang mereka, bukan berarti mereka bisa sebebas-bebasnya kayak komodo birahi.

Lha ini, sudahlah minimarket punya orang, bertingkah kok ya seenak dengkul sendiri.

Pada akhirnya, mereka sendiri yang harus menyembunyikan muka karena menahan malu. Lalu menyesal dan minta maaf dan seterusnya dan seterusnya.

Baca Juga:

Job Fair (Nyatanya) Memang Nggak Guna, Gimmick kayak Gini Sebaiknya Dihilangkan Saja!

Hal-hal terkait Jombang yang Bikin Saya Menanggung Malu di Perantauan

Seharusnya kalau mau bikin sensasi tuh yang baik-baik aja atau tidak sama sekali. Bikin sensasi kok yang malu-maluin.

Tiru dong Wali Kota Surabaya Bu Risma yang bikin sensasi dengan cara bersihin got dengan tangan sendiri, misalnya. Itu baru sensasi yang positif. Atau kalau mau meniru yang skalanya lebih jauh, tirulah Will Connolly, egg boy yang berani melempar kepala senator Australia yang ngawur dengan sebutir telur.

Tindakan Bu Risma dan Will Connolly sangat bisa dicontoh dalam konteks Indonesia, mengingat masih banyaknya comberan tersumbat dan anggota dewan yang menyebalkan.

Kan, kalau bikin sensasinya semacam itu, saya pun turut senang dan tak bakal ragu-ragu untuk memviralkannya. Bagaimanapun, hal baik semestinya disebarkan seluas-luasnya. Selain itu, tak perlu bikin klarfikasi apalagi minta maaf segala. Justru orang-orang bakal beramai-ramai memujimu kalau caramu membuat sensasi itu mengagumkan. Syukur-syukur kamu nanti bisa jadi bintang tamu di acara talk show atau diundang nge-vlog bareng Raditya Dika atau Atta Halilintar.

Memang sih soal budaya bikin-sensasi-terus-minta-maaf tidak bisa sepenuhnya kita menyalahkan masyarakat. Dalam hal ini, para pejabat dan publik figur kita ikut andil dalam memopulerkan kebiasaan yang tak ada bagus-bagusnya sama sekali ini.

Banyak sekali artis dan politisi yang ketahuan bikin-sensasi-terus-minta-maaf ini. Di antaranya adalah… ah, sudahlah, tak usah saya menyebut nama-nama. Bukan karena saya takut menyebutnya atau gimana, nih. Hanya saja, kebanyakan, Bro. Capek juga ngetiknya. Xixixi~

Namun sesungguhnya budaya bikin-sensasi-terus-minta-maaf ini adalah budaya yang harus kita jaga. Kenapa? Sebab dengan keberadaan budaya ini, banyak pihak yang diuntungkan. Orang-orang dengan tekanan darah rendah bisa sekonyong-konyong menjadi lebih baik dengan cara menyalurkan amarah kepada orang-orang yang bikin-sensasi-terus-minta-maaf ini.

Selain itu, budaya tersebut juga kian memperluas kreativitas para pencetus kata makian dan pembuat meme. Belum lagi para pembuat konten macam saya ini juga dapat rezeki mendadak karena bisa menjadikannya sebagai bahan tulisan hehe.

Tapi, ya, tetap saja, jauh lebih baik kamu bikin sensasi yang positif-positif aja. Sebagai penyimak budaya bikin-sensasi-terus-minta-maaf, saya capek dan jengah juga melihatnya.

Saya cuma heran, kok pada nggak belajar dari kejadian yang sudah-sudah, sih? Sesulit itukah belajar?

 

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: artisgimmickinfotainmentkasus viralsensasi artis
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

go international

Fenomena Go International dan Sikap Sok Tahu Kita

11 Agustus 2019
5 Hal tentang Masjid Raya Al-Jabbar yang Jarang Orang Ketahui ridwan kamil

Ridwan Kamil Lebih Siap Jadi Artis ketimbang Presiden

18 Maret 2023
nasi kotak

Menghargai Skill dan Tenaga Seseorang dengan Nasi Kotak Adalah Tindakan yang Keji

16 Oktober 2021
Memangnya Dia Artis? Kok Nggak Pernah Masuk TV?

Memangnya Dia Artis? Kok Nggak Pernah Masuk TV?

30 Oktober 2019
humblebrag

Humblebrag Itu Nyombong yang Rendah Hati dan Cara Jitu Mendepak Teman

23 Oktober 2019
Magang di Pengadilan Agama Bikin Saya Lebih Realistis dalam Memandang Pernikahan broken home

Pesan Penting dari Anak Broken Home untuk Anda yang Gemar Julid Isu Perceraian

3 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.