Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Betapa Sulitnya Menjelaskan Profesi ‘Content Writer’ pada Boomer

Dini N. Rizeki oleh Dini N. Rizeki
14 Maret 2020
A A
Macam-macam Tipikal Klien yang Sering Dihadapi Seorang Content Writer content writer

Macam-macam Tipikal Klien yang Sering Dihadapi Seorang Content Writer Betapa Sulitnya Menjelaskan Profesi 'Content Writer' Pada Boomer

Share on FacebookShare on Twitter

Profesi itu ada banyak. Pegawai kantoran, salesman, penyiar radio, bahkan seniman, itu semua adalah bermacam profesi yang sudah umum kita temukan. Saking umumnya, di beberapa formulir pendataan seperti bila kita ingin membuka rekening, data sensus penduduk, bahkan saat ingin membuat NPWP, nama-nama profesi itu akan tertera di kolom pekerjaan.

Dulu saat masih bekerja di sebuah stasiun televisi swasta, tentu saja saya bisa memberikan jawaban dengan mudah pada kolom tersebut. Sekarang? Agak susah.

Sudah setahun terakhir sejak kepulangan saya ke Sidoarjo, selama itu juga saya akhirnya berani untuk mulai bekerja dari rumah. Kerja apa? Menulis. Bisa dibilang saya bisa makan dari hal yang paling saya sukai. Saya bisa dapat uang dari hobi.

Yang awalnya hanya menulis di caption akun media sosial dan blog, sekarang saya sudah mulai berani untuk mengirimkan opini saya dalam bentuk artikel ke beberapa media daring. Saya juga sudah mulai buka jasa editor freelance dan sebagai content writer. Semuanya itu bisa saya kerjakan sambil rebahan di rumah bermodalkan gawai, laptop, dan bercangkir-cangkir kopi saja.

Kelihatannya menyenangkan ya, nggak perlu ongkos ke sana-sini, duduk manis saja di rumah dapat duit. Tapi tidak semenyenangkan itu juga. Seperti yang saya bilang di atas, hal yang saya lakukan ini bagi beberapa orang masih belum bisa dianggap sebagai sebuah profesi. Bagi mereka yang namanya bekerja itu ya kerja di suatu tempat dari jam tertentu sampai jam tertentu, ada yang ikut jam kerja kantoran dan ada juga yang kerja dengan jam kerja shift seperti di toko atau pabrik. Apalagi kalau masih tinggal di area yang agak kampung seperti saya ini, pola pikir beberapa orang kadang masih sangat terkotak-kotak.

Yang sering terjadi adalah bila ada salah seorang tetangga yang mampir ke rumah lalu melihat saya sedang serius menatap gawai atau laptop, mereka akan berkata:
“Youtube-an ae, Din! Mbok ya kerja!”
“Lho ini kerja kok”
“Kerja apa? Mbok ya kasihan sama bapak ibumu, cari kerja sana!”
Sampai situ biasanya saya diam, sudah lelah menjelaskan ke mereka bahwa uang yang saya dapat bahkan bisa saya gunakan untuk mengajak hura-hura kedua orang tua saya.

Tak berhenti di situ, bila mereka melihat saya yang jarang keluar rumah ini baru pulang dan turun dari ojek online, pasti pertanyaan-pertanyaan sejenis lah yang saya dapat.
“Dari mana, Din?”
“Oh, ketemu klien tadi.”
“Yaoloh, Nduk. Mbok kamu itu kerja yang bener. Jangan yang dipanggil-panggil ketemu klien gitu-gitu, nggak barokah.”
“Lho klien saya ngasih proyek kerjaan, kayak yang biasanya saya kerjain kok”
“Halah mending kamu tuh coba minta tolong Pak Haji, siapa tahu bisa kerja di pabrik krupuknya itu lho. Karuan halal.”
Dalam hati saya mengumpat; ‘Jnck!’

Sampai akhirnya saya mencoba benar-benar menjelaskan tentang apa yang saya kerjakan saat harus mewakili bapak saya di rapat warga.
“Mbak Dini kerja di mana sekarang?”
“Kerja dari rumah saja saya, Pak. Nulis.”
“Nulis?”
“Iya”
“Nulis apa? Buku? Koran?”
“Kalau buku sih insyaallah ingin segera terbit, Pak. Tapi sementara cuma yang pendek-pendek saja dulu. Saya nulis artikel terus nanti ditayangkan, saya juga lagi nyoba jadi Content Writer, Pak.”
“Content Writer?”
“Iya,”
“Oalah, yang bikin konten-konten kayak Atta Halilintar gitu toh? Ngeprank-ngeprank?”
“Bukan, Pak. Saya sementara ini garap beberapa iklan…”
“Halah, halah, nduk. Ojo wis ojo. Ngeprank gitu gak baik…” dan seterusnya.

Baca Juga:

Tidak Ada yang Lebih Menggelikan ketimbang Milenial Fosil Wannabe yang Ngejekin Gen Z Tiap Saat, Situ Iri?

Kenapa Gen Z dan Milenial Tak Beli Rumah? Karena Memang Tak Bisa. Gaji Sekecil Itu Berkelahi dengan Bunga KPR, ya Rungkad!

Jangan dikira saya tidak pernah mencoba menunjukkan pada mereka hasil kerja saya, dengan harapan mereka akan mengerti tanpa perlu saya jelaskan panjang kali lebar. Tapi ternyata tetap saja. Entah cara penyampaian saya yang kurang tepat atau memang mereka yang bebal dan tidak bisa menerima sesuatu hal yang baru. Bagaimanapun di mata para tetangga saya ini hanyalah pengangguran kelas berat yang sehari-hari cuma rebahan sambil mainan handphone dan kadang keluar rumah hanya bila ada panggilan dari klien.

Saya sudah lelah sih mencoba menjelaskan pada mereka, bagaimana bisa jelas bila mereka terkesan menutup diri dari segala kemungkinan hal-hal baru dalam hidup ini. Saya sudah sampai di titik ‘Sakarepmu lah, sing penting aku urip!’.

Saya jadi membayangkan bagaimana bila besok lusa nantinya anak-anak mereka ini ada yang akhirnya punya pekerjaan kayak saya? Bekerja sesuai hobi, sesuai passion, bisa dapat duit, nggak perlu ada jam kerja kantoran atau shift dan duit lancar mengalir, tapi orang tuanya sendiri malah menganggap remeh?

BACA JUGA Bagaimana Penulisan Profesi Sebagai Selebgram di KTP? atau tulisan Dini N. Rizeki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Maret 2020 oleh

Tags: boomercontent writerMilenial
Dini N. Rizeki

Dini N. Rizeki

Seorang yang menulis supaya tetap waras.

ArtikelTerkait

free wifi

Free Wifi yang Sesungguhnya Nggak Benar-Benar Free

19 September 2019
faldo maldini politisi muda mojok (1)

Faldo Maldini dan Fenomena Politisi Muda Rasa Boomer

15 Agustus 2021
gaji bulanan

7 Tips Mengatur Gaji Bulanan Biar Nggak Cuma Numpang Lewat

21 Oktober 2019
milenials

Prasangka dan Generalisasi Terhadap Milenials

20 Juni 2019
Suka Duka Rumah Generasi Milenial di Kabupaten, Jalanan Berlubang hingga Defisit Tempat Hedon terminal mojok

Suka Duka Rumah Generasi Milenial di Kabupaten, Jalanan Berlubang hingga Defisit Tempat Hedon

6 Juli 2021
kambing guling

Serba Serbi Perilaku Para Tamu Kondangan dan Kambing Guling yang Selalu Menjadi Primadona

24 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.