Tempo hari, saya berencana membuat SKCK di Polres dengan naik sepeda motor. Saya langsung bergegas menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke Polres di tas. Kemudian dari rumah sepeda motor langsung saya gas ke pom bensin untuk diisi asupan BBM.
Dari rumah, saya memang sudah berpikir akan membeli masker di apotek dalam perjalanan nanti yang tidak jauh dari rumah. Bulan-bulan ini memang masyarakat dunia sangat hati-hati agar tidak tertular virus corona yang pertama kali wabahnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok (China) itu. Kebiasaan saya dari dulu memang bila bepergian jauh, entah itu bawa motor ataukah tidak, saya sering memakai masker untuk melindungi hidung dan mulut dari kotoran. Ketika di jalanan, atau tempat ramai seperti stasiun kereta, dll.
Setelah mengisi BBM, saya gas ke apotek untuk membeli masker. Sepeda motor saya parkirkan di depan apotek. Saya mendekat ke mbak pelayan/penjual di apotek, lalu saya bilang, “Mbak mau beli masker.” Saat itu saya membeli dua buah masker berwarna hijau luarnya dan bertali yang dikaitkan ke telinga.
Oh, iya, fyi saja, Lur. Cara memakai masker bedah, sumber dari dr. Erlina Burhan (di acara ILC TvOne, Selasa, 04/02/2020), sisi masker yang berwarna hijau itu berada di luar, bersifat waterproof (tahan dengan air). Jadi, kalau terkena percikan air, ada orang batuk misalnya, atau cairan lain tidak menempel karena ia waterproof. Sedangkan sisi masker yang berwarna putih itu menyerap air, berada di bagian dalam yang menempel di mulut dan hidung.
Jangan lupa bagian pinggir masker yang ada kawat lentur itu harus di atas karena ditempelkan di hidung dan ditekan untuk menyesuaikan dengan bentuk hidung supaya celah semakin minimal. Masker dipakai menempel di hidung dan mulut, jangan hanya salah satunya. Bagian bawah masker ditarik sejauh mungkin ke bawah dagu agar meminimalkan celah juga.
Kembali ke toko apotek tadi, Lur. Setelah saya bilang mau beli masker ke mbaknya, dia langsung mengambilkan dua buah masker warna hijau. Seketika itu saya kaget. Tiba-tiba ia langsung saja menaruh dua masker yang tidak berbungkus itu di atas etalase kaca di depan saya. Bertumpuk. Satu masker yang bawah, sisi masker yang warna putih terkena kaca etalase. Lalu saya bilang minta bungkus plastik, barulah dia ngasih bungkus. Dia lupa atau nggak, saya pun nggak tahu. Akhirnya, setelah membeli itu, saya putuskan untuk memakai masker satunya yang berada di atas yang nggak kontak dengan keca etalase.
Persoalannya, ini sisi masker yang berwarna putih kan yang menempel di mulut dan hidung si pengguna, kok ditaruh begitu saja, yah? Wah, sembarangan nih mbaknya, ngeselin. Dalam hati saya langsung kecewa. Lho kok gini sih, nggak ada bungkusnya kok maen langsung saja ditaruh di kaca etalase. Kan tidak tahu kaca etalase itu gimana kondisinya mbak, bersih atau kotor yang bersifat mikro yang tidak kasat mata. Mbak si penjual agak ceroboh, atau kurang paham, atau gimana sih ini? Mbok ya, sing ati-ati ngunu loh~
Seandainya kalau yang bersentuhan dengan kaca etalase yang bagian luar masker sih masih bisa ditolerir. Lha ini malah yang bagian dalam masker yang kalau dipake menempel di hidung dan mulut.
Seharusnya ya hati-hati dong, menjaga kebersihan masker agar tetap steril. Kan masker ini penggunaannya ditempel di hidung dan mulut. Apakah di apotek situ karena membelinya eceran memang tidak ada bungkusnya? Beda dengan jika membeli sekotak bungkus yang isi maskernya banyak? Namun beberapa apotek yang pernah saya datangi, walaupun beli maskernya sedikit, maskernya ada pembungkus langsung kok. Ada yang isinya satu masker perbungkus atau tiga masker perbungkus. Seharusnya menurut saya sih seperti itu, walaupun beli eceran, maskernya langsung ada bungkusnya. Bener tuh, ini salah satu bentuk agar masker tetap steril.
Dari peristiwa tersebut, khususon untuk penjual masker di mana pun Anda berada, tolong kerja samanya dong dalam menjaga kesterilan masker. Jika masker tidak berbungkus, jangan menyentuh bagian dalam masker, peganglah bagian luarnya saja. Kalau si pembeli membeli cuma satu masker, langsung saja kasihkan masker ke tangannya dan nggak usah diletakkan di meja atau etalase begitu.
Dan dari kejadian itu, bisa diambil pelajaran kalau membeli masker, lebih berhati-hati dan sigap jika terlihat si penjual tidak langsung membungkus masker. Sebelum ditaruh, mulut harus siap-siap bilang, “Kasih bungkus, Mas/Mbak!!1!!”
BACA JUGA Yuk Sama-Sama Siaga Sebelum Virus Corona Memasuki Indonesia! atau tulisan Miftachul Annaj lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.