Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bersepakatlah Tape Singkong Itu Beda dengan Peuyeum dan Jauh Lebih Enak

Erwin Setiawan oleh Erwin Setiawan
18 Desember 2020
A A
Bersepakatlah Tape Singkong Itu Beda dengan Peuyeum dan Jauh Lebih Enak terminal mojok.co

Bersepakatlah Tape Singkong Itu Beda dengan Peuyeum dan Jauh Lebih Enak terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Awalnya saya tidak begitu paham perbedaan peuyeum dan tape singkong, toh sama-sama makanan yang terbuat dari fermentasi singkong. Tapi, suatu hari yang terik, sebuah kejadian membuat saya sadar atas perbedaan itu.

Hari itu matahari menyinari Bumi langsung tanpa ada awan yang menaunginya. Saya dapat melihat langit biru begitu luas ketika sedang membeli tape singkong keliling. Dengan tenggorokan yang mengering saya membayangkan betapa segarnya makan tape singkong yang kaya akan air. Tapi, justru tape singkong yang saya beli tidak mengandung air sama sekali, keset dengan taburan ragi di atasnya.

Bukan tape seperti ini yang saya inginkan ini mah. Saya kecewa, tapi tidak tahu harus kecewa kepada siapa. Tidak mungkin saya kecewa dengan Abang penjual tape, toh yang doi jual memang tape singkong. Apa mungkin saya kecewa karena berada di Jawa Barat? Sedangkan saya merindukan tape yang pernah saya makan di Jawa Tengah?

Akhirnya saya melakukan beberapa penelitian kecil tentang tape. Sejauh apa sih masyarakat salah menamai makanan yang satu ini. Sampai-sampai di Wikipedia tertulis “tape singkong atau dalam bahasa Sunda disebut peuyeum”. Padahal keduanya adalah makanan yang berbeda. Beda jauh malah.

Meskipun sama-sama terbuat dari fermentasi singkong, ternyata ini adalah dua makanan yang tidak sama. Tentu ini sangat berkaitan erat dengan makanan daerah, yang pasti berbeda cara pembuatan dan penyebutan namanya.

Sebut saja tape singkong yang keset tanpa air ini bernama peuyeum, sebab banyak ditemukan di daerah Jawa Barat. Seperti namanya yang memang menggunakan bahasa Sunda, peyeum berarti proses pematangan dengan cara membubuhi ragi lalu ditutup sampai matang.

Lah sama dong ya dengan tape singkong? Tapi, penyajiannya berbeda. Yang satu disajikan keset dan yang satunya berair. Wah tidak bisa disamakan ini. Serius!

Kayak tempe mendoan yang suka disama-samain dengan tempe tepung biasa. Iya, mendoan beda penyajiannya, tempe tepung menggorengnya lebih kering. Sama halnya dengan tape singkong dan peuyeum. Jelas dari segi rasa lebih enyoi tape singkong, jauh.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

Tape singkong cenderung lebih manis, asem, empuk dan segar. Sangat cocok dimakan langsung di kondisi hari yang panas karena mengandung air yang melimpah. Biasanya, kudapan tersebut dipotong-potong dan dijual dengan membawa bakul tempat pematangannya sehingga apa yang diterima oleh pembeli masih fresh dari tempatnya.

Proses pengukusan singkongnya pun lebih lama karena membutuhkan tekstur yang lebih empuk. Setelah itu, yang sudah matang didinginkan dan ditaburi ragi tape. Lalu ditutup dengan daun pisang hingga dua sampai tiga hari.

Berbeda dengan peuyeum yang cenderung keset dan disajikan utuh dengan menggantungnya setelah melalui proses pematangan. Proses pengukusannya pun cukup sampai layak dimakan, tidak terlalu empuk.

Sebagai pencinta tape singkong, tentu saya cukup peka dalam menilai rasa. Tak berbeda dengan Emak saya yang juga mengatakan peuyeum tidak enak.

“Tape sini nggak mashoook!” Respons beliau ketika saya tawari tape yang saya beli.

Jadi tolong, sudahi menyebut peuyeum dengan tape singkong. Selain itu tidak tepat, hal itu bisa memicu kekecewaan. Tiwas sudah kemecer, tapi yang diterima malah beda.

Selama ini saya memendam perasaan kecewa sendirian, tapi semakin hari semakin tidak betah apalagi setiap hari pula tukang tape itu keliling lewat depan kontrakan saya.

Begitu saya mendengar jinglenya, “Tape! Tape!” Selalu saja saya teringat kekecewaan itu.

Saya tidak tahu harus berbuat apa. Harapan saya ada tukang tape singkong yang membaca tulisan ini dan mau memperbaiki diri. Biar jelas lah! Mau jualan yang mana. Kalau memang mau jualan peuyeum ya tolong jinglenya diganti!

Saya sebenarnya pernah klarifikasi ke Kang Tape tersebut, ya sekadar memastikan sejauh apa yang beliau tahu tentang produk yang dijualnya itu.

“Ini tape apa peuyeum, Kang?” tanya saya tanpa basa-basi.

“Sama saja atuh, tape ya peuyeum disebutnya di Jawa Barat. Tapi, memang sih kalau di Jawa Tengah sengaja dibikin lebih empuk dan berair. Di sini orang-orang pada suka sama yang keset-keset, euy! Lebih awet lagi!” Terangnya.

Memang sih kalau jualan peuyeum lebih awet, kalau hari ini tidak habis masih bisa dijual keesokan harinya karena karakter peuyeum kering.

Tapi, setahu saya, semakin lama tape singkong disimpan di kulkas bukannya menjadi basi, tapi semakin matang, dan semakin nyos di mulut. Mungkin karena semakin tinggi kadar alkoholnya kali, ya?

BACA JUGA Nissan Kicks e-Power Beneran Mobil Listrik meski Sulit Dipahami Masyarakat dan tulisan Erwin Setiawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2020 oleh

Tags: jajan tradisionalKuliner
Erwin Setiawan

Erwin Setiawan

Seorang montir yang berusaha melihat mata Tuhan.

ArtikelTerkait

Gudeg Kaleng: Oleh-oleh Jogja yang Enak, tapi Punya Banyak Kekurangan  Mojok.co

Gudeg Kaleng: Oleh-oleh Jogja yang Enak, tapi Punya Banyak Kekurangan 

3 Agustus 2024
micin

Banggalah Jadi Budak Micin, Perdebatan soal Tidak Sehatnya MSG Bukan Perkara

2 Desember 2020
3 Rekomendasi Kuliner di Kereta Joglosemarkerto yang Cocok untuk Menemani Perjalanan

3 Rekomendasi Kuliner di Kereta Joglosemarkerto yang Cocok untuk Menemani Perjalanan

13 Januari 2022
10 Rekomendasi Kuliner di Kampung Durian Runtuh Upin & Ipin Terminal Mojok.co

10 Rekomendasi Kuliner di Kampung Durian Runtuh Upin & Ipin

22 Maret 2022
Kasta Mi Pangsit di Surabaya, Kuliner dengan Keragaman yang Luar Biasa

Kasta Mi Pangsit di Surabaya, Kuliner dengan Keragaman yang Luar Biasa

4 Maret 2022
dianxi xiaoge mojok.co

Melarikan Diri dari Arab yang Gersang dengan Dianxi Xiaoge

17 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.