Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Berlomba Mengutuk BPJS, padahal yang Buruk Pelayanan Rumah Sakitnya

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
25 Oktober 2022
A A
Berlomba Mengutuk BPJS, Padahal yang Buruk Pelayanan Rumah Sakitnya

Berlomba Mengutuk BPJS, Padahal yang Buruk Pelayanan Rumah Sakitnya (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Orang-orang lupa, bahwa banyak nyawa terselamatkan karena BPJS

Setiap ada satu hal baik muncul, akan ada banyak suara sumbang menyertainya. Dan beberapa dari suara tersebut, ada yang tak hanya sumbang, juga bodohnya minta ampun.

Saya punya satu asumsi yang selama ini saya pendam: kebodohan itu candu. Banyak orang entah kenapa berlomba-lomba mengeluarkan opini bodoh, semata karena itu menyenangkan. Saya tak memahami tindakan tersebut, tapi lagi-lagi saya juga sadar, bahwa common sense itu sebenarnya nggak common-common amat.

Dan itu dibuktikan lewat twit Babe Cabita tentang pelayanan buruk pasien BPJS. Satu twit menyerang, lainnya ikut mengibarkan bendera perang. Sebagaimana perang-perang lainnya, orang-orang itu sebenarnya tak tahu betul mereka ikut-ikut terjun. Tahu masalahnya saja tidak.

Babe Cabita akhirnya “merevisi” twitnya. Masalahnya bukan perkara revisinya, tapi sasaran tembaknya yang keliru.

BPJS selalu lekat dengan keburukan. Iuran mencekik, manfaat yang tak terasa (ini bodoh, sejujurnya), juga pelayanan yang diklaim tak memuaskan selalu jadi topik yang menyertai. Sebagai penikmat BPJS, serta hidup di rumah sakit dalam waktu yang lama (keluarga saya nakes), saya selalu miris mendengar hal tersebut.

Untuk perkara iuran, saya paham kenapa banyak orang mengeluh. Banyak orang masih berusaha keras memenuhi kebutuhan dasar. Iuran ini, jadi hal yang bikin pengeluaran mereka terasa mencekik. Saya tak mau komen begitu banyak, mengingat iuran saya dibayar oleh kantor.

Tapi untuk perkara manfaat dan pelayanan, saya menolak argumen-argumen buruk tentang BPJS.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Kita mulai dari pelayanan. Banyak yang bilang, pasien BPJS dapat diskriminasi oleh rumah sakit. Saya punya argumen tersendiri. Sebenarnya, perlakuannya bisa jadi tidak berbeda, tapi memang pelayanan rumah sakit tersebut dasarnya memang buruk.

Percayalah, kalau rumah sakitnya memang punya pelayanan buruk, meski kau bayar sekalipun, belum tentu kau dapat pelayanan yang lebih baik. Sudah bagus kau dapat pelayanan yang lebih cepat. Seringnya sih, tidak.

Pelayanan buruk rumah sakit tidak mengenal kasta. BPJS atau bukan, kalian tetap bisa kena musibah. VIP sekalipun, bisa kena pelayanan buruk, meski kemungkinannya lebih kecil. Semuanya kena. Saya nggak mengada-ada, sebab saya ya pernah jadi “pasien premium”. Nyatanya ya dapat pelayanan buruk. Administrasi panjang, nunggu lama, periksa 5 menit, udah gitu mahal. Bajingan.

Saya nggak akan spill RS mana yang ngasih pelayanan buruk. Selain takut kena UU ITE, kalian bakal kaget setengah mati kalau tau RS mana.

Dari dulu, pelayanan rumah sakit memang jadi penyakit lawas. Mengubahnya tak mudah, kecuali rombak total dan bersih-bersih. Dan ini butuh perhatian dan keterlibatan banyak pihak, terutama kepala daerah. Rumah sakit yang buruk, akan bikin kualitas hidup daerah tersebut jadi buruk. Kepala daerah kalau diam saja, ya sama aja membiarkan rakyatnya hidup dalam kesehatan yang buruk.

Kalau rumah sakitnya memang mengutamakan pelayanan yang baik, BPJS atau bukan, akan dapat pengalaman yang menyenangkan. Saya mengalaminya sendiri saat istri lahiran. Meski BPJS, pelayanan yang keluarga saya terima menyenangkan kok. Ya ada mangkel-mangkelnya dikit, namanya urusan sama manusia kan. Tapi, ya, memuaskan. Dokternya tetep ramah, perawatnya pun sigap, bidannya apalagi.

Kalau BPJS lebih ribet, saya akui itu. Saya pikir itu lumrah, sebab memang butuh administrasi yang bertumpuk, kan laporan ini buat klaim. Kayak reimburse gitu lah, harus bawa nota dsb. Tapi nggak ribet-ribet banget sih.

Jadi, sebelum mengutuk BPJS, kalian pikir-pikir lagi: yang buruk BPJS-nya, atau rumah sakitnya?

Sekarang bicara manfaat. Ah, saya bingung mau menulis apa. Sebab, kalau ada yang merasa mereka bayar terus tapi nggak ngrasain manfaatnya, saya malah heran, baru kali ini ada orang minta sakit.

***

Sejak Covid, nakes jadi profesi yang paling rentan. Potensi nyawa melayang begitu besar, tapi masih jadi samsak kecurigaan rakyat. Banyak orang menuding bahwa merekalah yang berpesta saat Covid merebak.

Dan kini pun tak berbeda. Twit Babe Cabita tentang BPJS bikin nakes kembali jadi sasaran tembak. Semua orang kembali mengangkat senjata perang. Tak tahu apa-apa, tapi tetap memasukkan peluru ke senapan bacot.

Orang-orang lupa, bahwa banyak nyawa terselamatkan karena BPJS. Banyak orang memijak Bumi lebih lama karena asuransi yang iurannya tak semahal Starbucks. Bagi orang-orang tersebut, senapan bacot kalian tak lebih dari suara nyamuk yang mengganggu. Meski tak sempurna (dan jelas tak akan sempurna), BPJS punya andil besar. Memang masih buruk, tapi semua sudah jauh lebih baik ketimbang waktu awal muncul. Kita mungkin terlalu lama melihat hal-hal buruk, hingga hal-hal baik tak lagi kita gubris. 

Saya menyayangkan orang dengan akses berlebih, pendidikan memadai, dan menu makan yang bergizi justru memaki BPJS. Terlebih jika itu dilakukan hanya karena ikut-ikutan dan “katanya”. Mereka kadang lupa bahwa masalah pelayanan rumah sakit yang kadang-kadang ampas ini sudah terjadi bahkan sebelum BPJS ini lahir. Yang harusnya dituntut berbenah justru malah tak kena cipratan kritik.

Dan inilah masalah orang-orang di media sosial. Punya senapan, punya peluru, tapi tolol betul dalam urusan membidik. Punya akses pengetahuan, dapat pendidikan tinggi, tapi common sense-nya nol besar.

Entah kenapa, yang punya masalah begini biasanya punya pengikut banyak. Memang sudah saatnya ada gerakan Indonesia Tanpa Influencer, terlebih yang punya masalah besar dalam bernalar.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Berhenti dari BPJS Kesehatan Hanya Bisa Dilakukan dengan Satu Cara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Oktober 2022 oleh

Tags: bpjsinfluencerkritikpelayananpilihan redaksirumah sakit
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, Setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih

Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih

15 Mei 2025
4 Menu Mie Gacoan yang Rasanya Gagal, Jangan Dibeli kalau Nggak Mau Menyesal seperti Saya

4 Menu Mie Gacoan yang Rasanya Gagal, Jangan Dibeli kalau Nggak Mau Menyesal seperti Saya

12 Juni 2025
5 Hal yang Bikin Pelanggan Kesal Saat Beli Nasi Padang

5 Hal yang Bikin Pelanggan Kesal Saat Beli Nasi Padang

10 Maret 2023
Saya Nggak Menyesal Membeli Honda Vario 125 2013

Honda Vario 125 2013, Motor yang Nggak Saya Sesali Pembeliannya

24 Juli 2023
Bunga Tabungan 0 Persen: Menabung Pangkal Kaya Tak Lagi Relevan

Bunga Tabungan 0 Persen: Menabung Pangkal Kaya Tak Lagi Relevan

7 September 2022
Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni-Palembang Ampas, Kalah Bagus sama Jalan Depan Rumah Saya

Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni-Palembang Ampas, Kalah Bagus sama Jalan Depan Rumah Saya

17 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.