Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Berkendara Melewati Bantargebang seperti Melewati Neraka: Sudah Bau, Macet Lagi!

Dodik Suprayogi oleh Dodik Suprayogi
11 April 2025
A A
Bantargebang Nggak Melulu tentang Gunung Sampah, Daerah Ini Menyimpan 4 Potensi Wisata yang Tak Disadari Orang

Bantargebang Nggak Melulu tentang Gunung Sampah, Daerah Ini Menyimpan 4 Potensi Wisata yang Tak Disadari Orang (22Kartika via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Bantargebang adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Bekasi Jawa Barat. Di kecamatan ini terdapat Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) terbesar dan tertinggi di Indonesia. Saking tingginya sudah setara seperti gedung lantai 16 dengan ketinggian 40 meter, dan luasnya nyaris setara 200 lapangan bola.

Salah satu dampak dari adanya TPST Bantargebang adalah lalu lintas di sepanjang jalan Bantargebang-Narogong setiap pagi atau sore hari selalu macet parah. Jelas karena ini bertepatan dengan jam pulang pergi anak sekolah, para pekerja kantoran atau pabrik dan tentunya lalu lalang truk sampah yang mengangkut ton-tonan sampah dari Jakarta menuju TPST Bantargebang.

Sebagai pekerja yang setiap hari melintasi Jalan Raya Bantargebang-Narogong hal ini menjadi permasalahan sendiri. Bau sampah yang menyengat, rembesan air sampah dari bak-bak truk sampah sepanjang jalan, menyisakan aroma yang nggak sedap.

Apalagi kalau mengendarai sepeda motor, rasanya bau sampah kuat nempel seharian di pakaian. Begitupun juga kalau bawa mobil pasti nggak bisa menghindar dari kemacetan, dilematis memang.

Jam operasional truk sampah dan kepadatan lalu lintas

Nggak bisa dimungkiri, truk pengangkut sampah adalah penyumbang utama kepadatan lalu lintas Jalan Raya Bantargebang. Apalagi di jam-jam lalu lintas padat seperti pagi atau sore hari. Mereka jelas tidak salah, tapi ya itu faktanya.

Berdasarkan penuturan pemangku kebijakan yang berkepentingan, jam operasional truk pengangkut sampah ke TPST Bantargebang sebenarnya sudah diatur menjadi 3 sif. Yaitu pagi, siang, dan malam, dan masing-masing sif jatahnya adalah 400 truk.

Tujuan adanya sif adalah agar mencegah antrean masuk di TPST Bantargebang. Sebelum adanya sistem sif, antrean masuk TPST bisa sampai 6 jam. Bahkan saat lebaran, antrean bisa sampai 10 jam. Padahal, harusnya 2-3 jam sudah beres.

Nah, sistem sif tersebut memang membereskan masalah antrean, tapi tidak perkara kemacetan. Nyatanya, antrean truk ini berdampak pada lintas Jalan Raya Bantargebang. Saya tahu pihak TPST tahu perkara ini atau nggak, tapi masak ya nggak tahu?

Baca Juga:

Hampir Setahun Proyek Galian di Kaliabang Bekasi Belum Beres, Cari Fosil Dinosaurus?

Bekasi Mode Malam: Dari Tawuran Jalanan sampai Lingkaran Narkoba, Kota Patriot Menjadi Kota yang Suram bagi Masa Depan Anak Muda

Kondisi muatan truk sampah yang perlu diperhatikan

Perlu ditekankan, yang dibahas di sini adalah kondisi muatan truk sampah, bukan kondisi truk. Secara umum kondisi truk pengangkut sampah yang saya temui memang masih layak pakai dan kondisi bagus.

Namun yang menjadi keluhan adalah kondisi muatan truk yang seringkali terlihat kebanyakan muatan hingga air sampah beraroma busuk merembes dan menetes di jalanan.

Air rembesan ini bisa menjadi racun sekaligus pencemaran tanah yang serius, dan berdampak pada kesehatan terutama Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Apalagi banyak pemukan di sepanjang jalan TPST Bantargebang. Nggak hanya itu, tetesan air sampah juga mencemari air tanah, berpengaruh pada ketersediaan air bersih, kehidupan tanaman dan organisme yang ada di sekitarnya.

Jika memungkinkan, perlu adanya pemilahan sampah yang kering, basah dan beresiko basah agar penanganannya juga dapat disesuaikan.

Dilema pengendara motor dan mobil yang melewati Bantargebang

Nggak hanya pencemaran tanah, air, bau sampah yang menyengat juga berdampak pada pencemaran udara. Bau sampah yang busuk menyengat ini terserap oleh material-material yang bisa menyerap bau, seperti kain atau busa.

Bagi yang berkendara di Jalan Bantargebang, terutama yang mengendarai sepeda motor perlu waspada. Kalau perlu sedia jaket tebal atau pakaian ganti. Karena bau busuk yang menyengat bisa betah nempel seharian di pakaian. Membayangkan semerbak bau busuk di tengah ruangan kantor saja memuakkan, apalagi sampai hal ini menjadi kenyataan.

Nggak hanya pengendara motor, pengendara mobil pun sama. Air yang menempel di roda dan di badan mobil bakal kebawa ke mana-mana.

Melewati Jalan Raya Bantargebang memang menyedihkan. Sudah aromanya busuk, ditambah lalu lintas yang macet, bikin pengalaman berkendara isinya menderita dan menderita. Tapi, mau bagaimana lagi, tak ada pilihan lain. Juga, masalah ini dari dulu nggak kelar-kelar. Menaruh harapan juga rasanya kok nggak mungkin.

Yang bisa dilakukan hanyalah mengelus dada, pasang masker, dan menjelaskan ke orang-orang kenapa kendaraan kita bau.

Penulis: Dodik Suprayogi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Privilese Warga Bantargebang yang Nggak Dimiliki Warga Daerah Lain

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2025 oleh

Tags: bantargebangbekasiKemacetan
Dodik Suprayogi

Dodik Suprayogi

Pegiat pertanian yang sedang menempuh pendidikan S2 di Universitas Trisakti.

ArtikelTerkait

Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya

Surabaya Itu Romantis kalau Malam, kalau Siang Jangan Harap!

5 Oktober 2023
Jalan Mastrip: Jalan Paling Problematik di Jember, Hanya Orang Sabar yang Sanggup Melewatinya

Jalan Mastrip: Jalan Paling Problematik di Jember, Hanya Orang Sabar yang Sanggup Melewatinya

6 November 2023
Alasan Orang Bekasi Lebih Ngefans Persija Jakarta daripada Persipasi dan Persikasi Mojok.co

Alasan Orang Bekasi Lebih Ngefans Persija Jakarta daripada Persipasi dan Persikasi

5 April 2025
Bekasi, Daerah yang Paling Cocok Ditinggali Dibanding Kota Penyangga Jakarta Lain Mojok,co

Bekasi, Daerah yang Paling Cocok Ditinggali Dibanding Kota Penyangga Jakarta Lain

20 April 2025
Bekasi yang Dijuluki Planet Lain Aslinya Nggak Buruk-Buruk Amat Mojok.co

Hunian Murah di Bekasi yang Tidak Murah: Renovasi Rumah Harus Setor ke Akamsi, Aturan dari Mana Ini?

13 Agustus 2024
Mati Tua di Jalanan Yogyakarta sumbu filosofis jogja unesco

Mati Tua di Jalanan Yogyakarta

8 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.