Kalau berkat kondangan isinya nasi, ayam goreng, mie, dan sambal mungkin biasa, ya. Tapi kalau isinya sabun cuci serenceng dan mie instan goreng jumbo udah pernah lihat?
Sudah terima berapa undangan nikah hari ini? Kalau saya sudah tiga. Bulan Syawal seperti sekarang ini memang dianggap sebagai bulan yang baik untuk menikah. Sebab di bulan Syawal inilah Nabi Muhammad menikah dengan Aisyah. Maka tak heran jika banyak orang yang merencanakan hari istimewanya di bulan ini.
Dengan adanya serbuan undangan dari segala penjuru ini, anggaran pengeluaran jadi membengkak. Untuk menyiasati hal tersebut, biasanya para ibu nggak lagi masak di rumah. Orang-orang di rumah biar makan berkat kondangan saja. Ya kalau musim kondangan begini lalu tetap masak di rumah boncos, dong! Keluar duit buat masak iya, keluar duit buat kondangan juga iya. Belum kalau bicara potensi mubazir yang ditimbulkan dari banyaknya makanan di rumah.
Nah, tentang berkat kondangan ini, beberapa waktu lalu pernah ada yang curhat di base tentang berkat yang dia terima. Berkatnya bukan berkat matengan yang berisi nasi dan lauk pauk sebagaimana umumnya berkat hajatan, melainkan ada yang berupa serenceng sabun cuci cair ada pula yang cuma mie instan 3 bungkus. Wah, sekte apa lagi ini?
Daftar Isi
Berkat kondangan berisi sabun cuci dan mie instan mulai umum
Jujur saja selama kondangan, saya belum pernah sekalipun mendapati berkat yang berisi sabun cuci cair ataupun mie instan. Kalau mie instan, biasanya sih ada di berkat tahlilan, yaitu berkat yang diberikan kepada tetangga dan saudara yang hadir untuk berdoa di rumah duka. Itupun nggak cuma mie instan, tapi ada teman-temannya yang lain seperti telur, gula, teh, beras, dll.
Setelah ditelusuri di kolom komentar, rupanya banyak pula yang keheranan dengan berkat mentahan tersebut. Namun, ada pula yang menyebut bahwa berkat mentahan berisi sabun atau mie instan doang mulai umum ditemukan di beberapa wilayah.
Di Tegal misalnya, berkat isi mie instan atau sabun cuci mulai marak digunakan oleh warga Desa Suradadi saat menggelar hajatan. Mie instan atau sabun cuci tersebut tidak dimasukkan dalam besek sebagaimana berkat pada umumnya, melainkan hanya dibungkus dengan kantong kresek.
Menuai pro dan kontra
Munculnya berkat mentahan yang isinya sabun cuci serenceng atau mie instan ini tentu menimbulkan pro dan kontra. Mereka yang mendukung menyebut bahwa berkat seperti ini lebih bermanfaat daripada berkat matengan. Misalnya dapat sabun cuci, bisa buat nyuci. Dapat mie instan, bisa buat stok siapa tahu malam-malam dilanda kelaparan tapi malas keluar.
Utamanya lagi, dua bahan ini memiliki umur yang panjang alias nggak mudah basi. Merasa belum dibutuhkan hari ini? Simpan saja buat kapan-kapan. Dijamin jauh dari kata mubazir.
Bandingkan dengan berkat kondangan matengan. Apa bisa disimpan untuk keesokan harinya? Belum tentu. Nasinya mungkin bisa dimanfaatkan untuk dibuat nasi goreng saat sarapan. Namun, bagaimana dengan lauknya? Dipanaskan? Bisa saja, sih, tapi harus lihat-lihat jenis lauknya dulu. Nggak semua lauk yang ada di berkat bisa dipanaskan. Beberapa harus segera habis saat itu juga.
Belum lagi maaf-maaf, nih, kadang isi berkat matengannya juga nggak menggugah selera. Nasinya pera, mienya tanpa rasa, ayam goreng sudahlah kecil, keras pula. Hmmm.
Berkat matengan memang banyak celanya, tapi…
Meskipun berkat kondangan matengan tampak banyak celanya, bukan berarti berkat mentahan ini sempurna. Berkat mentahannya yang bagaimana dulu, dong? Ya kalau isinya cuma sabun cuci cair sereceng atau mie instan jumbo 3 biji, ya… terlalu!
Maksud saya begini. Tujuan tuan rumah mengundang para tamu datang itu mau buat apa, sih? Supaya mereka bisa turut berdoa, kan? Sekarang saya tanya, apakah doa yang tulus bisa lahir dari hati yang nggrundel karena melihat isi berkat yang segitu itu? Kan nggak.
Para tamu itu datang dengan ikhlas. Memberi amplop pun dengan ikhlas. Kok ada tuan rumah yang tega memberi berkat kondangan cuma mie instan 3 biji? Lha wong sejatinya, orang mau menggelar hajatan itu harus siap keluar duit banyak, kok. Kalau tujuan awalnya mau cari untung hingga anggaran untuk berkat para tamu dipangkas, mending nggak usah rame-rame saja sekalian.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Culture Shock Orang Jogja Datang Kondangan di Tegal. Ada Welcome Drink seperti di Hotel-hotel.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.