Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Berhenti Fafifu Kurikulum Finlandia, Sebab Akar Masalahnya Adalah Gaji Guru yang Segitu-segitu Saja

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
27 September 2024
A A
Bajingan! Gaji Guru Honorer Jauh di Bawah Tukang Parkir Liar! (Unsplash) finlandia sekolah swasta

Bajingan! Gaji Guru Honorer Jauh di Bawah Tukang Parkir Liar! (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Nggak usah fafifu ngomongin kurikulum Finlandia kalau gaji guru masih di bawah logika begini

Sebagaimana yang diketahui, kurikulum merdeka memang secara konsep cukup kontras dengan kurikulum sebelumnya. Sehingga memicu banyak polemik. Ada banyak diskusi yang membicarakan tema ini. Di X misalnya, perdebatan tentang kurikulum ini terjadi dengan begitu sentosa .

Misal, ada salah satu akun, ia mengatakan “Di Finlandia guru wajib S2, jika keterima, mereka punya otonomi penuh dalam mengajar, gaji super gede Kurikulum ganti 10 tahun sekali, kesadaran belajar dari rumah udah mulai kuat Lu mau niru Finland, benerin ini dulu, baru tuh hapus sekolah favorit, ranking, UN dsb”.

Yah, di X mulai heboh tentang pembahasan kalau Indonesia itu tidak cocok memakai sistem pendidikan ala Finlandia.

Saya cuma tertawa. Cukup seru menyimak obrolannya. Tapi ketika ada akun yang mengatakan, intinya, “yang diambil dari Finland cuma zonasi dan kurikulum merdekanya aja, gaji gurunya tidak”. Nah, dari sana, saya ikut berkomentar.

Saya sering membayangkan andai saja guru menjadi profesi yang begitu keren di Indonesia, yang dibayar dengan layak. Sehingga tiap merancang modul pembelajaran, ia bisa mengerjakan di kafe-kafe mahal itu, persis seperti profesi keren lainnya, tanpa harus melakukan pinjol terlebih dahulu.

Pun saya selalu setuju jika apa pun kurikulum yang dipakai, jika gaji gurunya segitu-segitu saja, maka tidak akan banyak yang berubah. Iya, bagi saya, program paling penting dari Kemendikbud harusnya adalah menaikkan gaji guru.

Sebab, persoalannya itu, bukan kurikulumnya apa, tapi berapa gaji gurunya?

Kita tahu bahwa Sekolah Murid Merdeka, yang merupakan sekolahnya Mbak Najeela, adalah salah satu pionir dan acuan dari kurikulum Merdeka yang akhirnya diterapkan secara nasional. Jujur, secara konsep memang cukup bagus. Hanya saja, sekolahnya Mbah Najeela ini kan nominal gaji guru juga lumayan, jadi wajar saja kalau guru bisa dituntut untuk ini-itu.

Baca Juga:

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Kantin Sekolah Adalah Penyelamat Guru yang Gajinya Rata dengan Tanah

Lha, masalahnya, di sekolah lain tidak demikian. Bayangin saja, ada guru yang digaji 500 ribu rupiah sebulan. Tapi, ia punya tuntutan membuat konsep belajar berbasis projek, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, ikut guru penggerak, dan segala beban administrasinya. Ya, bakal susah.

Digaji UMR aja masih susah, apalagi yang di bawah.

Kalau dicermati, meski ganti kurikulum, cara ngajar guru juga tidak jauh beda. Yang berubah cuma administrasinya saja. Kenapa demikian? Lagi-lagi, akar masalahnya adalah gaji guru rendah. Sehingga orang yang punya kapasitas otak di atas rata-rata itu ketika ia kuliah, lebih memilih jurusan selain pendidikan.

Btw, pendidikan juga sering menjadi jurusan alternatif. Dulu ketika saya kuliah, ada banyak teman yang mengaku salah jurusan. Ada juga yang merasa kalau jurusan pendidikan adalah pilihan terakhir. Sebab, memang banyak yang lebih mengutamakan jurusan yang nantinya punya penghasilan secara layak.

Yah, hidup memang semakin pragmatis kawan. Lihat saja lowongan CPNS, yang paling diminati ya bagian yang gajinya paling gede.

Peminat jurusan pendidikan tinggi, tapi yang jadi guru berapa?

Nah, karena guru dijadikan jurusan alternatif, maka output yang akhirnya menjadi tenaga pengajar juga kebanyakan orang-orang yang (maaf) bukan merupakan “unggulan” di sekolahnya dulu. Kebanyakan lho ini.

Satu lagi, kalau ditelisik, kampus spesialis pendidikan di Indonesia, mana ada, sih, yang jadi favorit? Katakanlah, ada. Tapi, tentu saja, kalah mentereng dan kurang menjanjikan untuk masa depan. Sebab, ya memang profesi guru ini kurang prestisius, sehingga yang lebih diminati adalah semacam kampus riset. Sebut saja, UGM, UI, ITB, atau UB.

Memang, angka pendaftar jurusan dan kampus keguruan masih besar. Tapi itung lagi, berapa outputnya yang beneran jadi guru?

Coba bayangkan kalau guru ini gajinya gede, maka pendaftar jurusan pendidikan juga pasti orang-orang pilihan yang penuh ambisi itu. Dan kalau itu terjadi, saya kira meski nggak pakai kurikulum pun, pembelajaran bakal tetep optimal.

Jadi, sudahi debat kurikulum Finlandia itu. Sebab, akar masalahnya bukan itu. Akar masalahnya adalah gaji guru ini hanya seperempat UMR Jogja. Iya, seperempat saja. Padahal, yang punya UMR Jogja saja sudah ngeluh, apalagi yang digaji seperempatnya saja. Gini kok dituntut mencerdaskan kehidupan bangsa. Halah, omong kosong, Gais!

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Selama Gaji Guru Tidak Naik, Universitas Pendidikan macam UNY Hanya Akan Jadi Pencetak Orang Miskin Baru

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2024 oleh

Tags: gaji gurukurikulum finlandiaKurikulum Merdekapemerataan pendidikan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Selama Gaji Guru Tidak Naik, Universitas Pendidikan macam UNY Hanya Akan Jadi Pencetak Orang Miskin Baru

Kenapa (Bisa) Orang-orang Menolak Kenaikan Gaji Guru?

3 Oktober 2024
Derita Jadi Lulusan PPG: Statusnya Saja Guru Profesional, tapi Cari Kerja Tetap Susah Mojok.co

Derita Jadi Lulusan PPG: Statusnya Saja Guru Profesional, tapi Cari Kerja Tetap Susah

24 September 2025
Sisi Gelap Jadi Guru Swasta yang Gajinya Tidak Seberapa Mojok.co

Sisi Gelap Jadi Guru Swasta yang Gajinya Tidak Seberapa

11 Oktober 2024
Kata Siapa Gaji Guru Swasta itu Bercanda? Gaji Kami Gede kok (Syarat dan Ketentuan Berlaku)!

Andai Gaji Guru Naik, Berapa Persentase Kenaikan yang Ideal? Apakah Bisa Sebanyak Tukin Kementerian?

25 September 2024
Sri Mulyani, Menteri yang Nggak Paham Nasib Guru (Unsplash)

Dear Sri Mulyani, Ini Bukan Hanya Soal Gaji Guru yang Kecil, tapi Juga Soal Hak Kesejahteraan dan Kewajiban Negara yang Harus Dipenuhi

9 Agustus 2025
Guru Finlandia dan Indonesia Gaji Sama Rendah, Beda Beban Kerja Terminal Mojok

Guru Finlandia dan Indonesia: Gaji Sama Rendah, Beda Beban Kerja

2 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.