Stroke bukanlah penyakit yang menyebabkan seseorang meninggal seketika. Tapi stroke bisa mengubah kehidupan seseorang. Anda bisa bayangkan situasinya: seseorang menikmati hidup seperti biasa, dan tiba-tiba orang tersebut menjadi lumpuh bahkan kesulitan bicara. Semua terjadi dalam sekejap, dan sering tanpa tanda-tanda. Perubahan mendadak ini tentu membuat penderita stroke dan keluarga terkejut. Dan umumnya, keluarga belum dalam kondisi siap menghadapi ini.
Stroke menuntut kita untuk beradaptasi pada kebiasaan baru (bukan endorse dari pemerintah). Dan berdamai dengan kondisi serbabaru ini tidak mudah.
Saya harus mengalami perubahan mendadak ini pada 2011. Tiba-tiba eyang saya terserang stroke. Kejadiannya benar-benar sekejap mata. Blio sedang asik bermain keyboard sebelum terjatuh dari kursinya. Dalam sekejap mata, tubuh bagian kiri beliau lumpuh. Blio tidak siap menerima kenyataan bahwa stroke telah menyerang. Begitu pula kami, keluarganya.
Oleh karena kelumpuhan akibat stroke sulit untuk disembuhkan, kami sekeluarga harus siap menerima kenyataan baru ini. Kenyataan bahwa Eyang, yang dikenal aktif sebagai musisi keroncong, mengalami kelumpuhan akibat stroke. Dan dalam artikel ini, saya akan berbagi cara kami untuk berdamai dengan penderita stroke. Sebab, tidak ada pilihan lain selain berdamai dan beradaptasi.
Pertama
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menerima kenyataan. Kenyataan bahwa anggota keluarga atau orang terdekat kita tidak seperti dulu. Seperti yang saya sampaikan, kelumpuhan akibat stroke tidak mudah disembuhkan. Banyak penderita harus menjalani hidup dalam kelumpuhan hingga akhir hayat. Maka, Anda harus menerima kenyataan ini. Optimistis memang perlu, tapi jangan mabuk dalam mimpi-mimpi indah.
Kedua
Berikutnya adalah mengajak penderita stroke untuk menerima kenyataan. Ini adalah hal tersulit yang pernah kami sekeluarga alami. Tidak ada orang yang siap menerima kenyataan bahwa tubuhnya mendadak lumpuh separuh. Bahkan sampai mengurangi kemampuan bicara. Bayangkan, hanya untuk menyapa, penderita stroke bisa kesulitan.
Hal ini terjadi pada eyang saya. Blio tidak terima bahwa dirinya harus mengidap stroke dan kelumpuhan. Blio selalu meronta saat dirawat di rumah sakit. Di rumah juga sama saja. Blio masih berusaha jalan tanpa alat bantu, berusaha naik kendaraan bermotor, bahkan berusaha bermain musik kembali.
Nah, peran keluarga sangat penting. Keluarga perlu meyakinkan penderita stroke untuk legawa. Untuk hidup dalam situasi yang jauh berbeda dengan saat masih sehat. Penerimaan terhadap kondisi baru ini penting, demi keamanan penderita stroke sendiri.
Ketiga
Yang ketiga, kondisi rumah juga harus beradaptasi. Seorang penderita stroke sangat rentan untuk terjatuh dan membentur perabotan. Tata kembali ruangan yang menjadi lingkup gerak penderita stroke. Seperti kamar, ruang keluarga, atau ruang tamu. Hindari meletakkan banyak perabotan pada ruang tersebut. Jika mungkin, kurangi ujung runcing perabotan dengan menutup ujung tersebut dengan gabus.
Usahakan pula lantai dalam ruangan tersebut tidak licin. Meskipun terlihat elok, lantai licin dapat menyebabkan penderita stroke terpeleset. Apabila kurang beruntung, stroke kedua bisa menyerang hanya karena terpeleset. Dan stroke kedua bukanlah sesuatu yang biasa saja. Umumnya, serangan stroke kedua memperparah kelumpuhan.
Keempat
Yang keempat, keluarga harus siap bekerja sama melayani penderita stroke. Kelumpuhan menyebabkan mereka tidak dapat hidup mandiri. Meskipun dipaksakan, penderita stroke tetap kehilangan banyak kemampuan untuk mandiri. Sebagai orang terdekat, maka tugas mereka adalah melayani pasien.
Saya akui, ini adalah bagian paling berat. Kehidupan yang adem ayem bisa menjadi kacau balau ketika anggota keluarga mengidap stroke. Anda perlu terbiasa untuk melayani penderita stroke. Meskipun mereka banyak menuntut, hanya kita yang sehat yang dapat membantu. Ingat, tidak ada lagi yang sama dengan sebelum stroke menyerang.
Kelima
Yang kelima, persiapkan alat kesehatan yang perlu digunakan. Hal mutlak yang harus tersedia adalah kursi roda dan/atau tongkat jalan khusus penderita stroke. Harga kedua alat tersebut memang mahal, namun penderita stroke sangat membutuhkan kedua alat tersebut. Saran saya, coba cari info dari sahabat perihal kursi roda. Syukur-syukur, Anda dapat pinjaman kursi roda.
Selain dua alat di atas, Anda bisa mempersiapkan alat medical check-up lain. Alat tes tensi serta tes gula darah bisa sangat membantu memantau kondisi penderita. Pispot juga sebisa mungkin disiapkan karena penderita stroke akan kesulitan jika kencing atau pup harus ke kamar mandi yang umumnya berlantai licin.
Keenam
Yang keenam, biasakan berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Usahakan sedikit banyak Anda memahami birokrasi rumah sakit. Komunikasi yang terbangun baik dengan rumah sakit akan membantu Anda dalam memantau kesehatan pengidap stroke.
Komunikasi juga membantu Anda memahami kebutuhan medis pengidap. Anda bisa menyiapkan obat dari dokter hingga melakukan pertolongan pertama. Dan Anda tidak terlalu panik saat pengidap stroke membutuhkan perhatian lebih.
Ketujuh
Yang terakhir adalah BERSABAR. Ingatlah, Anda harus beradaptasi dengan pola yang baru ini. Pengidap stroke sering meminta sesuatu yang aneh dan merepotkan. Sering kali permintaan tersebut terlalu rumit dan tidak penting untuk anggota keluarga. Namun ingat, Anda harus bersabar.
Bersabar dapat mencegah pengidap stroke terlalu terpuruk. Dan kondisi psikologis yang tertekan bisa berakhir dengan serangan stroke kedua. Anda harus memosisikan diri sebagai pengasuh bagi pengidap stroke. Sabar, ikhlas, dan tetap peka terhadap perubahan yang baru: menjadi keluarga dari pengidap stroke
Pasti, pengalaman tiap keluarga dan lingkungan selalu berbeda satu dengan yang lain. Namun, saya harap tulisan saya bisa memberi gambaran bagi Anda.
BACA JUGA Eit, Jangan Salah! Orang Kurus Juga Bisa Kena Stroke Lho dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.